10

2.4K 273 19
                                    

...
Satu minggu setelah kejadian di kantin siang itu, zee baru berani berbicara serius dengan ara.

Setelah cukup lama bergulat dengan pikirannya, dia mantap untuk memperjuangkan fiony. Sekalipun itu artinya dia harus merebutnya dari sahabatnya.

Tapi tetap dengan cara yang keren, dia harus tetap meminta izin pada ara. Terlepas dari di izinkan atau tidak, yang penting adzizi lega dulu.

...
"AHAHAHA, sumpah zee lu suka sama fiony? Hahaha" tanya ara di sela tawa nya. Dia susah sekali menghentikan sesuatu yang menggelitik perutnya saat zee mengatakan bahwa fiony adalah pacarnya dan ingin merebut fiony darinya.

"k-kok lu ketawa si, ada yang lucu?" tanya zee masih dengan raut seriusnya. Ara yang melihat itu jadi ikut merubah ekspresinya meski sulit.

"ekhm" dehemnya menetralkan wajah, kali ini dia siap menyeimbangi zee. "pertama, Lu gak bisa rebut fiony dari gue! Kedua, Gue gak bakal biarin lu ambil dia dari gue! Ketiga, kalo lo suka sama dia lu bilang sendiri sama orangnya. Kalo dia juga suka, gua lepasin dia buat lu!" tutur ara tegas.

"serius lu ra?"

"ho oh. Nape lu, terharu?" tanya ara tengil. Dia masih terkekeh sesekali melihat zee yang sekarang. Dia mengakui ke-gentlean zee saat meminta fiony langsung padanya. Tapi tetap saja, kenapa dia gak langsung ke fionynya aja. Kenapa harus ke dia dulu. Hahaha, konyol sekali batin ara.

Zee yang melihat ara terkekeh kecil dengan gelengan kepala dan jari yang menggaruk alis sesekali membuatnya curiga. Apa ara sedang mempermainkannya? Apa dia tidak serius dengan ucapannya? Zee jadi merasa sedikit bodoh disini.

Zee dan ara yang bicara di lorong kelas pun harus memutus pembicaraannya karna kehadiran cs cs nya yang lain. Zee yang belum sempat bertanya lebih lanjut jadi kesal. Kenapa teman-temannya ini hanya hidup untuk mengacau?

"WOEE BRODYY, lagi apss nich?!" tanya olla alay yang datang merangkul pundak zee dan ara dari tengah. Di sekitar mereka juga ada eve, flora dan adel.

"yoks gurl, kenawhy nggak ngajak-ngajak si kalo berbisnis!" -adel

"bechul tuch, kita kan juga doyan duit" tambah flora. Ara yang mendengar ke-absurdan teman-temannya hanya tertawa karna mood nya memang sedang baik. Sedangkan eve, gadis pinguin itu justru memandang jijik.

"pengen gue gantung lu semua" enteng eve dengan raut yang sulit di jelaskan.

"kipas kali ah di gantung!" -olla

"kipas lu gantungan la?" -adel

"kaya doang, kipas centelan!" -flora

"curiga gue dia tinggal di kos-kosan" -eve

"lewer banget tu mulut!!" olla mencomot mulut temannya satu persatu kecuali ara dan zee. "mamam tuh jari-jemari sultan!"

"tengok kiri lu, se serbuk apa idup lu!" -flora

Olla pun melihat samping kiri nya, mendapati muka datar ara dengan lengannya yang masih menggantung di pundak itu. Dengan cengirannya, olla melepas tangannya perlahan.

"angin gua mah" lirih olla yang di hadiahi tawa puas teman-temannya.
...

"HAHAHAHA"

Saat sedang asik tertawa dan menertawakan, mata buaya olla kembali menangkap pemandangan yang menyejukkan matanya.

"eh, OSIS tuh!" olla ingat, rombongan yang berjalan di lapangan basket itu adalah sekumpulan OSIS yang menangani MOS nya kemarin.

"weh iya anjerr, bidari-bidadari dah lama nggak keliatan akirnya turun lagi ke bumi" -adel

mate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang