Pelajaran berakhir dan semua siswa bergegas keluar kelas.
"Tia, lo mau ke ruang musik?"
"Iya, emangnya kenapa Rann?" Tiara masih sibuk membereskan buku-bukunya.
"Bareng yah," ucap Rann yang sudah siap keluar kelas.
"Oh ya Al, lo seperti biasanya kan pulang bareng Inay?" tanya Rann saat melihat Alika yang masih duduk dengan tenang. Alika memang sering keluar kelas paling terakhir karena tidak mau berdesakan dengan yang lain.
"Tenang saja, kalau kalian mau pergi, pergi aja duluan, gue nanti aja nunggu agak tenang."
"Ok." Rann menarik tangan Tiara keluar kelas. Keduanya berjalan diantara para siswa. Berjalan riang dengan sedikit dendangan kecil, satu bait yang terus diulang-ulang.
"Rann, Rann. Kalau cinta bilang aja kali." Tiara mendengus mendengar sahabatnya menyanyikan bait itu, bait yang dulu di nyanyikan Rey secara berulang-ulang saat Rann di rumah sakit.
"Rann ...."
Tiba-tiba terdengar seseorang memanggil dari arah belakang. Rann menoleh mencari sumber suara dari kerumunan siswa yang berlalu lalang, dan terlihat Rafly sedang melambaikan tangan kemudian berjalan kearahnya.
"Rafly, ada apa?" tanya Rann saat Rafly mendekat.
"Rann, lo mau ke ruang musik? Ntar pulangnya bareng yah. Kebetulan gue ada latihan basket, jadi bisa pulang bareng," ajak Rafly dengan gaya so manisnya. Emang manis sih.
Wajahnya yang hitam manis, ditambah lagi ada lesung Pipit yang menambah kemanisannya, sukses membuat para cewek gemes melihatnya.
"Sorry Raf, gue gak bisa. Gue mau pulang bareng Tiara udah janji nih," ucap Rann bisa menghindari Rafly. Rann tau ... dia tidak ingin di anggap tembok oleh Viona. Lagi pula, diantara mereka hanyalah sahabat.
"Tapi Rann kalau lo-" ucap Tiara yang dengan sigap Rann menginjak kaki Tiara dan memberikan tatapan mautnya pada Tiara.
"I-iya Raf." ucapan Tiara terputus-putus dan injakan Rann berhasil membuat gadis itu kesakitan.
"Oh ya Raf, kalau lo butuh temen, lebih baik lo ajak Viona deh," saran Rann. Rann ingin membuktikan kalau diantara keduanya tidak ada apa-apa dengan menyatukan mereka berdua, mungkin itu cara yang tepat.
Rann menarik tangan Tiara dan berjalan menjauh dari Rafly. Dia tidak ingin membuat Rafly berharap dan juga tidak ingin persahabatannya dengan Viona hancur.
"Rann Lo kenapa sih? kok aneh gini?" tanya Tiara yang bingung dengan sikap Rann.
"Gak papa. Gue cuma lagi males pulang bareng Rafly." Jawaban Rann sedikit tidak masuk akal karena keduanya tidak terlihat sedang ada masalah tapi Rann terlihat menghindari Rafly. Padahal keduanya adalah teman akrab.
"Ah ... lo gak usah bohong deh. Lo kenapa sih, diajak Rafly gak mau. Padahal biasanya juga bareng?" Tiara masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. Sementara Rann terus saja berjalan dengan mendendangkan satu bait lagu yang diulang-ulang sampai keduanya tiba di ruang musik.
*****
"Rann ...."
Dari parkiran Safna memanggil Rann yang masih berada di gerbang sekolah. Rann masih berjalan beriringan dengan Tiara. Sementara Safna tengah berdiri dengan Mey dan Anna diparkiran tepat di depan mobil Mey.
"Tadi siapa Rann?" tanya Mey.
Safna, Anna dan Meysha adalah teman satu kelas, kemanapun selalu bertiga. Kaya chipmunk aja deh. Hehehe, hayo siapa yang mau jadi Alvin??
"Kak David."
Ah Tiara, yang di tanya siapa yang jawab siapa. Tapi ya ... Tiara tau karena tadi pas dia turun dari angkot berpapasan dengan Rann yang turun dari motor David.
"Siapa lagi David?" tanya Safna antusias.
"Dari Rey sekarang ke David Rann?" cibir Anna.
"Eits ... jangan negatif thinking dulu. Kak David itu sepupu gue dari Solo, dia baru kemarin nyampe Jakarta, mau lanjutin kuliah katanyas," jelas Rann.
"Kirain Lo udah move on," sambung Mey yang menyenggol siku Rann.
Wajar jika hari ini Rann jadi pusat perhatian. Kenapa ...? karena untuk pertama kalinya Rann berangkat sekolah diantar David, cowok tampan dan cool. Ditambah lagi saat David merapikan rambut Rann yang sedikit berantakan. Walaupun David mengantar sampai depan gerbang tapi tetap saja banyak yang melihat mereka karena sekolah sudah ramai. Sebenarnya Rann malu dan risih, tapi biarlah gak papa. Sekali-kali, biar Rann bisa ngerasain punya kakak. Kan Rann anak tunggal.
Hari ini Rann tidak ke perpus atau ke rooftop sekolah saat jam istirahat. Dia lebih memilih kekantin. Entah mengapa hari ini mood Rann sedang tidak baik untuk pelajaran.
"Guys, kira-kira si tampan sudah ada yang punya belum yah?" tanya safna.
Lagi-lagi topik pembicaraan si tampan itu menyambut kedatangan Rann, Alika, dan Tiara, dan sialnya kelas Rann selalu mendapat jam istirahat yang terakhir walaupun terkadang hanya terlambat 1 atau 2 menit. Tapi kan tetap saja gurunya korupsi waktu, dan kita korbannya.
"Gue berani jamin dia masih jomblo," ucap Anna dengan Pd-nya.
"Lo serius An??" ledek Rann yang turut bergabung dengan mereka. Duduk disamping Viona.
"Duariusss,'' jawab Anna dengan entengnya, dan tawa gadis-gadis itupun langsung meledak saat melihat ekspresi Anna yang unyu-unyu gitu deh. Hehehe...
"Kenapa lo semua ketawa? gue serius nihhh, kemarin gue udah kepoin semua akun medsosnya. Dia gak ada tuh tanda-tanda punya cewek. Ya, walaupun hampir kebanyakan postingannya bucin-bucin maut gitu," jelas Anna menggebu.
"Tapi sayang gue gak terlalu tertarik sama dia, terlalu dewasa," ucap Mey.
ya ... memang biasa Mey lebih tertarik sama berondong imut-imut.
"Gue juga gak tertarik. Gue udah di tarik sama yang lain, ya gak Rann." Safna mengangkat sebelah alisnya dan membuat yang lain bingung.
"Di tarik? sama siapa??" Inay begitu antusias dengan tanggapan Safna.
"Ada deh," jawab Safna menyibak rambutnya.
"Siapa sih Rann?" Tiara jadi kepo dibuatnya.
"Tanya aja sendiri sama Safna, kalau dia aja gak mau kasih tau, lantas apa hak gue mengumbar?" jawab Rann kembali menyeruput jusnya.
"Udah deh. Perasaan dari tadi bahas cowok mulu." ucapan Willia membuat mereka saling memandang satu sama lain. Bagaimana tidak, sejak pertama duduk sampai sejauh ini dia hanya diam layaknya pendengar setia.
"Oh ya guys, tadi di kelas kita ada murid baru, cowok, lumayan tampan sih," ucap Mey mengingat kehadiran murid baru di kelasnya.
"Murid baru? kemarin guru baru sekarang murid baru. Besok gue bawa pacar baru kali yah biar lengkap.'' Rann mendengus mendengar kehadiran orang baru secara berturut-turut.
"Ck, kayak punya pernah punya pacar aja nih orok," cibir Tiara yang mendengar dengusan Rann.
"Tapi tampannya gak ngalahin si terlalu tampan kan?" ucap Tiara seraya menyenggol bahu Anna.
"Ya gak lah. Dia itu Mr.number one." Anna terlihat begitu terobsesi dengan pak Amir si tampan itu. Sampai-sampai baginya hanya dia yang paling tampan.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
SamRann
RomanceKisah tentang lika liku cinta anak SMA. Rann seorang pelajar dengan otak cerdas dan tawaran masa depan yang gemilang dengan gelimang harta keluarga. Ketika diawal Rann masuk dunia SMA, di pertemukan dengan seorang senior yang berhasil mencuri perhat...