Di muka gedung apart ashel, haris benar-benar sudah berdiri disana dengan mobilnya. Dia duduk di kap depan dan menundukkan kepala memainkan ponsel. Ashel yang datang bersama zee bisa menebak bahwa haris sudah menunggunya sedari tadi.
"hai kak, lama ya" sapa ashel yang membuat haris mendongak. Baru saja menarik nafas hendak menjawab, zee sudah lebih dulu bersuara..
"sori bang, lu balik aja!"
Mendengar itu haris mengernyit bingung, siapa dia batinnya.
"udah kak gausah di dengerin, berangkat yuk!"
Haris kembali mengalihkan atensinya pada ashel. Saat hendak buka suara, ada sesuatu yang menarik perhatiannya..
"chel sudut bibir kamu kenapa?"
Deg
Adzizi jadi ikut menoleh.
Di tempat yang disebut haris tadi, terdapat bekas lebam kebiruan yang entah penyebabnya apa.
"chel ini kenapa??" tanya zee panik, meraih pundak ashel untuk menghadapnya. Ashel jadi tersenyum getir. Udah semalaman loh zee aku sama kamu, batin ashel dalam hati. "chel jawab!!"
"kamu baru nyadar zee? Semaleman kita bareng loh, bahkan sejak siang kemaren kita ketemu" akhirnya hati ashel tersuarakan.
Zee jadi menatap bersalah, dia benar-benar tak melihatnya semalam. Dia nggak memperhatikan ashel sebegitunya.
"udah, ini belum di obatin ya?" tanya haris yang melerai suasana panas itu. Ashel hanya menjawabnya dengan anggukan. "pasti karna belum di obatin jadi luka nya membiru, kalau temen kamu nggak liat kemarin berarti wajar karna belum separah ini"
Ucapan haris benar-benar lembut, ashel berhasil tersenyum karena itu. Walau sangat tipis.
"iya emang harus nunggu parah dulu baru bisa di lihat" ucap ashel tenang yang entah kenapa terasa menusuk bagi adzizi.
"yaudah aku obatin ya!" tawar zee mengabaikan pikirannya.
"nggak usah, kak haris yang mau obatin aku" zee jadi menoleh ke si pemilik nama, "iya kan kak?"
Haris hanya menampilkan senyum damai dan kembali menoleh ke arah zee.
"iya teman kamu biar saya yang obatin"
"tuh kan!"
Zee kesal, muka nya tak terkontrol kali ini.
Dia memang tipe orang yang buruk dalam mengendalikan ekspresi.
"yaudah berangkat yuk! Kamu bareng juga kan?" tanya haris pada teman ashel.
"enggak kak, dia bawa mobil sendiri. Pulang sekolah ga bisa nganter pacarnya kalo bareng nanti" ashel yang menjawab. Sedangkan zee menatap tak habis pikir pada ashel. Like Whatt? Kenapa dia bisa ngomong kayak gitu?
"yaudah yuk udah siang" haris membuka pintu kirinya untuk ashel. Tanpa pamit pada zee, ashel langsung masuk begitu saja.
"duluan ya" ramah haris.
Zee tak menjawab. Dia masih menatap nanar ke arah kaca jendela ashel yang menampilkan wajah itu dari samping. Benar-benar seperti tak ingin melihatnya.
Mengabaikan itu, haris berlari kecil untuk memutar dan masuk ke jok kemudi.
Tin tinn
Mobil pun berjalan meninggalkan adzizi yang berdiri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
mate (END)
Teen Fiction"sayang achel banyak banyakk!!" "aku juga sayang kamu, sebagai sahabat!" "cantik!" "siapa yang cantik zee?" - - • include gxg, kekerasan dan kata-kata kasar INGAT!! kalian sedang berada di dunia orenn -_-# Selamat membaca..