"Chapt 29"

2.9K 265 14
                                    

"Chapt 29"










Tin...

Tin...

Haechan, mengangkat kepalanya dan tersenyum melihat Jeno yang melambaikan tangan ke arahnya dan tanpa pikir panjang Haechan segera berjalan mendekati mobil Jeno.

Brak!

"Maaf nunggu lama" ucap Jeno saat Haechan baru saja masuk kedalam mobil.

"Enggak kok" balas Haechan.

"Mau langsung pulang atau mau jalan-jalan dulu?" tanya Jeno.

"Pulang aja"

Jeno, menoleh ke arah Haechan karena dia merasa Haechan tak seperti biasa. "Apa ada yang menganggumu?" tanya Jeno membuat Haechan menoleh ke arahnya.

"Huh?! Enggak kok"

Jeno, mengangguk dan tersenyum lalu mengusap surai Haechan sebelum dia mulai menyalakan mesin mobil dan menginjak gas pergi dari area kampus menuju apartement.

Selama perjalanan tak ada obrolan di antara Haechan dan Jeno yang memilih diam menatap ramainya jalan di sore itu.

"Uuummm..Chan" panggil Jeno membuka suara dan akan memulai percakapan di antara mereka.

"Hhhmmmm???" Haechan, menoleh ke arah Jeno yang fokus pada jalan.

"Sebenarnya ak-"

Ucapan Jeno harus terhenti saat ponselnya begetar dan itu juga membuatnya menoleh kearah Haechan yang terlihat tak perduli.

Dddrrrttt...

Ddddrrrtttt...

Dddrrrttt...

Ponsel Jeno terus begetar membuat Haechan yang tadinya takperduli pun akhirnya menoleh kesamping "Kenapa gak di aangaat?" tanya Haechan membuat Jeno ikut menoleh ke arah ponselnya.

"Gak apa-apa paling juga Jisung" ucap Jeno.

"Kalau Jisung tak perlu di jawab?"

"Huh?! b-bukan itu maksudku Chan~aaa, aku sedang menyetir"

Haechan, tersenyum tipis sambil melihat ke arah Jeno sesaat lalu menatap ke arah ponsel Jeno "Biar ak-"

Haechan, menghentikan ucapannya sambil melihat layar ponsel Jeno yang terus begetar membuat Jeno mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa?" tanya Jeno dan Haechan menggelengkan kepalanya lalu meletakkan kembali ponsel Jeno dengan posisi terngkurap sehingga Jeno tak bisa melihat siapa yang menghubunginya.

- - -ooOoo- - -

Sesampainya di basement apartement, Haechan segera turun dari mobil meninggalkan Jeno tanpa sepatah kata.

"Chan~aaa" panggil Jeno tapi Haechan mengabaikannya dan tetep berjalan menuju lift yang akan mengantarnya ke lantai di mana kamar apartemennya berada.

Sedangkan Jeno yang kebingungan melihat tingkah Haechan kembali masuk kedalam mobil guna mengambil ponselnya.

"Kenapa sih di-"

Mata Jeno melotot melihat bekas panggilan yang ternyata dari Renjun kekasihnya. Jeno menyimpan ponselnya dan mulai melangkah pergi dari area basement.

Cklek!

Jeno, mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut kamarnya mencari keberadaan Haechan yang entah kemana.

"Perasaan tadi dia pulang dah" gumam Jeno sambil kembali menutup pintu kamarnya dan berjalan mengitari apartemen berharap menemukan Haechan.

"Chan~aaaa!!!" teriak Jeno tapi gak ada respon dari yang di panggil.

"Kemana sih dia?" tanya Jeno pada diri sendiri sambil merogoh saku celananya guna mengambil ponselnya.

"Aneh banget dah ngilang tiba-tiba"

Jeno, terus bergumam tak jelas sambil mencari kontak Haechan dan berniat menghubungi Haechan yang tiba-tiba menghilang.

- - -ooOoo- - -

Sedangkan di sisi lain Han, Hyunjin, Jaemin dan Mark sedang duduk di sofa ruang tv di apartemen Han.

Mark?

Ya Mark, setelah Mark datang menemuin Haechan di kampus Han segera menghubungi Jaemin dan mereka sepakat untuk menemui Mark untuk bertanya perihal kenapa dia menemui Haechan.

"Apa mau Hyung?" tanya Jaemin membuka suara dan memulai percakapan di antara mereka berempat yang sudah hampir 15 menit hanya duduk terdiam.

"Maksudmu?" tanya balik Mark.

"Apa mau Hyung menemui Haechan lagi?"

Mark, menggelengkan kepalanya "tak ada, aku hanya ingin minta maaf padanya soal masa lalu" ucap Mark.

Jaemin, menghela nafasnya karena dia pikir ada benarnya juga perkataan Mark karena di masa lalu Mark pergi gitu aja ninggalin Haechan tanpa meminta maaf.

"Tapi apa hyung tau kal-"

"Aku tau, dan itu tujuanku"

Semua yang ada di ruangan itu mengerutkan dahinya bingung mendengar ucapan Mark.

"Maksud Hyung?" tanya Han.

Mark, tersenyum melihat kearah Han yang terlihat begitu penasaran akan jawaban Mark.

"Jangan senyum-senyum padanya dia milik ku" ucap Hyunjin yang cemburu.

"Apaan sih!"

"Heh! bukan waktunya buat uwu-uwu ya" tegur Jaemin sebelum Han dan Hyunjin yang emang kadang gak kenal tempat itu kebablasan.

"Hyung, lanjut" ucap Jaemin lagi menyuruh Mark melanjutkan ucapannya.

Mark, hanya tersenyum melihat tingkah mereka bertiga tapi ada rasa nyeri karena merindukan masa di mana mereka saling bercada sebelum dia menyakiti Haechan yang mana membuat Han, Jaemin dan Hyunjin menjauhinya.

"Hyung!"

"A-ah iya?"

"Elah! di tungguin juga malah ngelamun"

"M-maaf"

"Oke...oke... lanjut"

Mark, menarik nafas dalam dan menghembuskan pelan sebelum mulai bercerita apa tujuannya menemui Haechan.

"Jadi beberapa minggu ini aku bersama Renjun dan aku memiliki rencana untuk Haec-"

Brak!

8 pasang mata melihat ke arah pintu di mana Haechan berdiri di ambang pintu dengan lelehan airmata yang membasahi pipi gembilnya.

- - -ooOoo- - -

Kek nya bakal ada 100chapt dah ini Book.

"SELFISH" {NoHyuck} || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang