"Chapt 1"

6.3K 458 21
                                    

"Chapt 1"













Haechan, berlari seperti orang yang sedang di kejar anjing melewati kerumunan siswa/i yang ada di koridor kampusnya.

Brak!

"Hah...Hah...Hah...!"

Semua pasang mata melihat ke arah pintu masuk di mana Haechan berdiri di ambang pintu dengan nafas terengah-engah karena berlari dari area parkir sampai kelas.

"Syukurlah dosen belum sampai" ucap Haechan sambil berjalan lunglai dan menjatuhkan tubuhnya di atas bangkunya.

"Chan?"

"Hhhmm? aku capek Han, kakiku berasa di bawah Han" ucap Haechan sambil menaruh kepalanya di atas meja.

Han, sahabat Haechan dari mereka masih duduk di bangku JHS itu pun memutar bola matanya malas.

"Dimana-mana kaki di bawah Chan" ucap Han.

Haechan, tak menggubris dan malah menejamkan matanya sambil berharap dosen akan telat datang agar dirinya bisa istirahat.

"Chan, tumben kamu telat?" tanya Han yang masih penasaran kenapa Haechan telat karena biasanya Haechan berangkatnya subuh.

Tak ada jawaban dari yang di ajak bicara membuat Han menggeser kursinya lebih dekat dengan Haechan lalu menusuk-nusuk pelan pipi gembil Haechan menggunakan telunjuknya.

"Chan kau masih hidup kan? Chan...Chan... Ch-"

Bug!

Haechan, memukul kepala Han menggunakan tumpukan kertas tugasnya sehingga Han meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya yang mungkin saja benjol.

"Mangkanya jangan ganggu" ucap Haechan.

"Kan aku cuma tanya kenapa kamu bisa telat?"

"Ketiduran aku"

Mata Han membola saat mendengar ucapan Haechan yang bilang kalau dia ketiduran.

"Heh! kau beneran Haechan kan?" tanya Han.

"Pukul lagi nih!" ucap Haechan sambil mengangkat tumpukan kertas yang tadi dia gunakan untuk memukul Han.

"Ngamuk mulu pagi-pagi, lagi pms kau?"

Bug!

Untuk kedua kalinya kepala Han mendapat pukulan dari Haechan.

"Jadi Milk Shake juga lama-lama otak ku" ucap Han dambil wajah cemberut yang malah membuat Haechan tertawa.

"Mangkanya kalau ngomong di jaga, aku semalem gak bisa tidur gak tau kenapa dan alhasil paginya aku bangun kesiangan" ucap Haechan.

Han, mengangguk paham dengan penjelasan Haechan "eh! Chan" panggil Han membuat Haechan menoleh ke arahnya.

"Apa?"

"Aku merindukan Felix" ucap Han.

Haechan, paham maksud Han berkata seperti itu, tapi Haechan sudah janji pada eommanya akan ikut pergi minggu nanti.

"Aku ada janji" ucap Haechan.

Han, mengerutkan dahinya dengan tatapan mengintimidasi membuat Haechan lagi-lagi tertawa.

"Jangan berpikir macam-macam, eomma dan Appa ku baru kembali dari Kanada dan mengajakku pergi minggu ini" ucap Haechan.

"Tumben kau mau, biasanya kan kalau minggu kau mengerami telur"

Tangan Haechan sudah terangkat bersiap memukul Han lagi, tapi kali ini Han berhasil menghindar "eettsss gak semudah itu ferguso" ucap Han.

"Mau kemana emang?" tanya Han.

Haechan, mengangkat kedua bahunya tanda tak tau eommanya akan membawanya kemana karena dia hanya tau kalau eommanya akan bertemu sahabat lamanya tanpa memberi tahu di mana ketemunya.

"Hati-hati Chan, siapa tau eomma mu mau gadein kamu" celetuk Han yang niatnya pengen buat lelucon tapi malah kena pukul beneran dari Haechan untuk kesekian kalinya.

- - -ooOoo- - -

Cklek!

"Sayang!"

Lelaki mungil yang sedang menyuapi ibunya yang sakit-sakitan itu pun segera meletakkan mangkok berisi bubur dan berlari kecil berhambur ke pelukan lelaki jangkung yang baru saja membuka pintu.

"Kenapa gak balas pesanku?" tanyanya.

"Maaf aku kelupaan, aku membaca pesanmu saat aku di ruang rapat" Jawabnya.

"Renjunnie, biarkan Jeno masuk dan duduk dulu sayang" ucap eomma dengan suara serak.

Jeno, lelaki jangkung itu adalah Jeno yang sedang berkunjung ke ruang rawat eomma sang kekasih.

"Eomma, gimana keadaan eomma?" tanya Jeno sambil menarik kursi untuk dirinya duduk.

Renjun, kekasih Jeno yang selama 3 tahun ini menemani Jeno dan selalu memberi dukungan pada Jeno, mewarnai hari-hari Jeno itu pun berjalan dan mengalungkan lengannya pada leher Jeno dari arah belakang.

"Sayang apa kau ingat besok hari apa?" tangan Renjun sambil memiringkan kepalanya.

"Hari minggu kan?" tanya balik Jeno langsung membuat wajah Renjun menjadi kusut yang mana itu membuat Jeno tersenyum.

"Aku bercanda, mana mungkin aku lupa kalau besok anniv kita yang ke 3" ucap Jeno berhasil membuat senyum Renjun kembali mengembang.

"Kalian pasangan yang serasi" ucap eomma lirih, namun masih bisa di dengar oleh sepasang sejoli yang kini bermesraan di sampingnya.

"Itu karena Jeno selalu mencintaiku eomma" ucap Renjun yang entah kenapa membuat hati Jeno terasa nyeri secara tiba-tiba.

Dan setelahnya tak ada pembicaraan lagi di antara mereka karena Jeno dan Renjun harus pergi mencari sesuatu yang bisa di makan setelah Renjun merengek lapar.

- - -ooOoo- - -

Sebenarnya ini cerita tuh pernah aku tulis dan udah end... tapi Book aku hapus dengan alasan gak jelas wkwkwk... dan sekarang aku tulis lagi dengan versi baru atau bisa di bilang versi revisi.

Semoga kalian suka ya dengan Book yg ini dan bakal Up lagi setelah 300 vote MAKASIHHHH..!!!!

"SELFISH" {NoHyuck} || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang