4

3K 336 28
                                    

...
"nih" ashel meletakkan segelas susu di depan zee. Mereka sedang duduk berdua di meja makan karena papi mami ashel yang lagi-lagi tidak di rumah.

"thanks chel"

"mami cuma ninggalin ini tadi, kamu mau aku masakin yang lain nggak?" tanya ashel yang duduk di depan zee. Di depan mereka ada sepiring ayam goreng, saos sambal dan nasi.

"nggausah, i like chiken" balasnya sambil menggigit satu potong.

Ashel dan zee menikmati makan malam mereka sesekali mengobrol singkat tentang topik yang ringan-ringan.












"eh chel, kemarin papah bilang dia habis buka wisata baru" ucap zee dengan dua tangan yang memisah-misahkan antara daging dan tulang. Begitu juga dengan ashel.

"oh iya? Wisata apa"

"sungai buatan yang di sana itu loh chel, yang padat penginapan. Papah naruh beberapa perahu buat pengunjung yang mau naik. Jadi mereka bisa ngliterin sungai gitu."

"aaa, i see. Kamu udah kesana?"

"belum lah, ini aku mau ajak kamu"

"hm. boleh deh ayok! Pengen liat juga aku"

"besok siang ya chel, pagi aku mau pulang dulu. Ngasih makan lion (kucing adzizi)"

"sokay, atur aja"

Mereka kembali pada makanannya.



















"udah belum?"

"udah, nih!" ashel memberikan piring kotornya agar zee mencucinya. Dia mengambil ayam dan sambal yang tersisa lalu menyimpanya di lemari dapur.

"ke ruang tv dulu ya zee" pamit ashel sambil berjalan. Zee membalasnya dengan deheman kemudian ikut menyusul dan menemani ashel menonton kotak ajaib itu.

Ashel bersandar di bahu zee dengan tangan yang memainkan jari-jari gadis itu. Sedangkan zee memainkan hp ashel dengan tangan yang satunya. Jujur saja dia jarang sekali atau hampir nggak pernah membawa hp nya sendiri keluar rumah.

Cukup lama dalam posisi seperti itu, zee pun merasakan berat di bahunya. Suara nafas ashel yang teratur menandakan dia sudah tidur.

Zee meraih remot di samping ashel dengan hati-hati lalu mematikan tv itu. Dia mengangkat kepala ashel perlahan lalu berdiri hendak menggendongnya.

Ashel yang merasakan pergerakan sedikit menggeliat lalu membuka tipis kelopak matanya susah payah.

"mmmhh" gumam ashel merentangkan tangannya ke depan lalu menutup matanya kembali.

Zee pun segera mengangkat tubuh itu lalu menggendongnya seperti koala. Tangan ashel menggantung lemas di pundak zee dan menyembunyikan wajahnya di leher itu. Sementara kakinya melingkar di pinggang zee dan di tahan oleh dua tangan yang menopangnya.

"zee" gumam ashel mengeratkan pelukannya.

Zee pun mengelus rambut dan punggung ashel agar sahabatnya ini merasa nyaman. "ssstt.. Tidur lagi ya putri" bisik zee lembut.

Setelah merasa tak ada pergerakan lagi, zee membawa gadis dalam pelukannya itu naik menuju kamarnya di lantai dua. Dia membaringkannya di sisi kiri ranjang dan zee di sebelahnya masih sibuk dengan game yang dia download di ponsel ashel.

Malam semakin larut, zee belum juga melepaskan atensinya dari game itu.




















"zee" panggil ashel parau. Zee menoleh mendapati ashel yang tidur menyamping menghadap dirinya dengan mata yang terbuka.

"kenapa chel, haus kah?"

mate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang