18. Pergi

154 20 15
                                    

.


.


.


Lembar demi lembar kertas dalam buku diary itu terbakar.


Api merambat dengan cepat.


Minhee, Hyungjun dan Dongpyo menatap kosong adegan itu.


Tapi, berbeda dengan Hyungjun dan Dongpyo yang terpaku pada buku diary yang terbakar cepat itu.


Minhee terpaku ke arah lain.


Tepatnya ke arah Seongmin, yang tubuhnya juga terlihat terbakar.


Seolah-olah Seongmin adalah buku diary itu sendiri, tubuhnya terbakar mulai dari bagian bawah tubuhnya.


Merambat hingga kini sampai ke pinggang.


"Seongmin..." Minhee bergumam lirih. Hanya dia yang bisa mendengar gumaman sedihnya.


Seongmin tersenyum. Seolah tidak merasakan sakit dari tubuhnya yang terbakar.


"Senang bertemu kakak."


"..."


"Tolong jaga kak Hyungjun."


Kemudian Minhee terbangun. Dia segera mendorong anak lelaki yang membakar diary Hyungjun. Membuatnya melepaskan buku diary itu.


Dengan cepat mencoba memadamkan api dengan air dari botol minumnya.


Meski terlambat. Karena buku diary itu sudah terlihat mengenaskan.


Api benar-benar dengan cepat merusak diary itu.


Minhee mengambil diary itu. Menatapnya nanar.


Matanya berkaca-kaca, apalagi saat melihat Seongmin yang sudah menghilang. Tidak meninggalkan jejak sedikitpun.


Minhee tenggelam dalam kesedihan. Mengabaikan tawa mengejek di sekitarnya.


.


.


.


"Kalian, ngapain?"


Suara itu datang dari arah yang tak diduga.


Itu Yunseong, yang datang bersama Jay dan Sunghoon.


Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang