37

3K 309 33
                                    




Ting

Lift terbuka.

Zeeshel keluar melalui lorong lantai kamarnya.














Terlihat dari kejauhan, ada yang berdiri di depan pintu..





































"ci celine?"

Yang di panggil menoleh. "shel, zee"

Dua gadis itu mendekat menghampiri seseorang yang sangat di kenalnya.

Taptaptap

"ciciiiii" ashel menubruk tubuh itu memeluknya erat. "ci celine dari mana aja sii"

Celine membalas pelukan itu dengan usapan. Senyumnya benar-benar menenangkan.













*punya author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*punya author






"dari sini aja, hihi"

"boong.. Kangen tauu" ashel mengeratkan pelukan itu.

"masuk dulu ci, gaenak banget ngobrol disini" timpal zee. Ashel jadi mengendurkan rangkulannya.

"iya ci, masuk dulu yuk!"

Celine mengangguk. Dia berjalan dengan pinggang yang masih di rengkuh tangan ashel.

Zee membuka pintu lebih dulu, melangkahkan kaki ke arah sofa.

"sini ci" panggilnya pada celine. Ashel memutar kaki ke arah dapur.

Duduk di depan zee, celine mengambil bantal sofa dan menaruhnya di pangkuannya.

"apa kabar ci?" tanya zee basa-basi.

"baik zee"

"cici kemana aja? Lama banget rasanya ga liat cici"

"ada lah, cici selesaiin tugas dari papinya non shelma dulu"

"mmm. Yang soal kasus itu ya?" yang di maksud zee adalah kasus tiga orang yang mengeroyok ashel.

"iya"

"jadi gimana soal mereka? Udah beres?"

Angguk-angguk, "memang itu salah satu yang pengen cici bilang.. Mereka udah di hukum bahkan udah resmi di keluarin dari sekolah. Jadi kamu bisa tenang-tenang aja sama ashel tanpa perlu hawatir mereka akan kembali lagi"

"oiya? Jadi mereka dimana?"

"yang jelas nggak disini. Mereka nggak akan bisa masuk ke negara ini lagi"

Adzizi puas mendengar itu. Tidak sia-sia jika celine harus menghilang selama ini.

"tapi tadi cici bilang salah satu? Berarti masih ada yang mau cici sampein?"

mate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang