"Chapt 8"

3.7K 383 46
                                    

"Chapt 8"














Jeno, menghentikan mobilnya di depan perkarangan rumah yang tak terlalu besar tapi terlihat nyaman.

Tin!

Tin!

Jeno, membunyikan klakson mobilnya untuk menberi tahu penghuni rumah itu kalau dirinya ada di luar dan benar saja tak lama kemudian terlihat lelaki mungil terlihat keluar rumah dan berlari kecil menuju mobil Jeno.

"Kau menunggu lama?" tanyanya sambil masuk kedalam mobil.

"Enggak" jawab Jeno sambil mengayunkan bibirnya.

Chup!

"Kebiasaan"

Jeno, hanya tersenyum sambil mengacak lembut poni kekasihnya yang tak lain adalah Renjun.

Neraka pun pergi dari area rumah Renjun menuju mall untun menonton sebagai kencan mereka.

Tak butuh waktu lama merekapun sampai di Mall tujuan dan segera keluar mobil dan masuk kedalam Mall tersebut.

"Sayang, kau antri tiketnya ya aku beli minum dan cemilan dulu" ucap Jeno yang langsung di angguki oleh Renjun lalu mereka berbencar.

Jeno, berjalan ke arah penjual pop corn yang masih ada di area bioskop dengan melihat ponselnya dan seperti mengirimkan sesuatu di sana membuatnya tak fokus sehingga menabrak seseorang.

Brugh!

"M-maaf aku tak sengaja" ucap Jeno pada orang itu sedangkan orang itu hanya mengangguk sambil tersenyum lalu pergi meninggalkan Jeno.

Pandangan Jeno mengikuti kemana orang itu berjalan dan itu membuatnya membulatkan matanya saat orang itu yang tak lain adalah Jaemin berjalan ke arah Haechan.

"Haechan?" heran Jeno terus menatap ke arah Haechan yang terlihat manja pada Jaemin.

*"Hyung, kenapa lama banget sih?" kesal Haechan sambil menghentak-hentakan kakinya.

*"maaf tadi ada seseorang tak sengaja menabrakku"

*"Tapi Hyung tak apa kan?"

*Jaemin, tersenyum kalu mengacak poni Haechan sehingga Haechan tersenyum lucu yang mana itu membuat Jeno yang masih menatap ke arahnya mengepalkan tanggannya.

"Pelacur!" umpat Jeno mulai berjalan mengelati Haechan dan Jaemin yang masih tak menyadari jika Jeno memperhatikan mereka.

Dengan perasaan penuh amah Jeno terus berjalan mendekati Jaemin dan Haechan.

"Sayang"

Sampai langkahnya harus terhenti saat suara Renjun menyadarkannya dan membuat perhatiannya teralihkan pada lelaki mungil yang mulai berlari kecil ke arahnya.

"Sudah belum? ini aku sudah dapat tiketnya" ucap Renjun.

Jeno, celingunkan mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Renjun "Umm.. itu tadi antri banget dan aku ingin kekamar mandi sebentar jad-"

"Aih! kebiasaan kau ini, ya udah sama ke kamar mandi, biar aku yang beli minum dan cemilan" ucap Renjun menghentikan ucapan Jeno.

"Maaf sayang" ucap Jeno sambil menunjukkan muka imut membuat Renjun tersenyum dan mencubit pelan pipinya dan tanpa Jeno apalagi Renjun sadari Haechan melihat ke arah mereka yang mulai berjalan bersama untuk membeli popcorn dan minum.

- - -ooOoo- - -

Cklek!

Haechan, masuk kedalam apartemen dengan senyum yang terus mengembang seperti orang yang baru mendapatkan lotre jutaan won.

"Berhenti!" ucap Jeno bersamaan dengan menyalanya lampu.

Haechan, berhenti dan membalikkan badannya menghadap ke arah Jeno yang ternyata berdiri di samping pintu apartemen.

Jeno, mulai melangkah mendekati Haechan dengan tangan yang menyilang di depan dadanya.

Plak!

Satu tamparan Jeno layangkan pada pipi gembul Haechan yang langsung membekas merah di sana.

"Semurahan itu kah kau bermanja-manja pada lelaki lain sedangkan kau punya suami?" ucap Jeno.

Dengan tangan memegangi pipi bekas tamparan Jeno, Haechan tersenyum remeh menatap Jeno "suami? maaf aku tak pernah merasa punya suami apalagi seperti kau" ucap Haechan sebelum dirinya berniat meninggalkan Jeno.

Jeno, meraih pergelangan Haechan dan akan kembali menampar Haechan kalau saja dia tak melihat air mata Haechan yang sudah menetes.

"Kenapa? mau nampar lagi? tampar aja tampar ... cepat tampar aku lagi... tampar sepuasmu... ayo tampar" ucap Haechan sambil menangis membuat Jeno menurunkan tangannya yang sempat terangkat.

"Harusnya kau sadar kenapa aku lebih nyaman dengan orang lain di banding dirimu yang ngaku suamiku tapi lihat sifat egoismu" lanjut Haechan dan itu membuat Jeno bungkam seribu bahasa.

Haechan, melepas cengkraman tangan Jeno dari pergelangan tangannya "Aku membencimu" ucap Haechan sebelum berlari pergi meninggalkan Jeno.

"Haec-" ucapan Jeno terhenti karena Haechan sudah berada di lantai atas "Aaarrgggg!!! kau ini kenapa Jeno~aaa!" teriak Jeno sambil mengacak rambutnya sendiri.

- - -ooOoo- - -

Pagi harinya Jeno di buat bingung karena tak melihat Haechan di dapur yang biasanya menyiapkan sarapan meski mereka tak akur tapi Haechan selalu membuat sarapan untuk mereka berdua, tspi tidak pagi ini dan itu membuat Jeno keheranan.

"Apa dia belum bangun? tapi tak biasanya dia seperti itu" gumam Jeno mulai memutar tubuhnya dan kembali menaiki tangga.

Cklek!

Dengan perlahan Jeno membuka pintu kamar Haechan untun memastikan apakah Haechan masih tidur atau kemana.

Kamar itu kosong membuat Jeno semakin bingung kemana perginya Haechan sepagi ini.

"Kemana dia?" tanya Jeno entah pada siapa.

Ting!

Suara notif pada ponselnya membuat Jeno tersadar dari lamunannya dan segera meraih ponselnya.

Icung🐹

Hyung, di mana kau?

Jeno, hanya membaca pesan dari sepupunya tanpa ingin membalasnya dan ingin kembali menyimpan ponselnya.

Ting!

Belum sempat Jeno menyimpan ponselnya suara notif kembali terdengar membuat Jeno mau tak mau kembali melihat ponselnya.

Icung🐹

Send pict.

Mata Jeno membulat saat melihat gambar yang diri kan Jisung, dan tanpa pikir panjang Jeno segera berlari keluar apartement.

"Hallo Ji, di mana kau?"

"....."

"Tunggu sebentar aku kesana" ucap Jeno sebum mematikan sambungan dan menyalakan mesin mobil sebelum tancap gas.


- - -ooOoo- - -

Kangen aku gak..???

"SELFISH" {NoHyuck} || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang