8. Keysa Datang Kembali

23 10 0
                                    


[8. Keysa Datang Kembali]

Gilvano membuka matanya perlahan. "Bang Gelyan..." gumamnya.

Gerlan yang tertidur di samping Gilvano, merasa tangannya di gerakan. "Gilvan? Kamu masih pusing? Masih dingin?"

Akhir-akhir ini Gilvan seringkali demam, membuat Gerlan cemas hingga harus ekstra menjaga adik laki-lakinya itu.

"Minum..."

Tangan Gerlan mengambil segelas air putih yang sudah ia sediakan di lemari kecil dekat sampingnya. Dibantu Gerlan, Gilvano meminum airnya.

"Bang Gelyan?"

"Kenapa Gilvan?" Gerlan merapikan rambut Gilvano agar terlihat lebih rapi.

"Badan Gilpan dingin!"

Merapatkan tubuhnya, Gerlan memeluk Gilvano menyalurkan kehangatannya. "Udah gak dingin lagi, kan? Tidur lagi ya, abang temenin."

Kembali, mata Gilvano tertutup. Gerlan menggosok-gosokkan telapak tangan Gilvano dengan telapak tangannya. Dengan cara ini, adiknya pasti tidak akan merasa kedinginan lagi. Perlahan gosokan tangan itu melambat, Gerlan menutup matanya kembali karena mengantuk.

•• GILNATH •••

Sesuai janjinya pada anak-anak, Arta pulang sebelum jam makan malam. Ditangannya terdapat sekantung makanan, untuk makan malam hari ini. Terlalu lelah untuknya membuat makanan, jadilah ia membeli di restoran dekat kantornya. Karena Arta terlalu banyak mengerjakan tugas-tugas kantor, yang seharusnya dikerjakan selama 3 hari.

Melihat tidak ada siapa-siapa di ruangan tepat ia berdiri, Arta menyimpan makanannya dan menaiki tangga menuju kamar Nathania dan Gilvano.

Tangannya membuka pintu kamar, di dalam juga terdapat Gerlan yang sedang tidur bersama Gilvano. Arta menghampiri Gerlan, mencoba membangunkan anak sulungnya. "Gerlan? Ayo bangun dulu."

Gerlan mengusap wajahnya, Arta yang melihat tangan putranya di balut terkejut. "Tangan kamu kenapa?"

Menyembunyikan tangannya di belakang tubuh, Gerlan berdiri dari tidurn5. "Gak kenapa-napa, yah!"

Tangan Arta mengusap kepala Gerlan. "Kenapa bisa luka?"

Hembusan nafas Gerlan terdengar. "Tadi badan Gilvano dingin, waktu Gerlan mau ngambil air panas, airnya tumpah ke tangan Gerlan. Tapi gak apa-apa kok, yah!"

"Kenapa kamu gak telpon ayah aja? Kan ayah bilang, kalau ada apa-apa kasih tahu ayah!" tegas Arta, karena merasa khawatir.

'Tapi Gerlan bisa jaga Nathania sama Gilvano sendiri! Sekarang badan Gilvano juga udah gak dingin lagi."

"Masalahnya bukan itu, Gerlan! Kalau kamu gak ngasih kabar ke ayah dan kamu ngurus semuanya sendiri, ayah jadi khawatir buat ninggalin kalian. Gak semuanya bisa kamu urus sendiri, Gerlan!"

Tatapan Gerlan tak selembut biasanya. "Kalau ayah ninggalin kerjaan ayah, pasti kerjaan ayah semakin banyak. Dan nantinya, ayah gak punya waktu lagi sama kita. Selagi Gilvano sama Nathania bisa aku urus, aku bisa jaga mereka sendiri, yah."

Perkataan dari anaknya, mungkin memang benar. Arta sendiri tidak tahu harus bagaimana, andai saat ini Keysa ada bersama mereka mungkin keadaan tidak akan seperti ini. Ia bisa bekerja dengan tenang, karena Keysa mengurus anak-anak. Namun apa yang bisa ia harapkan? Keadaannya berbanding terbalik.

GILNATH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang