"Chapt 11"

3.6K 322 16
                                    

"Chapt 11"












Hari ini Haechan merasa sangat bahagia karena setelah 3 bulan menikah, untuk pertama kalinya dirinya bisa duduk satu meja dengan Jeno dan menikmati sarapan bersama meski tak ada obrolan di antara mereka.

Ting Tong....

Ting Tong....

Jeno dan Haechan yang tadinya fokus dengan makanan mereka masing-masing teralihkan saat suara bel apartement berbunyi.

Haechan, menggeser kursinya dan berbiat untuk beranjak membuka pintu, namun Jeno sudah lebih dulu melarangnya.

"Biar aku yang buka" ucap Jeno yang langsung berdiri.

"Makasih" ucap Haechan lembut dan hanya di balas anggukan oleh Jeno sebelum dia berjalan menuju pintu.

Ting Tong...

Ting Tong...

Cklek!

Jeno, mengerutkan dahinya melihat siapa yang bertamu ke apartement nya sepagi ini.

"Minggir ih Hyung ngehalangin aja" ucap Jisung sambil mendorong tubuh Jeno kesamping dan dia merobos masuk kedalam apartement.

"Ada gitu tamu seperti itu?" gumam Jeno sambil menutup pintu dan kembali berjalan ke ruang makan di mana dia langsung membolakan matanya terkejut melihat Jisung yang duduk di pangkuan Haechan.

"Yak!...Yak!... Lee Jisung apa yang kau lakukan?" tanya Jeno.

"Hyung, tak lihat apa? sudah jelah lagi suapin Haechan Hyung" ucap Jisung sambil menyuapi Haechan dengan bubur yang dia bawa.

"Bukan itu yang ku maksud, kenapa kau duduk di pangkuannya?" tanya Jeno lagi.

Jisung, melihat ke arah Jeno dengan tatapan jengah entah karena apa " Memangnya kenapa? orang Haechan Hyung tak keberatan kok" ucap Jisung membuat Jeno terdiam seribu bahasa karena memang begitu kenyataannya kalau Haechan tak menolak perlakuan Jisung.

Sedangkan Haechan hanya bisa senyum sambil ngelirik ke arah Jeno yang terlihat kesal dengan sepupunya itu.

- - -ooOoo- - -

Sedangkan di sisi lain Renjun terlihat uring-iringan karena ponsel Jeno sudah 2 hari ini tak bisa di hubungi dan sialnya Renjun tak pernah tau apartemen atau kantor Jeno ada di mana.

"Kemana sih! ngeselin banget dua hari ngilang gak ada kabar gini" gerutu Renjun sambil terus berjalan tanpa memperhatikan jalan karena pandangannya tertuju pada ponselnya.

Brugh!

"Aawww~" erang Renjun saat dirinya tak sengaja menabrak seseorang.

"M-maaf aku tak senga- Renjun?!"

Renjun, yang mendengar namanya di panggil segera mendongak dan betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang ada di hadapannya.

"Hyung?" ucap Renjun dan orang itu segera membantu Renjun berdiri.

"Sedang apa kau di sini?" tanyanya.

Renjun, mengapouthkan bibirnya sebelum menjawab pertanyaan lelaki itu, "Menunggu kekasihku, dua hari lalu kita membuat janji untuk bertemu di sini" ucap Renjun dengan wajah memelas.

"Lalu?"

"Dia tak datang dan ponselnya tak bisa di hubungi" lanjut Renjun yang semakin kesal dengan Jeno.

"Mau jalan-jalan sama Hyung?"

Renjun, terdiam sesaat memikirkan apa tak apa dia jalan dengan lelaki lain tanpa sepengetahuan Jeno? dia tak mau di tuduh selingkuh.

"Mau gak?" tanya lelaki itu lagi karena Renjun malah terdiam.

"Uumm... sepertinya lain kali aja Hyung, aku masih ada urusan lain" ucap Renjun yang memilih menolak ajakan lelaki itu.

"Ah! begitu, tak apa kalau kau tak bisa tapi boleh aku minta nomermu?"

Renjun, mengangguk sambil tersenyum dan mengeluarkan ponselnya yang sempat ia simpan setelah terjatuh tadi.

"Ini Hyung" ucap Renjun dan lelaki itu segera mengetikkan nomor Renjun pada ponselnya.

"Makasih dan sampai bertemu lagi" ucap lelaki itu sambil mengacak lembut poni Renjun sebelum dia melangkah pergi meninggalkan Renjun dengan kedua pipinya yang memerah.

- - -ooOoo- - -

"Hyung! kenapa berjas ini blom di tanda tangani?"

"Suka...suka aku dong"

Jisung, membolakan matanya mendengar jawaban Jeno yang seperti tak perduli dengan project mereka.

"Maksud Hyung apa? kalau Hyung tidak tanda tangan ini project bakal batal" kesal Jisung.

"Yaudah"

Sunggu Jisung ingin buang Jeno ke sungai han saat itu juga kalau dia tak ingat Jeno sudah beristri. Istri?.

Seketika Jisung teringat kejadian tadi pagi yang mungkin ada hubungannya kenapa Jeno ngambek sekarang.

"Ah! Aku tau sekarang, kau marah karena aku duduk di pangkuan istri imutmu kan?"

Ucapan Jisung berhasil membuat Jeno menoleh ke arahnya dengan tatapan siap membunuh.

"Eettsss... gak boleh marah" ucap Jisung mundur dua langkah dari Jeno.

"Hyung, kalau kau tak mau dengannya kasih ke aku aja, aku siap lahir bat-"

Brak!

Jeno, menggebrak meja membuat ucapan Jisung terhenti sebelum selesai.

"Apa maksudmu? bukannya dua hari lalu kau sendiri yang menyuruhku mencoba menerimanya? Kenapa sekarang kau berusaha merebutnya dariku?" ucap Jeno yang akhirnya terucap yang mana itu membuat Jisung tertawa terbahak-bahak.

"Apa ini tandanya kau cemburu? apa kau sudah melupakan jalang itu?"

Jeno, terdiam mendengar pertanyaan Jisung yang sebenarnya dia sendiri tak tau kenapa jadi begini, dua hari merawat Haechan yang sakit membuat Jeno memiliki waktu lebih banyak bersama Haechan dan selama dua hari itu Jeno merasakan nyaman setiap berada di dekat Haechan bahkan dengan gampangnya Jeno menyuruh Haechan pindah ke kamarnya yang padahal tiga bulan lalu atau lebih tepatnya setelah mereka resmi menjadi suami istri, Jeno juga yang menyuruh Haechan jauh-jauh darinya, tapi sekarang?.

"Kenapa Hyung? kenapa diam?" tanya Jisung lagi.

Jeno, tak menjawab dan lebih memilih pergi meninggalkan ruangannya dan Jisung yang seketika membolakan matanya.

"Yak! Lee Jeno kau belum tanda tangan bangsat!" teriak Jisung tapi tak di perdulikan oleh Jeno.

- - -ooOoo- - -

Siapa yang ketemu sama Njun..???

Besok Up dua Book baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Besok Up dua Book baru....!!!!

"SELFISH" {NoHyuck} || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang