Usai makan malam, mereka kemudian kembali ke kamarnya Rann, di lantai dua. Mereka kembali melingkar bersiap untuk bermain dengan kegilaan mereka.
"Guys, main TOD yuk," ajak Mey, yang lain hanya mengangguk setuju.
"Wait!!! tunggu-tunggu!" Anna heboh saat teringat sesuatu.
"Nih, kumpul-kumpul gini, gak ada snacknya gitu?" Ucapan Anna sukses membuat yang lain melongo.
"Kayaknya bener tuh, Na" timpal Alika saat sadar dengan hal itu.
"Iya deh, iya, maunya apa?" Rann yang merasa tersindir akhirnya angkat bicara.
Semua saling mengusulkan apa yang diinginkan. Setelah selesai berunding kemudian Rann keluar dari kamar, hendak pergi ke mini market terdekat.
Saat tepat di depan kamar David, terbesit dalam fikirannya untuk mengajak David keluar menemaninya.
Rann mengetuk pintu kamar David, dan tak lama kemudian pintu mulai terbuka sedikit. Terlihat seorang cowok berdiri di balik pintu dengan hanya sebagian badan yang nampak.
"Woi, siapa Vid?" terdengar suara cowok dari dalam kamar.
"Ade gue," jawab David yang masih menatap Rann.
Rann mengangkat kedua alisnya, kemudian David membuka lebar pintu kamarnya, tanda jawaban dari pertanyaan Rann.
Terlihat seorang cowok yang sedang duduk menghadap laptop dan seseorang lagi tengah berbaring di kasur sedang bermain ponselnya.
"Kak Dafa," ucap Rann saat memandang seseorang berjalan mendekatinya.
"Rann, lo?" ucap Dafa heran dengan keberadaan Rann di rumah ini.
"Kalian udah saling kenal?" tanya David yang tak kalah bingung dengan keadaan itu.
"Dia kakak kelas Issabell, kak." Rann menjawab saat tatapan tajam David seakan mengintimidasi dirinya.
""Vid, kenapa lo gak bilang sih, kalo ade lo itu Rann, kan gue bisa sekalian jalanin misi," Daffa berdecak kesal.
"Misi apa maksud lo?" tanya David tak mengerti.
"Udah ah, kak. Gak usah bahas itu, nih mending tolongin Issabell" ucap Rann seraya menyerahkan catatan dari teman-temannya.
"Apaan ni Bell??" David membolak-balikan kertas tersebut.
"Itu catatan barang-barang yang akan di beli. Awalnya Issabell mau beli sendiri, tapi ini kan sudah malam, jadi Issabell rasa, kaka aja deh yang beli," Rann menyerahkan 2 lembar seratus ribuan. Dengan ragu, David menerima uang dari Rann.
"Thanks kak."
Rann kembali ke kamarnya tanpa mempedulikan respon David.
"Ada-ada aja ya, ade lo," ucap Dafa masih samar-samar terdengar di telinga Rann.
Rann membuka knop pintu kamarnya dan mendapati teman-temannya masih dalam keadaan semula.
"Mana snacknya? Kok gak bawa apa-apa sih?" pertanyaan Safna menyambut kedatangan Rann.
"Kak David yang beli, udah ah, main aja," jawab Rann kemudian turut bergabung dengan mereka.
Mey mulai memutar botol parfum Rann sebagai media untuk permainan. Botol masih berputar dengan cepat yang lambat laun mulai berhenti tepat menunjuk ke arah Mey.

KAMU SEDANG MEMBACA
SamRann
RomansaKisah tentang lika liku cinta anak SMA. Rann seorang pelajar dengan otak cerdas dan tawaran masa depan yang gemilang dengan gelimang harta keluarga. Ketika diawal Rann masuk dunia SMA, di pertemukan dengan seorang senior yang berhasil mencuri perhat...