Bab 23 (pindah)

9 8 2
                                    





"Rann. Lo kenapa sih?" tanya Alika setelah keduanya duduk disalah satu bangku.


Inilah mereka, di dalam perpustakaan. Duduk di salah satu meja, berada diantara anak-anak rajin yang sedang meluangkan waktunya untuk membaca.


Setelah menikmati kejadian dikantin, dengan sigap Alika menarik Rann dan mengajaknya ke perpus untuk menenangkan diri. Alika sadar akan perubahan sikap Rann sejak tadi pagi itu bukan tanpa sebab.


"Gue gak papa," jawab Rann dingin.


"Huh, masih aja sembunyi" sinis Alika.


"Gue tau lo Rann, percuma lo sembunyiin tetep aja gue tau! Kenapa sih Rann, lo gak mau terbuka? Setidaknya sama gue kalo emang lo gak mau ke yang lain, ke semuanya, gue disini! Gue siap buat jadi pendengar, gue siap bantu sebisa gue!" ucap Alika dengan tatapan lurus tajam menyimpan kekecewaan.


Rann menghela nafas kasar, ada rasa sesak di dada, ingin sekali meluapkan apa yang ada di hati, tapi ntah apa yang mencegahnya.


"Jujur aja Rann, hari ini gue liat Rann yang lama, Rann yang mudah marah, Rann yang dingin, Rann dengan tatapan tajam walaupun matanya sembab."


"Jangan kembali Rann. Jangan sia-siakan 1 tahun yang telah lewat, kita sudah berusaha selama setahun ini, bahkan tak seorangpun yang tau masa lalu kita,"


"Bad girl sekolah, dan mereka semua liat sekarang hanyalah sekumpulan cewek biasa yang tak menampakkan hal menonjol kecuali pemikiran," jelas Alika dengan nada kecewa.


Rann dan teman-temannya adalah Bad girl sekolah SMP-nya dulu. Namun, setelah memasuki SMA mereka sepakat untuk menghilangkan sifat-sifat itu.


Mereka berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, dibawah arahan Alika, mereka berhasil melewati setahun di kelas X dengan baik, dan yang ditunjukkan hanya skil berprestasi.


Apalagi Alika yang selalu mendapatkan paralel satu sejak dulu dan notabenya sebagai putri dari seorang ustad.


Jadi tentu saja, orang-orang hanya melihat mereka dengan prestasinya tanpa mengetahui kenakalan mereka.


"Gue gak tau harus mulai dari mana Al?" Rann mulai membuka suara dan tampak berfikir sejenak, sementara Alika dengan setianya mendengarkan.


"Gue di jodohin," ucap Rann berat.


"Apa! Lo di jodohin!?" mata Alika terbelalak kaget.


"Ya, gue di jodohin sama anak teman papa," tatapan Rann lurus nampak hanya ada kekosongan.


"Katanya sih dia satu sekolah sama kita. Dan hal yang bikin gue tambah nyesek lagi, gue di jodohin dengan alasan bisnis." Rann menjatuhka kepalanya di meja.


"Lo tau? dalang di balik semua ini adalah om Surya, adiknya Papa." Rann mendongak menatap Alika.


"Gila!! Gue gak percaya Rann, bisa-bisanya anak di tukar bisnis." Alika geleng-geleng kepala.


"Terus lo-nya gimana?" tanya Alika memastikan.


"Ya gue tolak lah! Mana mau gue di tukar sama bisnis!" jawab Rann dengan nada sedikit tinggi.


"Lagian, apapun yang terjadi, gue gak akan pernah mau di jodohin, emangnya siti Nurbaya apa?!". 


"Tapi lo tau siapa cowoknya?" Alika jadi antusias dan penasaran dibuatnya.


SamRannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang