2. Bantuan

299 33 8
                                    

Chap 2. Bantuan

.

.

.

Malam semakin larut, tapi Minhee masih berada diluar.

Dia baru pulang dari pekerjaan paruh waktu.

Sebenarnya, uang yang diberikan kedua kakak panti merangkap walinya itu cukup untuk kehidupan Minhee. Tapi Minhee ingin belajar mandiri.

Ia ingin merasakan bagaimana jajan dengan uang hasil usahanya sendiri. Dan itu menyenangkan.

Minhee bahkan masih ingat wajah kedua kakak pantinya yang bernama Lucas dan Jungwoo itu, saat Minhee berinisiatif mentraktir mereka dengan uang gajinya sendiri.

Jungwoo dengan senyum lembut menepuk puncak kepalanya, dan Lucas yang mulutnya penuh makanan terus melontarkan kata-kata penuh kebanggaan pada Minhee.

Itu sederhana, tetapi berharga.

.


.


.


Grrrrrhh



Bulu kuduk Minhee berdiri saat mendengar geraman rendah itu. Jantungnya berdegup kencang.

Dihadapan Minhee yang sedang berjalan lambat, ada seorang wanita. Dan suara geraman-geraman itu berasal darinya.

'Lagi-lagi kaya gini', Minhee bergumam.

Langkah Minhee terhenti. Berhadapan dengan sosok wanita itu. Minhee tak berani menatap wajahnya. Jujur saja, dia takut, tapi Minhee juga tak mau berurusan dengan hantu wanita ini lebih lama.

"Minggir, aku gak ada waktu. Minta tolong orang lain aja".

Minhee berusaha membuat suaranya terdengar dingin, mencoba menyamarkan getaran ketakutan dihatinya.

Bukannya pergi, sosok wanita yang sedari tadi menunduk itu mendongak, menunjukkan wajahnya yang jauh dari kata 'baik'.

'Gak takut, gak takut, jangan takut Minhee'

Wanita itu mendekat, sedekat mungkin dengan tubuh bagian depan Minhee.

Tapi Minhee segera mengambil kesempatan, melangkah maju sembari menghindar.

"Aku gak akan takut, sekalipun kamu nunjukin wujud itu. Pergi".

Minhee berkata begitu, sebelum kemudian mengambil langkah cepat. Dahinya berkeringat dingin, dan tangannya terkepal erat.

.


.


.


Bagi Minhee, menjadi seseorang yang terbuka Indra keenamnya, adalah hal yang tak berguna dan merepotkan.

Dia harus melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat kebanyakan orang, dan tentu bukan selalu hal yang menyenangkan untuk dilihat. Minhee harus menahan diri untuk tidak berteriak di depan umum setiap itu terjadi, karena dia akan dianggap aneh. Belum lagi, tentunya, kebanyakan dari mereka mendatangi Minhee dengan dalih minta tolong.

Jika hanya pertolongan untuk mendengarkan kisah mereka, itu tidak apa. Tapi beberapa dari mereka memiliki permintaan yang tidak masuk akal bisa dipenuhi Minhee.

Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang