20

2.4K 286 44
                                    

Sragh
Bugh

"aww...hiks"




















"beruntung lu ada si chika!!"
"numpang tenar doang makin-makin lu gua liat!"

"kagak tau malu lu emang!!"

Byurrrr

"hahaha, mampuss.. Rasain tuh basah! Beli baju baru lagi sono"

"lahh, kopsis tutup ga si hari ini??"

"eh iya ya, hahaha. Biarin lah, biar masuk angin sekalian kek tikus kecebur got"

"tikus gak tuh! Pas banget si"
"cocok! Setuju gua"

Gadis yang basah kuyup itu menangis sesenggukan di bawah kaki tiga orang yang menindasnya. Dia tak bisa membantah, karna sekali dia mencoba membalas, rasa sakit yang dia terima akan lebih dari ini.

"ngapain lo!"

Sragh

"ahhh, s-sakitt....hiks sakitt" dia meringis mengencangkan tangisnya merasakan rambut panjangnya di tarik begitu kuat sampai terasa rontok dan hampir botak. "s-sakit... Plis stop, Apa lagi yang kalian permasalahin?"

"apalagi?? Sadar loh tiap hari bikin masalah? Hah!!"

Menggeleng, dia hanya bisa menggeleng.

Karna selama ini juga dia tidak pernah merasa melakukan kesalahan apapun. Semua yang mereka tuduhkan adalah sebuah asumsi yang mereka buat-buat sendiri.

"BANGUN!!" lengannya di tarik begitu kasar.

Plakkk
Satu tamparan mendarat di pipinya.

"gak berasa itu anjir!"

Plakkkk

Tamparan lebih keras mendarat di titik yang sama. Darah pun mengucur deras di sudut bibir itu.

"awhh...hiks"

Sett

Dagunya di cengkram dengan satu tangan. Gadis tak bersalah itu jadi mendongak dengan tatapan tajam pada eksekutornya.

"gua peringatin kesekian kalinya sama LO! JAUHIN ADZIZI GUE, ANJINGG!!! Jan mentang-mentang lu bisa berlindung di balik badannya chika dkk lu jadi ngelunjak sama peringatan gua!"

Sragh

Satu jambakan lagi hadir dari tangan lain.

"lu cakep! Tapi gausah sok cakep apalagi berani nerima si haris inceran gue!! SADAR LO ITU CUMA TIKUS! TIKUSS!!! GAUSAH NGAREP LU BISA JADI PUTERI DISINI"

Krakh

Tangan lain menarik kencang kerah seragamnya. Satu kancing atas terlepas saking kuatnya.

"kita nahan ini dari kemaren karna lo bareng terus sama geng chika! Sekarang kesempatan kita buat habisin lu!! Lu tau? GUA MUAK SAMA ORANG SOK NGARTIS KAYAK LU"

Sett

Entah keberanian dari mana, gadis itu mencengkram pergelangan yang bertengger di kerah bajunya. Matanya memerah antara menahan amarah dan juga tangis. Dia harus berani hari ini, dia harus menghentikan semua ini. Sudah cukup dia di hukum atas kesalahan yang tak pernah dia perbuat. Baginya, manusia-manusia ini adalah tikus yang sesungguhnya.

"emang kalau ada kak chika kenapa? Kalian gak brani??!"

Cengkraman di dagunya di perkuat, gadis malang itu semakin mendongak.

"brengsek!! Berani jawab lu HAH??"

"kenapa enggak?" senyum smirk nya di munculkan. "udah cukup aku diam selama ini, kalian semua pecundang!!"

mate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang