"Chapt 9"
Han, sebagai sahabat Haechan mulai khawatir karena Haechan tak kunjung menunjukkan batang hidungnya di tempat mereka janjian semalam.
Ya, semalam Haechan menelfon Han dan akhirnya menceritakan ke adaan dan hubungannya dengan Jeno, tapi karena sudah larut malam mereka pun janjian untuk bertemu di tempat biasa mereka menghabiskan waktu bersama di sela-sela kesibukan mereka dengan tugas-tugas kuliah.
Tut...tut...tut...
"Aih! Chan kamu di mana sih? gak biasanya kamu telat kalau janjian gini" gerutu Han sambil menghentak-hentakkan kaki ke tanah karena kesal bercampur khawatir.
Dddrrtttt....
Tiba-tiba ponsel Han bergetar membuat Han langsung menggeser ikon hijau tanpa melihat siapa yang menghubunginya.
"Chan kamu di mana sih?!" kesal Han.
"Kenapa sayang?"
Han, terdiam sesaat sebelum memasang wajah kecewa setelah tau kalau bukan Haechan yang menghubunginya melainkan Hyunjin kekasihnya.
"Sayang kok diem?"
"Hiks..."
Han, tiba-tiba menangis membuat Hyunjin yang ada di seberang entah seberang mana seketika panik mendengar kekasih tupainya menangis.
"Han, kamu gak apa-apa kan? kamu di mana aku jemput ya"
"Haechan hiks, Haechan Semalem nangis trus hari ini ngakak ketemuan tapi dia malah gak dateng Jin Hiks"
"Sekarang kamu di mana aku jemput ya"
Han, mengangguk saat mendengar pertanyaan Hyungjin yang akan menjemputnya.
"Han, jawab dong"
"Kan aku udah ngangguk Jin"
"Kan kita telfon bukan video call bambang, mana aku lihat kamu ngang-"
Han, mematikan sambungan dan seketika dia berlari ke seberang jalan saat melihat sesuatu yang tak asing di sana.
- - -ooOoo- - -
Brak!
Dengan nafas tersengal-senggol Jeno membuka pintu apartement Jisung dengan kasar sehingga pemilik apartement itu terkejut.
"Dimana dia?" tanya Jeno dan Jisung hanya menunjuk lantai atas di mana ada dua kamar di sana.
Dan tanpa pikir panjang Jeno segera ke berjalan ke lantai atas lalu memasuki salah satu kamar yang dia yakinin Haechan berada di dalam.
Cklek!
Jeno, terdiam melihat Haechan terbaring di aras ranjang dengan wajah pucat dan mata tertutup.
Langkah pelan mendekati lelaki mungil itu dengan mata terus menatap ke ranjang Jeno berdiri di samping ranjang di mana Haechan terbaring.
"Apa yang terjadi?"
Jeno, mengangkat kepalanya saat suara Jisung tersengar olehnya.
"Kau menyakitinya?"
Jeno, masih tak menjawab pertanyaan Jisung dan kembali menatap Haechan yang masih menutup matanya.
"Jika Yeeun nunna tau kau pasti sudah di cincang untuk makanan daegal" ucap Jisung lagi.
"Aku tak menyakitinya" ucap Jeno.
"Lalu?"
Jeno, menatap Jisung "aku hanya belum siap untuk semua ini"
Jisung, memutar matanya malas, "kau benar-benar menghambat jodoh orang di luar sana, kalau kau emang gak bisa lepasin Renjun setidaknya kau tolak perjodohan ini" ucap Jisung panjang lebar.
"Aku cuma tak mau kecewain mama"
Lagi dan lagi Jisung memutar bola matanya malas di tambah helaan nafas yang terdengar lelah "Tapi sekarang kau mengecewakan banyak orang dengan ke egoisanmu" ucap Jisung sebelum melenggang keluar kamar meninggalkan Jeno dan Haechan.
- - -ooOoo- - -
"Ggghhhh~"
"Kau sudah bangun?"
Haechan, membuka matanya pekan meligat sekeliling melihat kamar yang asing baginya.
"Di mana aku?" tanya Haechan.
"Di apartement" jawab Jeno singkat tapi malah mengerutkan darinya bingung masalahnya itu bukan kamar dia.
"Kau di kamarku" ucap Jeno yang seolah tau apa yang sedang di pikirkan Haechan.
Haechan, terkejut dan berniat keluar dari kamar karena dia tak mau Jeno marah lagi seperti beberapa hari lalu saat dia masuk ke kamar Jeno dan bisa-bisanya Haechan lupa sama kamar Jeno padahal dia pernah masuk ke sana meski cuma satu kali.
"Mau kemana kau?" tanya Jeno menghentikan langkah Haechan yang baru beberapa langkah itu.
"Ke kamarku sendiri, bukannya kau melarangku masuk kamarmu"
Jeno, yang sedari tadi memunggungi Haechan itu mulai membalikkan badan menghadap Haechan lalu berjalan melan mendekati Haechan.
"Aku melarangmu karena kau masuk tanpa izin, tapi malam ini aku yang membawamu masuk kesini, lagian demam mu belum turun dan aku gak mau ribet bolak balik kamarmu jadi malam ini kau tidur di sini" ucap Jeno panjang lebar.
Haechan, yang mendengar ucapan Jeno hanya bisa terdiam merasakan detak jantungnya yang mulai berteriak tak normal.
"Tapi ka-"
"Kembali ke ranjang aku akan belikan bubur untukmu" ucap Jeno memotong ucapan Haechan sebelum dia berjalan keluar kamar.
"Hyung!"
Langkah Jeno terhenti saat Haechan memanggilnya dan Haechan segera berjalan mendekati Jeno yang sudah ada di ambang pintu.
Chup!
"Makasih" ucap Haechan setelah memberi kecupan singkat di bibir Jeno lalu dia kembali ke ranjang seperti perintah Jeno.
Sedangkan Jeno tersenyum dalam diam lalu kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Haechan.
- - -ooOoo- - -
Cieeekkk... uhuk...uhuk....🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
"SELFISH" {NoHyuck} || END
Fanfiction"Dia akan tetap menjadi milikku" "Aku akan menahan sakit itu setiap kali bersamanya" Egois adalah salah satu sifat dasar manusia, tapi bagaimana kalau suatu hubungan ada ke egoisan di dalamnya...?? Apakah hubungan itu sanggup untuk bertahan..??? ...