"Chapt 5"
Dua minggu berlalu setelah pertemuan dua keluarga di resto waktu itu dan pertemuan Haechan Jeno di cafe Felix. Kini mereka kembali di pertemuan dengan di dampingi keluarga mereka masing-masing.
Ya, seperti yang kalian tebak hari ini adalah pernikahan Jeno dan Haechan.
Setelah malam di mana dia bertemu Jeno dan merasa sakit karena dia tak tau harus memilih menuruti atau menolah permintaan orang tuanya untuk menikah dengan Jeno, Haechan merenungkan semua itu semalaman dan memutuskan menerima perjodohan demi eommanya dan mungkin dia akan membuat ucapannya sendiri menjadi kenyataan "akan menahan sakit setiap di dekat Jeno".
Sedangkan Jeno dari awal tak pernah menolah permintaan orang tuanya meski dia tau resiko akan tindakannya dengan menikahi Haechan namun masih memiliki hubungan dengan lelaki lain.
- - -ooOoo- - -
(Proses nikahnya Jeno & Haechan aku skip karena terlalu begok tentang pernikahan orang korea 😣 jadi ini langsung aja Okay)
Cklek!
Jeno, membuka pintu apartemen hadiah pernikahan dari orang tuanya meski sebenarnya Jeno juga bisa membeli apartement sendiri.
"Masuk" ucap Jeno dengan nada ketus menyuruh Haechan masuk terlebih dulu.
Dan tanpa harus di suruh dua kali Haechan segera masuk kedalam apartemen sambil menyeret kopernya.
Mereka berdua berdiri bersebelahan saat sampai di lantai atas di mana terdapat dua kamar di sana.
"Kau bisa pilih duluan kamar yang kau mau" ucap Jeno memecahkan keheningan di antara mereka.
Haechan, yang mendengar itu seketika menoleh ke arah Jeno karena dia tak paham apa maksud Jeno.
"Kenapa?" tanya Jeno masih dengan nada ketus dan melihat ke arah Haechan yang masih setia menatapnya "jangan harap aku mau sekamar apa lagi seranjang denganmu" lanjut Jeno yang tak menyadari kata-katanya sudah menyatiki hati Haechan di hari pertama mereka menikah, bahkan belum ada 1 hari mereka menikah.
Tanpa sepatah kata Haechan melenggang pergi dari hadapan Jeno dengan kopernya menuju kamar yang ada di kiri mereka.
"Ck!" decak Jeno dengan tatapan songong sebelum akhirnya dirinya pun melangkah masuk kedalam kamar yang ada di sebelah kanan yang mana kamar itu berhadapan.
- - -ooOoo- - -
Keesokan paginya Haechan bangun lebih awal guna menyiapkan sarapan untuknya dan Jeno.
Jeno..?
Ya Jeno, karena Haechan tak mau mempermalukan keluarganya jika sampai Jeno mengadu pada keluarganya kalau dia tak mengurus rumah.
Bug
Bug
Bug
Terdengar langkah kaki yang sedang menuruni tangga membuat Haechan mempercepat menyelesaikan masakannya sebelum Jeno sampai di bawah.
"Hyung!" panggil Haechan membuat langkah Jeno terhenti dan melihat ke arahnya.
"Sarapa-"
"Tak perlu" ucap Jeno memotong ucapan Haechan dan langsung melenggang pergi meninggalkan Haechan.
Setelah kepergian Jeno, Haechan duduk menatap masakannya yang tertata rapi di meja dengan air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi pipi gembilnya.
Ting!
Suara notif pesan menyadarkan Haechan dari lamunannya dan ia segera merah ponselnya.
Nana Hyung
Apa kau ada waktu? jika aku tak menganggumu bisakah kita bertemu?.
Sudut bibir Haechan tertarik ke atas membentuk senyuman saat melihat pesan singkat dari seseorang dengan nama kontak Nana.
Satu jam lagi aku ada kelas, tapi sorenya aku free.
Jaemin Hyung.
Bertemu di tempat biasa?Okay.
Jaemin Hyung.
Sampai bertemu nanti Bear.Haechan, tak membalas pesan terakhir dari Jaemin dan langsung menyimpan ponselnya lalu menghapus bekas air matanya dengan kasar sebelum beranjak dari duduknya dan berlari menuju kamar untuk mengambil ranselnya sebelum pergi ke kampus.
Sedangkan di kantor Jeno yang entah kenapa hari ini dirinya merasa tak tenang tanpa alasan yang membuatnya tak fokus mengerjakan pekerjaannya.
Cklek!
Pintu ruangan Jeno terbuka dan terlihat lelaki yang tak kalah tampan dari Jeno.
"Kau ke kantor?" tanya lelaki itu.
"Maksudmu?"
Lelaki itu tersenyum sambil berjalan mendekati Jeno "Slow bro, aku hanya heran kenapa kau ke kantor, bukannya kau baru menikah kemarin" ucapnya.
"Memangnya ada larangan orang ke kantor kalau baru menikah?"
Lelaki itu menarik kursi yang ada di sepan Jeno dan duduk dengan meletakan sebelah kakinya pada paha satu lagi.
"Kau ini bodoh atau apa? ya logikanya orang baru menikah kan ya you know lah masa harus aku jelasin sih"
Jeno, tertawa kecil mendengar sahabat sekaligus sepupunya menggerutu karenanya.
"Apa sih hhhmmm.." ucap Jeno sambil mencubit gemas hidung lelaki di depannya "aku ke kantor karena ada berkas yang harus aku randa tangani dan setelah ini aku juga pulang" lanjut Jeno.
"Kan bisa besok, atau gak suruh aku nganter ke apartementmu"
Jeno, mengerutkan dahinya bingung ada apa dengan sepupunya yang sepertinya ngeyel banget Jeno berdiam diri di rumah.
"Kau kenapa dah?" tanya Jeno sambil beranjak dan membereskan barangnya karena pekerjaannya sudah selesai.
"Hehehe... gak apa-apa sih, cuma ingin lihat istrimu saja karena eomma bilang dia sangat imut, ya siapa tau aku bisa nikung kalau kau masih berhubungan dengan Renjun" ucapnya sambil beranjak bersiap-siap untuk kabur sebelum Jeno meneriakinya.
"YAK LEE JISUNG!"
Kan bener Jeno teriak dan untung Jisung udah kabur jadi selamat dah gendang telinganya.
Ya, lelaki tampan yang sedari tadi bersama Jeno adalah Lee Jisung anak dari adik papanya mangkanya marga mereka sama-sama Lee, saat pernikahan Jeno, Jisung tak bisa hadir karena ada urusan di luar kota dan baru kembali tadi pagi dan saat sarapan eomma Jisung bercerita banyak tentang istri Jeno yang tak lain adalah Haechan yang membuat Jisung penasaran karena Jisung tau banget sifat Jeno seperti apa dan dia juga tau hubungan Jeno dan Renjun jadi Jisung merasa aneh gitu Haechan tuh seperti apa sampai-sampai Jeno mau menerima perjodohan itu.
- - -ooOoo- - -
Lanjut gak wehhh 😑😑
KAMU SEDANG MEMBACA
"SELFISH" {NoHyuck} || END
Fanfiction"Dia akan tetap menjadi milikku" "Aku akan menahan sakit itu setiap kali bersamanya" Egois adalah salah satu sifat dasar manusia, tapi bagaimana kalau suatu hubungan ada ke egoisan di dalamnya...?? Apakah hubungan itu sanggup untuk bertahan..??? ...