"Chapt 16"

3.2K 305 35
                                    

"Chapt 16"













"Pagi" ucap Jeno sambil memeluk Haechan dari belakang.

"Pagi" balas Haechan sambil tersenyum dan melihat ke arah Jeno sesaat lalu dia lanjut memasak untuk sarapan mereka.

Chup!

Jeno, memberi kecupan pada pipi Haechan lalu melepas pelukannya dan berjalan menuju meja di mengunggu Haechan.

"Tumben berangkat pagi?" tanya Haechan sambil meletakkan semangkuk bubur di hadapan Jeno.

"Uumm... hari ini ada rapat dan semalam Jisung menelfonku untuk erangkat lebih pagi" jawab Jeno yang di angguki oleh Haechan.

Merekapun fokus pada makanan mereka masing-masing sampai seseorang membuat ketenangan di pagi hari itu berubah.

Brak!

"HYUNG..!!!!"

Haechan dan Jeno saling menatap saat teriakan dari tamu tak di undang memenuhi apartemen mereka.

"Yak! bukannya aku bilang berangkat lebih pagi kenapa masih makan?" ucap Jisung yang tak di perdulikan oleh Jeno.

"Jisung~aaa apa kau sudah sarapan? dan aku yang memaksa Hyungmu untuk sarapan lebih dulu sebelum ke kantor" ucap Haechan.

"Tuh dengar" timpal Jeno.

Jisung, berdecak dan berjalan mendekati Haechan yang sudah berdiri bersiap mengambil bubur untuk Jisung.

Chup!

"Aku sudah sarapan Hyung" ucap Jisung setelah memberi kecupan pada pipi Haechan yang mana itu membuat Jeno seketika melotot tak percaya.

"YAK! LEE JISUNG APA YANG KAU LAKUKAN..?!!" teriak Jeno.

"Morning kiss kakak ipar lah, apalagi emang?" jawab Jisung santai tapi tidak dengan Jeno yang sudah berdiri dan bersiap memukul adik sepupunya itu kalau saja Haechan tak melerai mereka.

- - -ooOoo- - -

"Kau menyukainya?"

"Uummm" Renjun mengangguk lucu saat orang yang beberapa hari ini menemaninya di saat Jeno sibuk dengan istrinya yang sepertinya Jeno sudah mulai menaruh rasa pada istrinya itu dan mulai melupakan keberadaan Renjun sebagai kekasihnya.

"Tetaplah tersenyum seperti itu, aku menyukainya" ucapnya membuat Renjun seketika terdiam dan menatap lelaki yang ada di sampingnya.

"Hy-"

Chup!

Renjun, terdiam dengan detak jantung yang sudah tak karuan, berbeda dengan lelaki yang secara tiba-tiba menciumnya itu malah tersenyu tipis dengan mata tertutup dan dengan perlahan melumat bibir Renjun.

Lumatan itu antara bibir antara Renjun dan lelaki itu semakin memanas bahkan sesekali Renjun mendesah saat lelaki itu mengigit pelan bibir tipisnya.

"Oppa...Oppa... apa kau mau membelu bungaku?"

Ciuman Renjun dan lelaki itu berakhir saat anak perempuan yang mungkin berumur sekitar 8 tahunan itu menarik baju Renjun dan menawarkan bunga jualannya.

"Boleh, Oppa beli satu ya" ucap lelaki itu dan anak perempuan itu terlihat senang lalu segera mengambil setangkai bunga untuk lelaki itu.

"Terimakasih Oppa" ucapnya lucu.

Setelah kebetulan anak perempuan itu, lelaki yang sedari tadi bersama Renjun, kembali fokus pada Renjun.

"Renjun~aaa" panggilnya.

"SELFISH" {NoHyuck} || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang