11. Hal Mengejutkan!

35 11 0
                                    


11. Hal Mengejutkan!

•••••

"Bang Geyyan!"

Pemilik nama itu, menoleh ke sumber suara. Nathania berlari kecil ke arahnya, dan menubruk tubuh anak laki-laki tersebut. Gerlan memeluk adik perempuannya yang menghampiri.

"Kamu kenapa ke luar? Masuk Nathania, di sini dingin."

"Abang lagi ngapain? Kan, di sini dingin."

"Kok, kamu malah balikin kata-kata abang?" Tangannya mencubit pelan hidung Nathania.

Nathania merengek, karena perlakuan Gerlan yang mencubit hidungnya. "Nggak boleh cubit-cubit, Bang Geyyan!"

Gerlan tertawa kecil. Merasa udara di luar semakin dingin, Gerlan mengajak adiknya untuk masuk. "Ayo masuk ke dalem, Natha. Di sini makin dingin, nanti kamu sakit. Abang gak mau, ya, kalau kamu sampai sakit."

"Sama, aku juga gak mau abang sakit."

Mendengarnya, senyum Gerlan mengembang. "Abang gak akan sakit, soalnya Nathania, kan, jadi vitamin buat Bang Gerlan."

Tangan Nathania menggenggam tangan Gerlan, gadis kecil itu menarik Gerlan masuk ke dalam rumah. "Ayo, Bang Geyyan."

"Iya, ayo."

Gerlan dan Nathania duduk di sofa, gadis kecil itu menyimpan kepalanya di pangkuan kakaknya. Usapan Gerlan di rambutnya, membuat Nathania nyaman. Perlahan, mata adik kecilnya mulai menutup.

Harles datang dan menghampiri mereka, setelah selesai berbicara dengan Arta. Pria itu ikut bergabung, Harles tersenyum melihat keakraban Gerlan dan Nathania.

"Kamu sayang banget ya, sama Nathania?" ujar Harles. Sebelumnya, ia memang sudah dekat dengan Gerlan.

Gerlan mengangguk dan tersenyum. "Iya, Om. Gerlan juga sayang sama Gilvano. Mereka berdua, segalanya buat aku."

"Mereka beruntung, karena punya kakak yang penyayang kayak kamu."

Kali ini, Gerlan menggeleng. "Aku yang beruntung punya mereka, Om. Nathania sama Gilvano, kado terindah yang Gerlan terima."

Teringat akan adik kecil laki-lakinya, Gerlan menitikkan air mata. "Tapi Gilvano, sekarang ikut sama bunda. Gerlan gak tahu Om, apa Gerlan bisa ketemu sama Gilvano lagi atau nggak."

"Kalian pasti ketemu lagi, jangan sedih ya. Om yakin, di sana Gilvano kangen berat sama kalian berdua. Apa lagi, Gilvano lebih deket sama kamu, Gerlan. Dia pasti gak bisa jauh dari kamu."

"Gerlan juga kangen sama Gilvano, om. Nathania hampir nangis seharian, waktu tahu Gilvano pergi dari rumah." Ia menatap wajah Nathania, yang sedang tertidur pulas.

Harles merasa kagum, anak laki-laki itu mempunyai sikap yang luar biasa. "Kamu harus terus semangat! Nanti kalau Gerlan udah besar, kamu harus bisa banggain ayah dan adik-adik kamu."

Mengangguk dengan tegas, Gerlan tersenyum lebar dan menghapus air matanya.

"Oh iya, Firzan ada di mana, Om? Gerlan mau ketemu lagi." Umur Gerlan dan Firzan anak dari Harles tidak jauh beda. Gerlan hanya lebih tua tiga tahun dari Firzan. Mereka pernah saling bertemu, namun baru 2 kali pertemuan saja. Walau begitu, Gerlan dan Firzan terlihat akrab satu sama lain.

"Oh, iya. Ayah kalian bilang, nanti kalian bakal ke tempat om. Di sana ada Firzan, jadi kalian bisa ketemu," beritahu nya.

Anak laki-laki tersebut tampak bahagia mendengarnya. Gerlan tidak mudah akrab dengan sembarang orang, namun ketika ia bertemu dengan Firzan, rasanya ia mempunyai seorang teman dekat.

GILNATH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang