29. Cerita Selanjutnya

122 23 5
                                    


.


.


.


Minhee dan Seongmin segera memanggil dokter untuk memeriksa Sunoo.


Membiarkan dokter melakukan tugasnya, Seongmin dan Minhee keluar dari ruangan. Tapi dari kejauhan, mereka bisa melihat kedua orang tua Sunoo yang berjalan cepat menuju ruang rawat Sunoo.


Langsung saja Seongmin menarik lengan Minhee untuk bersembunyi di salah satu ruang rawat terdekat. Untungnya ruang rawat tersebut kosong.


"Seongmin..." Minhee meremat baju Seongmin di bagian pundak.


Seongmin tidak menjawab, tapi menatap Taeyoung dan Donghyun yang melayang dihadapan keduanya.


"Sana, nguping." Perintah Seongmin.


Taeyoung tak menjawab, hanya mengangguk saja. Tapi Donghyun berdecak sembari mengeluh, "Nyuruhnya gitu banget. Rasa-rasanya aku mau ngelakuin tindakan kriminal malah."


Seongmin memutar mata, "Ya kan kalian emang kesana mau nguping terang-terangan."


"Iya... iya... huu." Donghyun menembus pintu dengan lesu. Terlihat dari bibirnya yang maju beberapa senti dan pundak yang kuyu lemas.


Seongmin menggeleng heran, sedangkan Minhee terkikik di belakangnya.


.


.


.


Taeyoung dan Seongmin sudah secara otomatis berbagi indra. Membiarkan Seongmin mendengarkan juga percakapan antara dokter dan kedua orangtua Sunoo.


"Dokter bagaimana?"


Itu adalah pertanyaan pertama yang diucapkan ayah Sunoo pada dokter yang baru keluar dari ruang rawat putranya.


Dokter memberikan senyum penenang, "Kabar baik, Sunoo sudah sadar. Meski dia tidak mengatakan apapun tadi, tapi dia merespon dengan baik pemeriksaan yang dilakukan. Tim dokter akan tetap melakukan observasi lagi kedepannya, karena Sunoo masih rentan akan mengalami penurunan kesadaran kembali, tapi semoga hal itu tidak terjadi. Sekarang dia kembali tertidur, jadi lebih baik dibiarkan beristirahat dengan tenang. Suster dan perawat akan mengawasi Sunoo."


Kedua orang tua Sunoo menghela nafas lega. Keduanya mengucap syukur dan saling memeluk, menumpahkan perasaan bahagia yang membuncah.


Akhirnya putra mereka mau membuka matanya.


"Terimakasih dokter."


Dokter mengangguk, "Sama-sama. Saya pergi dulu. Selamat untuk bapak dan ibu ya."

Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang