Hai, hai guys. Aku hadir dengan cerita pertama aku nih. Sebenernya, cerita ini mulai aku tulis sejak 2018. Baru sore ini aku bisa menamatkan. Lama banget kan proses penulisannya. Hampir 3 tahun. Padahal, cerita kedua aku yang judulnya "First Love Story" bisa siap hanya dalam waktu 3 bulan aja.
Aku maunya update setiap hari, nih. Tapi, tergantung vote dan komen pembaca juga. Kalau vote dan komennya lancar, aku akan update setiap hari selama satu bulan. Berhubung cerita ini hanya terdiri dari 30 bab aja, dan dua chapter tambahan, untuk prolog dan epilog.
🌹🌹🌹
Yogyakarta, 2014
Teng..teng..teng..
Bel telah berdentang tiga kali. Tanda bahwa kelas akan segera dimulai. Murid-murid yang masih diluar gerbang sekolah, berlarian agar tak terlambat. Gerbang akan segera ditutup. Sedetik saja terlambat, siap-siap saja tak boleh masuk.
Sesosok perempuan bertubuh ramping melangkah di koridor yang ramai. Langkahnya teratur dan anggun menggunakan flatshoes warna hitam. Ia mengenakan kemeja biru vanila dipadukan dengan rok span selutut warna hitam. Sedang tangan kirinya menggenggam setumpuk kertas.
Saat tiba di kelas 12 IPA, ia menekan handel pintu. Suara-suara ribut yang tadi terdengar, hilang seketika. "Pagi semua," ucapnya sembari duduk di kursi.
"Pagi Buu."
Riana mengedarkan pandangan. "Ketua kelas, silangkan bagikan hasil ujian minggu lalu," ucapnya sembari memberikan setumpuk kertas yang tadi dibawanya.
"Baik, Bu." Setelahnya, dengan patuh si ketua kelas menjalankan perintah gurunya.
"Selamat kepada yang mendapat nilai tertinggi. Tingkatkan prestasi kalian," ungkapnya. "Sekarang, silahkan keluarkan buku paket Bahasa Indonesia. Kita lanjutkan materi minggu lalu. Ada yang ingat, apa pelajaran kita minggu lalu?" tanya Riana pada murid-muridnya.
Seorang gadis berkaca mata yang duduk di bagian depan mengangkat tangannya. "Tentang cerita fiksi, Bu," jawabnya.
"Iya, benar. Cerita fiksi merupakan karya yang menceritakan sesuatu dengan sifat rekaan, khayalan, dan sesuatu yang tidak ada sehingga tidak perlu dicari kebenarannya dalam dunia nyata," ujar Riana.
"Cerita fiksi.." ucapan Riana terputus oleh bunyi ketukan pintu.
Tok..tok..
"Permisi, Bu," ucap seorang murid laki-laki dengan baju yang tidak dimasukkan ke dalam celana.
"Terlambat lagi, kamu? Lain kali, nggak usah masuk kalau terlambat lagi di jam saya," ujar Riana tegas.
"Iya, Bu," ucapnya sembari berjalan ke kursinya.
"Masukkan baju kamu," seru Riana. "Oke, kita lanjutkan. Cerita fiksi memiliki berbagai jenis. Seperti, novelet, roman, cerpen, dongeng fabel, dan masih banyak lagi," jelas Riana. "Sejauh ini, ada yang ingin ditanyakan?" lanjut Riana.
Kali ini, siswa yang tadi terlambat yang bertanya.
"Iya, Galvin. Ada yang ingin kamu tanyakan?" seru Riana.
"Cerita Romeo dan Juliet itu, termasuk fiksi ya, Bu," cetus Galvin.
"Iya, cerita romeo dan juliet termasuk jenis roman. Roman adalah cerita fiksi dengan tema percintaan dan biasanya berisi pesan moral serta bersifat klasik," terang Riana lagi.
"Bicara tentang cinta, menurut Ibu cinta itu apa?" tanya Galvin dengan gaya sok coolnya.
"Cinta? Menurut kamu, apa?" tanya Riana balik.
"Cinta itu buta. Seperti cinta saya ke Laisa," kelakarnya yang membuat sekelas heboh menyerukan kata cie.
"Galvin, apaan sih lo," sungut Laisa.
Riana tersenyem tipis. Setelah kelas kembali hening, ia mulai berkata. "Cinta itu.., rindu."
"Ciee. Ibu lagi rindu yaa," goda Galvin. Kelas kembali heboh dengan kelakar Galvin.
Riana memang sedang merindu. Rindu dia yang jauh di sana. Ia sudah lelah terus menunggu. Apa pun keputusan dia nanti, akan ia terima dengan lapang dada. Walau berat dan meremukkan hatinya.
Tok..tok..tok
Pintu kembali diketuk dari luar. Sesaat setelahnya, pintu terbuka dan memunculkan Linda, guru Matematika kelas 11. "Bu Riana? Bisa keluar sebentar?" ucapnya.
Riana mengangguk. Mengikuti langkah Linda keluar. "Ada apa, Lin?" tanyanya heran. Tanpa ada hujan atau badai, Linda memanggilnya. Padahal mereka tak terlalu akrab.
"Ada yang nyariin kamu, Na. Sekarang lagi nunggu di ruangan guru," beritahu Linda.
"Nyari aku? Siapa, Lin?" tanya Riana penasaran.
"Dokter Raditya. Aku liat dari name tag di jas dokternya. Yang jelas, dia ganteng, cool, putih, tinggi. Hmm, pria idaman aku banget, sih," ucap Linda sembari menghayal.
"Radit?"
🌹🌹🌹
Penasaran dengan kelanjutan kisahnya? Jangan lupa baca, vote, and coment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Setipis Kertas (Complete)
Teen FictionTernyata benar kata-kata yang ajaib itu. Benci itu dekat dengan cinta. Karena benci bisa membuat seseorang jatuh cinta. Perbedaan cinta dan benci itu setipis kertas. Kalau sekarang kamu membenci seseorang, bisa jadi besok kamu berbalik mencintai or...