Bab 21 (kabar macam apa?)

7 8 2
                                    

Jangankan bisnis, sesama kasih sayang yang tak di harapkan saja gue gak akan pernah sudi.


Rannia Krishna

_______________











"Bell, ada hal penting yang harus papa sampaikan sama kamu," ucap Krishna membuka ketegangan di meja makan itu. Rann hanya diam tanpa niat menyahut.


"Papa sudah putuskan-" Krishna kembali berhenti takut-takut jika salah bicara. Sedangkan Rann hanya menatap datar dengan aura dingin tapi masih berusaha mendengar.


"Papa akan jodohkan kamu dengan anak teman papa." Susah payah Krishna berucap, berusaha agar tak ada yang tersinggung. Karena dia tau, Rann sedikit sensitif dengan hal ini.


Rann menghentikan kegiatan makannya, meletakkan sendoknya pelan. Menatap Krishna dengan tatapan datar tanpa berucap.





David begidik ngeri melihat tatapan sepupunya itu, sementara Nia bingung sendiri harus bagaimana. Perang dingin akan segera di mulai. Nia tau Rann menolaknya. Sikap Rann sudah menjawab semuanya namun Krishna masih tetap keras membujuknya.


"Bell, niat papa baik. Papa cuma ingin kamu mendapatkan yang terbaik, dia anak teman papa. Dia masih sekolah, bahkan satu sekolah sama kamu," jelas Krishna.


Rann masih tak habis pikir dengan keputusan papanya itu, bagaiman bisa dikatakan baik jika orang itu saja masih anak sekolahan.


"Papa harap kamu menerimanya. Ini-ini tidak akan langsung terjadi akad nikah, ini hanya pengenalan dulu sayang." Krishna bingung harus dengan cara apa lagi dia menyampaikan hal ini. Jika respon dari Rann hanya diam dengan wajah datar.


"Siapa pihak ketiganya, Pa?" Rann akhirnya membuka suara.


Rann tau, papanya tidak mungkin memutuskan hal sebesar ini tanpa dorongan orang lain. David dan Nia hanya melongo tak percaya dengan apa yang dilontarkan Rann. 





"Tidak ada! Tidak ada orang ketiganya sayang," jawab Krishna dengan sedikit rasa gugup.


"Papa kurang ahli dalam bersembunyi, Pa," ucap Rann dengan senyum sinis dan tatapan tajamnya.


"Baiklah, ini saran dari om Surya." Krishna menyerah namun Rann tetap diam tanpa respon.


"Tapi Papa juga yakin ini yang terbaik, dan dengan ini kita juga bisa lanjutkan bisnis kita sayang, bisnis kita bisa lebih baik lagi sayang," ucap Krishna memantapkan.


"Bisnis??" Rann tak percaya alasan di balik perjodohan ini.


"Issabell putri tunggal Papa, dan Papa mau tukar Issabell dengan bisnis?! Dengan perusahaan?! Dengan uang? Papa tau kesalahan papa?" tanya Rann dengan nada dingin dan tatapan tajam menusuk.


Rann berlari ke kamarnya meninggalkan semua orang diruang makan. Hatinya hancur. Entah apa yang ada dalam fikiran papanya sampai-sampai berbuat hal seperti itu.





*****





Pagi ini Rann bangun lebih pagi. Rann bergegas kekamar mandi, setelah itu, ia dirikan sholat subuh, menadahkan tangan berserah pada yang kuasa.


         

Selesai sholat, Rann langsung bersiap ke sekolah. Mengenakan seragam dan mempersiapkan peralatan sekolah lainnya. Rann memesan taksi online untuk mengantarkannya, untuk kali ini Rann tidak ingin diantar David.


SamRannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang