"Chapt 27"

3K 267 5
                                    

"Chapt 27"














Jeno dan Haechan berdiri bersebelahan menatap ke arah sofa di mana Yixing tertidur pulas di sana.

"Bisa-bisanya mama tidur di sini" ucap Jeno.

"Sstttt!" Haechan menyenggol lengan Jeno menggunakan lengannya.

"Apa?"

"Jangan bilang gitu kasian eomma, lagian ini gara-gara kau juga" lajut Haechan.

"Yak! Kenapa aku?"

Haechan, menatap Jeno sinis karena pertanyaan Jeno yang bisa-bisanya masih tanya kenapa karena dia.

"Yang cium duluan siapa? udah tau aku lagi kangen malah cium-ci-aarrggg"

Haechan, mencubit lengan Jeno membuat Jeno berteriak tapi lirih karena takut Yixing terkejut dan bangun, sedangkan Haechan menahan panas di wajahnya yang sudah memerah mengingat adegan beberapa jam lalu.

Flashback oN.

Haechan, menarik tengkuk Jeno sehingga bibir mereka kembali bertemu dan itu tak di sia-siakan oleh Jeno yang langsung mengambil alih permainan tanpa memperdulikan ke hadiran Yixing.

"gghhh~" lenguh Haechan saat tangan dingin Jeno masuk kedalam kaos yang ia kenakan dan menyentuk kulitnya.

"Chan aku ing-"

"Tapi ada eomma" ucap Haechan memotong ucapan Haechan.

"Tapi"

"Nanti saj-"

"Gak! kau yang membangunkannya jadi kau harus tanggung jawab" ucap Jeno sebelum kembali menyerang leher Haechan.

"Jen..aahhh..."

"Aku merindukanmu baby" gumam Jeno sambil memainkan nipple Haechan.

"Aahhh... aahhh.."

Haechan, tak bisa lagi menahan sesahnya karena permainan Jeno yang semakin merambah ke mana-mana.

"Kita lakukan satu ronde aja baru menemui mama" ucap Jeno yang sudah bersiap dengan juniornya di bawah sana.

Sedangkan Haechan yang sudah lemas duluan hanya bisa mengangguk dengan mata sayu menggoda.

Jleb!

"gghhh~"

"Aakhh"

Keduanya mendesah nikmat saat junior Jeno baru memasuki lubang hangat milik Haechan.

"Aku bergerak baby" ucap Jeno mulai menggerakkan pinggulnya dan adegan dewasa yang membuat ruangan ber ac tapi terasa panas.

Sedangkan di ruang tv Yixing yang bosan beranjak dan berjalan kembali menaiki tangga.

"Aahhh... aahhh... aahhh"

Langkah Yixing terhenti mendengar suara desah anak dan menantunya dari kamar.

"Aahhh... babyhhh...."

"Jenhhh nohhh ahhhh akuhhh mau cumhhh"

"Tungguhhh akuhhh babyhhh"

Yixing, memutar bola matanya dan kembali turun "anak kok pada kampret gak tau apa emaknya lagi jadi janda gini" gerutu Yixing sambil menuruni tangga dan ya Yixing sedang di tinggal Suho ke luar negri mangkanya dia bilang lagi jadi janda.

Dan karena nungguin dua kamper yang sedang asolole Yixing pun ketiduran di sofa ruang tv apartemen Haechan dan Jeno.

Flashback Off.

"Kenapa wajah mu memerah?" tanya Jeno yang menyadari wajah Haechan memerah karena malu.

"A-apaan enggak kok" jawab Haechan.

Chup!

"Cciieekkk ada yang lagi malu" ucap Jeno setelah mengecup pipi Haechan.

"Apa si-"

"Kalian sudah selesai?"

Jeno dan Haechan yang tadinya sedang bercanda seketika terdiam saat mendengar suara serak khas bangun tidur Yixing.

"Eomma sudah bangun?" tanya Haechan mendekati Yixing yang mulai duduk.

"Uummm... eomma ketiduran ya?"

Haechan, tersenyum sambil mengangguk "kenapa gak tidur di kamar sebelah eomma" ucap Haechan.

"Ya mana eomma tau kalian bakal selama itu" ucap Yixing yang kali ini membuat Jeno menahan tawa karena melihat ekspresi kesal Yixing sekaligus ekspresi malu Haechan.

"Maaf ya eomma" ucap Haechan.

"Gak apa-apa demi cucu" balas Yixing.

"Ahahahaha...." Jeno tak bisa lagi menahan tawanya meligat wajah Haechan antara bingung, malu, dan kesal jadi satu.

"Apa yang kau ketawakan?!" tanya Haechan kesal bukannya membatu jawab malah tapi malah ketawa, padahal semuanya salah Jeno yang bilang cuma satu ronde tapi ternyata lebih.

"Sudah...sudah jangan bertengkar, jam berapa sekarang?" lerai Yixing.

Haechan, melihat jam yang tergantung di dinding "jam 8 eomma" ucap Haechan.

"Mau tetap masak atau beli saja?" tanya Yixing.

"Beli aja Ma, kasian tuh menantumu pasti capek" jawab Jeno yang langsung mendapat pukulan dari Haechan tapi tak kena karena Jeno berhasil menghindar.

Yixing, tersenyum dan mengusap lembut pipi Haechan "Jeno benar, kau pasti capek" ucapnya membuat Haechan membolakan matanya tak percaya ini emak anak otaknya mesum semua ternyat.

- - -ooOoo- - -

Pagi  harinya semua sudah kembali normal di mana Haechan bangun lebih awal dan membuat sarapan untuknya dan juga Jeno.

Grep!

Hanya satu yang beda di pagi ini yaitu pelukan dari Jeno yang selama pernikahan tak pernah Haechan rasakan karena biasanya Jeno akan turun saat Haechan sudah selesai memasak seolah enggan melihat Haechan terlalu lama.

"J-Jeno?" terkejut Haechan melihat lengan kekar Jeno melingkar pada pinggang rampingnya.

"Kenapa?" tanya Jeno.

"T-tidak, hanya merasa aneh" jawab Haechan.

"Sama, aku juga merasa aneh karena setelah kejadian malam itu aku terus terbayang dirimu, di tambah ucapan Jisung membuatku takut kehilanganmu" ucap Jeno sambil menyandarkan kepalannya pada bahu sempit Haechan.

Ya, Jeno berkata jujur kalau dirinya memang terus memikirkan Haechan setelah kejadian malam itu dan itu aneh.

"Berangkat ke kampus bersamaku ya" lanjut Jeno.

"Tapi?"

"Tak ada penolakan" Chup! ucap Jeno sebelum memberi kecupan pada pipi Haechan dan melepas pelukannya pas Haechan lalu berjalan kembali ke lantai atas untuk mengambil tas kantornya.

Sedangkan Haechan hanya tersenyum melihat kelakuan Jeno meski dia merasa itu sangat aneh "semoga kau benar berubah" batin Haechan sambil lanjut membuat sarapan.

- - -ooOoo- - -

Bingung gak..?? Bingung lah... kapan ini akun buat Book gak bikin bingung yg baca🤣🤣🤣

"SELFISH" {NoHyuck} || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang