Bab 11 (Kenyataan)

10 10 2
                                    

Tinggalkan jejak kawan

Vote coment

Happy reading
***

Dan semua tentang Rey itu hanya sekedar kenangan dimasa lalu yang kini ku ingat kembali....


Rannia Krishna.

_______________


Rann melirik arlojinya, kedua matanya melebar saat melihatnya. Waktu istirahat tinggal 5 menit. Dengan cepat dia berdiri menarik tangan Alika dan bergegas kembali ke kelas.

Beberapa bulan berlalu, setelah Rey pergi jauh tanpa kabar apapun. Rann berusaha berdiri tegak kembali, melangkah meraih cita-cita yang telah di rajut sejak lama. Bersama 8 sahabat karibnya yang selalu setia menemani.

Kali ini Rann bukan hanya aktif di ekskul musik tapi Rann juga telah bergabung di kepengurusan OSIS, dan ya, di kelas XI ini ada sedikit perbedaan. Dimana Rann hanya satu kelas dengan Tiara dan Alika tanpa Viona.

Dikelas Xl ini Rann mulai sering unjuk diri. Dia mulai aktif di berbagai kegiatan sekolah. Tak jarang, untuk mengisi waktu luangnya Rann berlatih basket dengan Rafly. Mereka sering terlihat berdua di lapangan. Banyak cewek-cewek yang berbicara ini itu tentang mereka, apalagi para cewek penggemar Rafly sang Ketua basket sekolah.

Hari ini pelajaran berakhir dengan cepat karena jam pelajaran terakhir kosong. Semua anak bersorak gembira. Banyak yang langsung menyusun rencana untuk mengisi waktu luang. Ada yang ke mall, ada yang keperpus juga ada yang secepat kilat menggandeng pasangannya kepojok untuk berduaan.

Alika pergi ke perpus dengan beberapa temannya. Tiara ke ruang musik, sementara Rann justru pergi berlari ke kelas sebelah, mencari Rafly. Dilihatnya Rafly yang sedang membereskan buku-bukunya. Viona yang melihat Rann langsung menghampirinya, karena Rafly satu kelas dengan Viona, Safna, Meysha, dan Anna.

"Rann, ada apa?" Viona mendekati Rann yang tengah berdiri di depan pintu kelasnya.

"Gak Vi, cuma mau ketemu Rafly."

Rann menunjuk Rafly yang masih sibuk membereskan bukunya, sementara keadaan kelas hampir sama dengan kelas Rann yang berisik layaknya kapal pecah. Viona berlalu meninggalkan Rann. Rann tak mengerti, karena tidak biasanya Viona bersikap dingin padanya.

Rafly mulai melangkah mendekati Rann sesaat setelah Viona menepuk bahunya dan menunjuk pada Rann yang berdiri di depan pintu.

"Rann, ngapain disini?" Rafly mengernyitkan dahi, bingung dengan kedatangan Rann.

"Mau nagih utang 100 juta," jawab Rann asal.

Rafly terkekeh mendengarnya, selera humor Rann lumayan juga.

"Gak lah. Mau ajak lo main basket, bisakan?"

"Boleh." Raafly menarik tangan Rann dan melangkah meninggalkan kelas.

"Lo gak ke ruang musik Rann?" tanya Rafly ditengah asyiknya bermain basket.

"Nanti aja kalau ini udah selesai," jawab Rann yang masih terfokus pada bolanya.

"Selesainya kapan?" ledek Rafly yang melihat Rann begitu antusias.

"Jangan bilang, lo udah gak tertarik lagi sama ekskul musik, gara-gara udah gak ada Rey," tebak Rafly.

Seketika Rann menghentikan langkahnya dan menatap Rafly dalam-dalam.

"Sorry-sorry ... gak maksud menyinggung kok." menyadari ucapannya sendiri dan tatapan Rann yang berbeda, Rafly berusaha menenangkan suasana. 

SamRannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang