Bab 16 (Jingga)

11 10 2
                                    


Hidup butuh sedikit perubahan yang menantang Bell.

Kak David

____________

           

Mungkin sekarang Rann harus terbiasa dengan David. Terbiasa untuk diantar David yang hanya sampai  gerbang bukannya parkiran.


Terbiasa dengan David yang akan merapikan rambutnya yang berantakan. Dan terbiasa dengan Pandangan aneh para siswa yang melihatnya.


Setidaknya itulah sedikit kebiasaan Rann setelah kehadiran David di sekitarnya. David adalah anak dari kakaknya Krishna, ayahnya Rann. David datang dari Solo untuk melanjutkan pendidikannya.


Karena Rann dan David sudah dekat sejak kecil, jadi untuk tinggal satu rumah rasanya bukan masalah yang cukup besar.


Rann berjalan ke area sekolah. Berjalan diantara para siswa yang sudah ramai memasuki area parkiran. Seperti biasanya, David selalu tiba di saat sekolah sudah mulai ramai. Karenanya, Rann harus terbiasa dengan apa yang terjadi.


Semenjak kehadiran David, Rann jadi jarang berangkat bareng Tiara, tapi Tiara memakluminya. Sungguh sahabat yang pengertian. Hehehe


Rann berjalan menuju koridor, langkahnya terhenti saat mendengar seseorang melantunkan bait lagu itu lagi. Lagu yang hanya pernah dia dengar dari Rey dan dirinya sendiri bahkan sahabatnya tidak ada yang melantunkan lagu tersebut walaupun tau tentang lagu itu.


Rann menoleh kesana-kemari mencari sumber suara di antara kerumunan para siswa yang juga sedang berlalu-lalang di koridor.


Rann terus saja berjalan mengikuti sumber suara tersebut hingga akhirnya langkahnya terhenti di depan sebuah kelas. XI IPA 3, itulah tulisan yang tertera disana.


Setelah Rann berusaha mengikuti sumber suara itu tapi tetap saja Rann tidak tau siapakah yang melantunkannya.


"Ah sial! Siapa lagi, pelantun misterius itu? Kok ngilangnya pas di depan kelas Viona sih?" Rann berdecak kesal karena tak kunjung menemukan orang itu.


"Aduh, udah jam segini lagi. Mana pr-nya masih kurang satu nomor." Rann mendengus saat melihat arlojinya.


Bel masuk kurang 5 menit, Rann harus sampai di kelas dengan cepat jika tidak ingin mati konyol hanya gara-gara pr satu nomor.

       

Rann bergegas kembali ke kelas, namun langkahnya terhenti saat dia melihat seseorang di depan sana. 


"Kak Jingga," ucapnya lirih.


 Jingga adalah cewek kelas Xll, kakak kelas Rann yang selama ini di ketahui mengejar-ngejar Rey. Bahkan, Jingga pernah secara terang-terangan mengungkapkan perasaannya di depan umum usai pertandingan basket.


Namun secara mengejutkan, Rey menolak jingga dengan kata-kata yang cukup menyakiti. Walaupun kata singkat tapi menyakitkan.


Jingga memang terobsesi pada Rey. Jingga juga mengetahui kedekatan Rey dengan Rann. Tapi untungnya di agak sedikit bijak. Kemarahannya hanya akan meluap jika dia berhadapan langsung dengan Rann. Jika tidak, dia tidak akan bertindak bodoh dengan mencari Rann.


Dia memang sedikit bijak, tapi tetap saja sakit. Hatinya masih berhasil menguasainya sehingga jika dia bertemu dengan Rann api kemarahan itu akan meledak dengan besarnya.


Karena itu, kali ini Rann berusaha menghindarinya. Dia takut jika Jingga melihatnya maka akan terjadi perang sekolah. Tenang aja bukan perang dunia kok.


SamRannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang