BAGIAN 45 ~ MENDADAK

277 41 13
                                    

Jangan lupa vote dan komennya 💕💕💕
Happy reading 💕💕💕

🌎🌎🌎

Kini kita perlu sadar bahwa kematian seseorang tidak ada yang tau. Mungkin siang masih berjumpa dan tertawa bersama, tetapi tidak ada yang tau saat sore tiba harus berpisah. Kematian adalah akhir. Kematian adalah perpisahan abadi untuk yang pertama dan terakhir.

"Sam, hiks, hiks"

"Kenapa secepat ini, hiks"

Perlahan tanah menutupi jenazah di bawah sana, dengan di iringi tangisan tak percaya orang baik akan pergi begitu cepat.

Semua pasti akan kembali pada sang pencipta.

"Sam, aku masih gak nyangka"ucap Tiara.

"Tadi kita masih ngobrol, tadi aku masih sempat pamit"

"Tapi sekarang harus pergi lebih dulu, hiks"

"Ti"

"Sam"

"Ini udah takdirnya ti, semua pasti akan kembali pada sang pencipta"ucap Samuel menenangkan Tiara.

"Aku masih gak nyangka Sam, Pak Eko harus pergi"ucap Tiara.

"Tadi sore Pak Eko masih bukain aku gerbang bahkan dia khawatir aku keluar karena aku lagi sakit"ucap Tiara.

Tiara menatap pusaran makam Pak Eko.

***
Flashback

"Bagaimana pertemuan terakhirnya?"ucap Tiara bingung.

"Pertemuan terakhir?"ucap Tiara lagi.

"Sam?!"kaget Tiara.

Tiara berlari menuju rumahnya menuju kamar untuk mengambil handphone.

Ia langsung mencoba menghubungi Samuel, namun percuma sama sekali tak ada jawaban dari Samuel.

"Sam"lirih Tiara sambil terus mencoba menghubungi Samuel.

"Jawab Sam please jawab"ucap Tiara berkaca-kaca.

Ia mengambil kunci mobil yang diberi papanya.

"Loh non Tiara mau kemana?"tanya pak Eko.

"Keluar pak bentar"ucap Tiara dari dalam mobil.

"Tolong buka gerbang nya pak"

"Siap non"

"Bukannya non lagi sakit ya?"tanya pak Eko.

"Jangan bilang mama pak, bentar aja kok"ucap Tiara.

"Hati hati non"

"Iya pak"

"Bismillah bisa"ucap Tiara sebelum menyalakan mobil nya, sudah lama ia tak mengendarai mobil.

Aku , Kamu Dan Dia (Giya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang