"Chapt 22"
Tok!
Tok!
Jaemin, melihat ke arah Han yang ada di sampingnya setelah mengetuk pintu kamar Han di mana Haechan ada di dalam.
"Coba ketuk lagi" ucap Han dan di angguki oleh Jaemin sebelum dia kembali mengetuk pintu itu.
Tok!
Tok!
T-
Cklek!
"Apa sih Ha-n"
Haechan, terdiam mematung saat dirinya membuka pintu dan melihat Jaemin berdiri di depannya.
"H-hy-Hyung! Hiks"
Haechan, memeluk Jaemin sambil kembali menangis membuat hati Jaemin terasa di iris-iris begitupun Han yang melihat sahabatnya kembali menangis.
"Sssttt... Hyung di sini Chan~aaa" ucap Jaemin sambil mengusap lembut kepala Haechan sebelum akhirnya mereka bertiga masuk kedalam kamar.
"Sekarang ceritakan apa yang terjadi?" ucap Jaemin lagi setelah keadaan mulai tenang dan Haechan sudah tak menangis lagi.
Yang di tanya hanya menuduk tak berani menatap Jaemin apalagi menjawab pertanyaan Jaemin.
"Chan, bisakah kau cerita pada Hyung? jangan sakiti dirimu sendiri Chan"
Haechan, masih terdiam seribu bahasa karena sebenarnya dia sendiri tak tau apa salahnya sehingga Jeno melakukan itu padanya.
"Kalau kau tak mau cerita Hyung pergi saj-"
"Aku tak tau hiks, aku tak tau apa salahku" ucap Haechan sambil kembali menangis mengingat kejadian beberapa jam lalu di mana Jeno memukulinya bahkan hampir membuatnya mati.
Flashback oN.
Senyum Haechan mengembang membuat wajah cantik dan imutnya semakin terlihat setelah menerima telfon dari Jeno yang menanyakan keberadaannya dan menyuruhnya cepat pulang.
Dan tanpa pikir panjang Haechan langsung pulang setelan berpamitan pada sahabatnya.
Selama perjalanan Haechan tak henti-hentinya membayangkan dirinya saat sampai di rumah nanti dan Jeno menyambutnya dengan memeluknya.
"Aih! Chan apa yang kau pikirkan" gumam Haechan sambil menggelengkan kepalanya membuat orang yang duduk di sampunya terusik.
"M-maaf menganggu" ucap Haechan yang landung berdiri dan keluar bus karena dia sudah sampai tujuan.
Dengan langkah pasti Haechan terus berjalan menuju apartementnya dan masih dengan senyum di wajahnya.
Cklek!
Pintu apartemen terbuka dan terlihat apartemen sepi dan gelap membuat Haechan sedikit bingung karena Jeno bilang dia sudah di apartemen.
"J-Jeno?" panggil Haechan sambil berjalan masuk.
"No?"
"Jeno?"
"Jen-"
Plak!
Haechan, terdiam mematung saat sebuah tangan tiba-tiba menamparnya cukup keras.
"Jeno?" panggil Haechan lagi sambil memegangi pipinya yang sudah pasti memerah karena tamparan Jeno.
Plak!
Bukannya menjawab Jeno justru menampar Haechan untuk kedua kalinya dan sekarang Jeno menampar pipi kanan Haechan.
"A-apa yang kau lalukan?" tanya Haechan yang bingung kenapa tiba-tiba menamparnya.
Srak!
Aawww~
Haechan, meringis saat Jeno menarik rambutnya ke belakang dengan satu tangan dan tangannya yang lain mencekik leher Haechan.
"J-Je- uhuk-no"
"Sejak kapan kau selingkuh dari ku?!" tanya Jeno membuat Haechan yang kesakitan membolakan matanya.
"A-ak-aku tak seling-kuh"
Plak!
Jeno, kembali kenampar Haechan yang sudah tersungkur di lantai karena dia mendorong Haechan hingga jatuh.
Bugh!
Jeno, menendang Haechan hingga Haechan merintin kesakitan, "masih tak mengaku kau Hah!?" teriak Jeno tepat di hadapan Haechan.
"Tapi aku memang tak selingkuh" ucap Haechan sambil menahan sakit.
Srak!
Sekali lagi Jeno menarik rambut Haechan dengan kasar bahkan sampai beberapa helai rambut Haechan rontok.
"Apa aku harus membunuhmu terlebih dulu agar kau mengaku?" ucap Jeno sambil mengambil pisau dari sakunya yang memang susah dia siapkan sebelumnya.
Haechan, berusaha menggeleng dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya yang kini penuh memar dan sudut bibir yang berdarah.
"Jeno jangan... aku mohon jangan hiks" ucap Haechan memohon pada Jeno.
"Aku tak akan melakukannya kalau kau mengaku sekarang, sejak kapan kau selingkuh sedariku dan di mana tempat tinggal lelaki itu?"
Lagi-lagi Haechan menggelengkan kepalanya karena memang dia tak pernah selingkuh dari Jeno "aku bersumpah kalau aku tak selingkuh Jeno~aaa" ucap Haechan membuat Jeno semakin emosi.
"AARRRGGGG..!!! MATI KAU LEE HAEC-"
Brak!
"HYUNG!"
Jisung, sampai tepat waktu sebelum pisau di tangan Jeno menyentuh tubuh Haechan.
"Hyung, pergilah biar aku yang mengurusnya" ucap Jisung menyuruh Haechan pergi dari apartement itu.
Dan tanpa basa-basi Haechan segera bangkit lalu berlari pergi meninggalkan apartemen di mana Jisung menahan Jeno agar tak mengejarnya.
Flashback Off.
Jaemin, menunduk dengan segala yang ada di pikirannya setelah mendendamkan cerita Haechan yang hampir mati di tangan suaminya sendiri beberapa jam lalu.
"Hyung" panggil Haechan sambil meraih pergelangan Jaemin saat melihat Jaemin tiba-tiba beranjak.
Jaemin, melihat kearah Haechan yang juga melihatnya "lepas" ucap Jaemin singkat tapi terdengar begitu mengerikan.
"Hyung, aku mohon jangan lakukan apapun padanya" ucap Haechan yang entah kenapa berpikir kalau Jaemin akan menemui Jeno.
Mendengar itu Jaemin berjongkok di hadapan Haechan dan menatap dalam manik Haechan "kenapa? bukankah luka di balas dengan luka? dia menyakiti adik kecilku jadi dia pantas mendapat bal-"
Ucap Jaemin terhenti saat Haechan menggelengkan kepalanya dan kembali meneteskan airmata "tapi dia suami ku Hyung" ucap Haechan membuat Jaemin menghela nafas pasrah dan kembali berdiri lalu mengusap pelan kepala Haechan sebelum dia pergi keluar dari kamar meninggalkan Haechan yang menangis di pelukan Han.
- - -ooOoo- - -
Pengen gue sunat si Jeno 😣
KAMU SEDANG MEMBACA
"SELFISH" {NoHyuck} || END
Fanfiction"Dia akan tetap menjadi milikku" "Aku akan menahan sakit itu setiap kali bersamanya" Egois adalah salah satu sifat dasar manusia, tapi bagaimana kalau suatu hubungan ada ke egoisan di dalamnya...?? Apakah hubungan itu sanggup untuk bertahan..??? ...