27

2.7K 314 26
                                    

...
Sudah 2 hari ashel bangun tapi adzizi belum kunjung sadar. Selama itu pula, ashel terus berada di samping zee. Bahkan dia hanya kembali ke ranjangnya jika sudah watunya tidur. Selebih itu, dia menghabiskan waktunya dengan duduk menatap zee dalam diam.

















 Selebih itu, dia menghabiskan waktunya dengan duduk menatap zee dalam diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"lama banget sih zee, aku udah bisa jalan tau nggak!" umpatnya. "Kata papih, aku harus bebas dari tongkat ini biar bisa dorongin kursi rodamu. Tapi kamunya malah gak bangun-bangun.. Curiga aku, nanti kamu pake kursi roda bukan karena luka tapi karena pinggangmu sakit kelamaan tidur"

Inilah kebiasaan ashel akhir-akhir ini, daripada memuji-muji zee atau membicarakan yang baik-baik tentangnya, ashel lebih memilih maki-maki anak itu untuk menghibur diri sendiri.

Ashel kesal, dia sudah pengen-pengen bangett meluk zee nya, tapi dalam posisi seperti ini, gimana caranyaa.. Perutnya sendiri saja masih sakit kalo di pake nunduk, ditambah lagi ini tongkat ganggu banget kalo jalan. Ya walaupun ashel sering jatoh si kalo gak pegangan, tapi kan capekk pingin jalan normal.

"zee ih! Dua hari aku ajak ngobrol kamu kenapa diem aja si, kenapa gak baless!! Aku marah tau nggak! Demi apapun akan ku injek kakimu nanti biar penyet sekalian!"

"sheell.." tegur veranda. Di kamar itu memang masih ada keynan dan istrinya. Sedangkan cio shani pulang dulu mengurus pekerjaan.

"kamu itu sakit aja sempet-sempetnya bikin aku kesel zee.. Tau nggak berapa kali aku kena amuk? Banyak! Bangun nggak sekarang! Bilang sama mereka kalo emang kamu yang salah dan ga ada yang boleh marahin aku"

Venal hanya bisa geleng-geleng, mereka yakin kalau posisi dua anak itu di balik juga situasinya akan tetap sama. Satunya diem, satunya ngedumel.

"zee..." ashel menurunkan intonasinya. Gadis itu mulai menekuk bibir kebawah hampir menangis. Veranda yang melihat itu mulai menghampiri.

"udah? Capek?" tanyanya lembut mengusap punggung anaknya. Ashel malah menjatuhkan kepalanya pada kasur.

"zee kapan bangunnya si mii.." kepala ashel miring menatap zee membelakangi maminya. Tangan itu masih bertaut erat dijadikannya bantal kepala.

"kamu ngantuk ya sayang? Tidur yuk" jika anaknya mulai merengek seperti ini, veranda bisa menebak gadis itu mulai berat membuka mata.

"gamauu, mau zee"

"shell, kamu udah seharian loh duduk disini.. Nanti ga sembuh-sembuh" bujuk ve masih berusaha.

"gamau mamii, ashel mau pegang tangan zee terus.. Ashel gamau nanti kalo tangan zee gerak ashel gatau"

"shell.. Ga boleh gitu sayang.. Adzizi pasti marah nanti kalau sampe dia yang sembuh lebih dulu dari kamu. Kan luka zee lebih banyak"

"tapi gamau mi gamau.. Ashel mau gini aja sama zee, ashel mau tidur sama zee"

mate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang