"Chapt 24"
Haechan, berjalan menuruni tangga mencari seseorang yang mungkin bisa dia ajak bicara di apartement Han yang terlihat sepi di pagi itu.
Cklek!
"Chan? kau sudah bangun"
Suara pintu terbuka dan kembali tertutup sebelum Jaemin menyapa Haechan yang masih berdiri di tengah tangga.
"Ngapain berdiri di situ? sini turun kita sarapan" ucap Jaemin sambil berjalan menuju meja makan dan mengambil mangkok untuknya dan Haechan.
"Han, di mana Hyung?" tanya Haechan.
"Dia menginap di apartement Hyunjin" jawab Jaemin membuat Haechan sedikit terkejut dan mengapouthkan bibirnya mendengar jawaban Jaemin dan berpikir bisa-bisanya Han ninggalin Haechan di apartemen miliknya sedangkan dia sendiri malah cari tumpangan untuk tidur.
"Jangan berpikir aneh-aneh, dia hanya tak ingin menganggumu dan kau tau sendiri di apartement ini hanya ada satu kamar" ucap Jaemin yang seolah tau apa yang ada di pikiran Haechan sekarang.
"Tapi kan ya gak harus ninggalin Aku sendirian" ucap Haechan dengan wajah sedih.
"Yak! kau menganggapku hantu situ?"
Haechan, melihat kearah Jaemin sambil tersenyum lucu "ya gak gitu juga hyung, lagian hyung kenapa masih disini?"
TUK!
Jaemin, mengetuk kepala Haechan pelan menggunakan sendok yang dia pegang "kalau hyung pergi siapa yang merawatmu hhmmm"ucap Jaemin.
"Hyung?"
"Mmmhhh?"
"Kenapa hyung lakukan ini?"
Jaemin, meletakkan sendok di atas meja sebelum menatap kearah Haechan yang juga menatap nya, Jaemin mendoyongklan tubuhnya kearah Haechan "haruskah hyung mengatakannya lagi padamu?" ucap Jaemin.
"T-tapi hyung kau tau kan kalau aku sud-"
"Hyung tau dan karena itu Hyung hanya bisa melakukan ini" ucap Jaemin sambil kembali duduk di samping Haechan, "sudah tak usah dipirkan, dan cepat makan ini bubur nanti keburu dingin" lanjut Jaemin yang di angguki oleh Haechan dan merekapun makan bersama.
- - -ooOoo- - -
Sedangkan di apartment Jeno yang baru bangun terlihat mirim orang linglung melihat apartemen yang biasanya berisik suara-suara peratan dapur kini sunyi seperti tak berpenghuni.
"Chan~aaa" panggil Jeno yang entah lupa ingatan dalam waktu semalam atau memang dia tak pernah sadar bahwa dia selalu menyakiti Haechan sehingga Haechan pergi meninggalkannya.
"Chan" panggil Jeno lagi yang masih belum menyadari apa yang terjadi.
Jeno, berjalan ke arah dapur dan di sana dia baru sadar saat melihat pisau yang hampi membunuh Haechan semalam.
"HAECHAN!" teriak Jeno saat menyadari semuanya dan dia segera kembali ke atas lebih tepatnya ke kamarnya.
Dddrrtt....
Dddrrttt....
Belum juga Jeno mengetikkan kontak Haechan, ponselnya sudah lebih dulu bergetar dan menampilkan kontak Renjun yang sedang melakuan panggilan padanya.
Dan tanpa pikir panjang lagi Jeno segera menggesr ikon hijau untuk menerima panggilan dari kekasihnya itu.
"Hallo?"
"Jeno~aaa?"
"Ummm?"
"Apa kau sibuk hari ini? aku merindukanmu dan ingin bertemu denganmu"
Jeno, terdiam mendengarkan pertanyan Renjun yang berkata merindukannya dan ingin bertemu dengannya tapi di sisi lain Jeno ingin mencari keberadaan Haechan dan meminta maaf pada istri mungilnya itu.
"Jeno, apa kau masih di sana? apa kau mendengarku?"
"Uuumm... aku mendengarmu, aku juga merindukanmu sayang" ucap Jeno yang akhirnya memilih akan menemui kekasihnya di banding mencari Haechan.
Tak butuh waktu lama untuk Jeno sampai di apartement di mana Renjun sudah menunggunya.
Clek!
Pintu apartement itu terbuka dan Jeno langsung di sambut pelukan oleh Renjun yang sudah berdiri di depan pintu seolah tau kan kedatangan Jeno.
"Aku merindukanmu" ucap Renjun sambil memelukerat tubuh Jeno.
"Kita baru ketemu kemarin dan kau sudah merindukanku hhmmm" ucap Jeno sambil mengusap lembut surai Renjun dan memberi kecupan pada kenig Renjun.
"Aku akan selalu merindukanmu setiap kau tak ada di sisiku" ucap Renjun berhasil membuat Jeno tersenyum dan lupa akan Haechan.
"Kau selalu bisa membuatku bahagia" ucap Jeno sebelum mempertemukan bibirnya dengan bibir Renjun.
- - -ooOoo- - -
"Mau jalan-jalan gak?" tanya Jaemin sambil membuka pintu kamar Han di mana Haechan ada di dalam sedang membaca komik kesukaannya yang memang dia tinggalkan di apartermen Han.
"Kemana?" tanya balik Haechan.
Jaemin, berjalan masuk mendekati Haechan yang duduk di ranjang "entah, mangkanya aku mengajakmu siapa tau kamu ada tempat yang menyenangkan" ucap Jaemin membuat Haechan berpikir tempat apa yang menyenangkan.
"Gimana kalau ke mall saja? Baku butuh beberapa baju untuk ganti"
"Kenapa gak pakek punya Han saja? kaliankan sama-sam"
"HYUNG!!" teriak Haechan membuat ucapan Jaemin terhenti dan berubah tawa karena melihat wajah kesal Haechan.
"Iya...iya ... maaf, hyung hanya bercanda jangan ngambek gitu nanti imutnya nambah loh" ucap Jaemin sambil mencubit gemas pipi gembul Haechan yang demain cemberut.
"Gak jadi lah aku mau tidur aja" ucap Haechan yang udah bete duluan dan memilih menarik selimut hingga menutupi seliruh tunuhnya yang mana itu membuat Jaemin semakin gemas dan malah naik ke atas rajan bajan ke atas tubuh mungil Haechan.
"HYUNGG BEERATTTT!!!" teriak Haechan dari balik selimut.
Dan tanpa mereka tau Han yang baru saja pulang untuk mengambil tugas dan beberapa baju ganti sebelum kembali ke apartement Hyunjin harus nangis melihat keuwuan Jaemin dan Haechan, "Hyunjin aku juga mau kuda-kudaan!!" teriak Han kembali berjalan kelur apartement.
- - -ooOoo- - -
Utu...utu... sini Han sayangnya Mamak 😙
KAMU SEDANG MEMBACA
"SELFISH" {NoHyuck} || END
Fanfiction"Dia akan tetap menjadi milikku" "Aku akan menahan sakit itu setiap kali bersamanya" Egois adalah salah satu sifat dasar manusia, tapi bagaimana kalau suatu hubungan ada ke egoisan di dalamnya...?? Apakah hubungan itu sanggup untuk bertahan..??? ...