"Chapt 12"
Jeno, memutuskan untuk menghentikan mobilnya di pinggiran kota dan berjalan menuju taman yang tak jauh dari tempat dia memarkirkan mobilnya. Dia berjalan melihat sekitar yang terlihat ramai dengan pengunjung.
Brugh!
Jeno, membolakan matanya saat seseorang tanpa sengaja menabraknya dari belakang.
"Ajushi maaf" ucap anak kecil yang tanpa sengaja menabrak Jeno, dan Jeno yang tadinya akan marah pun seketika tersenyum melihat anak itu.
"Uumm... tak apa, sini aku bantu" ucap Jeno membantu anak itu untuk berdiri.
"Terimakasih" ucap anak itu sambil membungkuk dan pergi meninggalkan Jeno.
Dan setelah kepergian anak itu, Jeno kembali berjalan sampai langkahnya harus kembali terhenti saat melihat seseorang yang tak asing baginya.
- - -ooOoo- - -
"Mau kemana kau Hah!" ucap Han sambil menarik kerah kemeja Haechan dari belakang.
"Hehehe... mau ke toilet Beb"
Han, menirukan ucapan Haechan dengan nada meledek karena dia tau itu hanya akal-akalan Haechan biar bisa kabur darinya.
"Beneran kebelet ini aku" ucap Haechan mulai berakting seolah menahan berak selama 1 tahun.
Dan karena akting Haechan menyakinkan, akhirnya Han mengalah dan melepaskan Haechan.
"Mau ngapain?" tanya Haechan saat melihat Han ikut melangkah di belakangnya.
"Ngikutin kau lah, jangan berpikir aku ngelepasin kau gitu aja ya" jawab Han.
Haechan, memutar bola matanya malas mendengar ucapan sahabatnya yang menang tak akan berhenti kepo sebelum rasa penasarannya terjawab semua.
"Serah kau lah" ucap Haechan sebelum lanjut berjalan dan di ikuti Han di belakangnya.
Sesaat kemudian Haechan keluar dari toilet dan masih di ikuti oleh Han yang masih minta penjelasan.
"Kau ini kenapa sih?" tanya Haechan yang mulai kesal karena Han terus mengikutinya.
"Jelaskan ini" ucap Han sambil menunjukkan chat nya dengan Jeno yang mana itu membuat kedua pipi Haechan memerah mengetahui Jeno diam-diam perhatian padanya.
"A-aku gak tau" ucap Haechan sambil menggelengkan kepalan namun malah membuat Han menaikkan sebelah alisnya dan berdecak pinggang.
"Gak usah bohong kau ya"
"Beneran Han aku gak tau, malam di mana aku telfon kamu itu aku sedang bertengkar dengannya"
"Lalu kenapa kau tak datang menemuiku?"
"Aku pingsan di jalan dan Jisung menemukanku"
Han, menicingkan matanya menatap mata Haechan mencari kebohongan dari semua ucapan Haechan, namun dia tak menemukan itu karena memang ucapan Haechan nyata adanya.
"Umm, Okay...Okay... lalu siapa Jisung?" tanya Han.
"Dia adik sepupu Jeno"
"Ganteng ga-"
Plak!
Han, mengusap kepala bagian belakangnya setelah seseorang memukulnya secara tiba-tiba.
"Yash! sialan siapa berani memukulk- hehe ayang" yang tadinya mau marah langsung berubah cengengesan saat tau siapa pelaku pemukulan secara tiba-tiba itu.
"Mau cari yang lain kau Hhmm?"
"E-enggak sayang, aku cuma tanya doang iya kan ch-an"
Han, kembali menatap Hyunjin setelah tak menemukan Haechan di sampingnya lagi yang entah sudah menghilang kemana.
"Apa?" tanya Hyunjin kekasih Han yang sebenarnya sudah berdiri di belakang Han dan memberi isyarat pada Haechan untuk diam karena Hyunjin berencana mengagetkan Han tapi berubah menjadi cemburu saat mendengar Han menanyakan apakah sepupu Jeno tampan.
Chup!
"Maaf!" teriak Han setelah memberi kecupan pada bibir Hyunjin dan kabur sebelum Hyunjin semakin ngamuk.
- - -ooOoo- - -
Brugh!
Haechan, terkejut saat mendengar seperti benda jatuh dari arah depan dan dia segera melepas celemek lalu berjalan me dekati sumber suara.
"Jeno?" ucap Haechan sedikit heran karena tak biasanya Jeno akan duduk di sofa setelah pulang kantor.
Ya, karena biasanya Jeno akan langsung kekamar dan membersihkan diri setiap pulang dari kantor.
"Kau ingin sesuatu?" tanya Haechan yang melihat sepertinya mood Jeno sedang tak baik.
Jeno, tak menjawab dan memilih melonggarkan dasinya dengan wajah yang terlihat masam.
Greb!
Mata Haechan melotot sempurna saat Jeno menariknya sehingga dia terjatuh di pangkuan Jeno.
"Jika orang yang kau cintai selingkuh" ucap Jeno sambil menyandarkan dagunya pada bahu Haechan dan mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Haechan, "apa yang akan kau lakukan?" lanjut Jeno membuat Haechan mengerutkan dahinya bingung apa maksud pertanyaan Jeno.
"A-apa maksudnya?" tanya Haechan.
"Apa kau mencintaiku?" tanya Jeno lagi dan mengabaikan pertanyaan Haechan.
"T-tentu, kau kan suamiku"
Jeno, tersenyum tapi juga merasa nyeri di dadanya, "tapi gimana kalau aku tak mencintaimu?" tanya Jeno.
"Itu urusanmu, itu hakmu"
"Kau tak akan berusaha membuatku mencintaimu?"
"Percuma kita berjuang sendirian kalau ujung-ujungnya hanya menghasilkan luka karena orang yang kita cintai tak pernah melihat kearah kita" ucap Haechan panjang lebar dan ini untuk pertama kalinya Haechan dan Jeno mengobrol lebih dari 1 menit.
Ya, sejak kejadian malam itu sebenarnya Jeno berusaha untuk membuka diri agar bisa menerima hadirnya Haechan dia berniat perlahan akan menjelaskan semuanya pada Renjun. Dan sejak malam itu juga hubungan Jeno dan Haechan tak secanggung 3 bulan lalu di awal mereka menikah, Jeno dan Haechan sudah bertegur sapa meski tak pernah mengobrol seperti sekarang.
Jeno, terdiam mendengar ucapan Haechan yang seperti menyindirnya dan itu semakin membuat dadanya terasa nyeri tanpa dia ketahui sebabnya.
"Maaf aku tadi sedang masak" ucap Haechan yang langsung berdiri dari pangkuan Jeno dan berjalan menuju dapur tanpa menyadari Jeno menyusulnya di belakang.
- - -ooOoo- - -
Bingung gak? aku bingung loh 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
"SELFISH" {NoHyuck} || END
Fanfiction"Dia akan tetap menjadi milikku" "Aku akan menahan sakit itu setiap kali bersamanya" Egois adalah salah satu sifat dasar manusia, tapi bagaimana kalau suatu hubungan ada ke egoisan di dalamnya...?? Apakah hubungan itu sanggup untuk bertahan..??? ...