Kring ...
Bel tanda istirahat Berbunyi dengan nyaringnya. Seluruh siswa bergegas keluar kelas. Keadaan seperti biasanya, begitu juga dengan Rann, Alika, dan Tiara mereka berjalan menyusuri koridor.
"Seneng banget tuh kak Rann pagi-pagi udah di sambut most wanted sekolah."
"Tukeran posisi dong kak."
"Gue juga mau kali."
Setidaknya itulah beberapa ocehan siswa yang disekitar koridor yang berhasil ditangkap oleh telinga ketiga cewek itu.
"Tunggu!" Tiara menghentikan langkahnya.
"Lo beneran Rann, disapa most wanted?? siapa tuh namanya?" tanya Tiara menginterogasi.
"Kak Azim," timpal Alika sekenanya.
"Emang kenapa? Udah biasakan?" jawab Rann cuek.
Bagi Rann itu hal biasa, karena Rann sendiri sudah sering mendapat sapaan dari Azim sang Wakil ketos karena Rann juga anggota OSIS. Mungkin adek-adek kelasnya saja yang terlalu berlebihan, atau memang mereka tidak tau Rann anggota OSIS.
"Iya juga yah. Lo berduakan sama-sama anggota OSIS, jadi hal kaya gitu udah biasa. Lagian lebay amat sih, tu para junior. Bikin gue ikut-ikutan aja." Tiara menyadari kekonyolannya yang terbawa suasana riuh koridor.
"Udah ah. Yuk ke kantin, lapar nih," ajak Alika.
Mereka kembali melanjutkan langkahnya menuju kantin dan seperti biasanya, teman-temannya sudah duduk manis disana.
"Na! Lo baneran? Gak boong lo?" tanya Safna tampak antusias.
"Ya benarlah! Masa gitu aja boong! Kalo gak percaya nih liat aja," jawab Anna seraya mengeluarkan ponselnya.
Hanya butuh kedipan mata semua teman-temannya mendekat penasaran. Ingin tau bagaimana si terlalu tampan merangkai bait-bait yang membuat Anna sampai melayang entah kemana.
"Guys ... udah pada pesen?" Alika bertanya pada mereka yang sudah lebih dulu nangkring di kantin.
Disini yang tidak tertarik dengan topik ini hanya Rann dan Alika. Rann masih berkelana dengan pikiran perjodohan itu, sedangkan Alika, entahlah, mungkin rasa itu masih ia simpan dalam-dalam. Sampai-sampai mendengar hal ini membuat dadanya sesak.
"Udah tadi, nitip sama mams," jawab Safna tanapa menoleh karena fokus pada ponsel Anna.
"Rann. Kenapa tu muka di tekuk? Padahal besok, kan lo gajian," Mey melihat aura berbeda dari Rann hari ini.
"Ya tuh, kenapa? Apa jangan-jangan, gajian lo di tunda lagi?" timpal Safna seraya mengangkat satu alisnya jail.
Setiap hari sabtu, di akhir pekan Rann akan mendapat jatah uang jajan. Untuk hal ini Rann tidak menutupinya dari teman-temannya. Karena itulah, kadang teman-temannya suka meledeknya.
"Gak, gue gak kenapa-kenapa, gue pesen dulu ya," jawab Rann seraya beranjak dari tempat duduknya dan berlalu.
"Tu anak kenapa Al? Kayaknya aura dinginnya keluar lagi deh," tanya Inay yang menyadari perubahan Rann.
"Gak tau gue. Tapi emang bener sih, nada bicaranya udah mulai dingin," jawab Alika sekenanya.
Rann berjalan menuju tempat antrian untuk memesan jajanan. Berdiri dan memesan secara bergantian karena hari ini kantin begitu ramai.

KAMU SEDANG MEMBACA
SamRann
RomanceKisah tentang lika liku cinta anak SMA. Rann seorang pelajar dengan otak cerdas dan tawaran masa depan yang gemilang dengan gelimang harta keluarga. Ketika diawal Rann masuk dunia SMA, di pertemukan dengan seorang senior yang berhasil mencuri perhat...