"Chap 19"
"gggghhh~"
Ting!
Haechan, mengusap matanya pelan sebelum duduk dan melihat Jeno yang masih terlelap.
Haechan, melihat jam yang tergantung di kamarnya menunjukkan pukul 22:30pm dan dia ingat kalau mereka belum memakan apapun sejak pulang dari pantai tadi.
Gimana mau makan orang setelah kepergian Yixing mamanya Jeno, Jeno malah gembur Haechan sampai keduanya kelelahan dan tertidur.
Ting!
Lagi-lagi terdengar suara notif dari ponsel Jeno yang mana itu membuat Haechan penasaran tapi Haechan juga takut kalau Jeno akan marah jika dia membuka ponsel Jeno.
Ting!
Ting!
Notif pesan terus masuk membuat Haechan bisa menahan rasa menasarannya dan mengambil ponsel Jeno.
Njunnie💕
Sayang kau sedang apa?
Sayang aku merindukanmu.
Sayang bisakah kita bertemu?
Haechan, meneteskan airmatanya saat melihat pesan dari kekasih Jeno dan merutuki diri sendiri lancang membuka ponsel Jeno.
"Aku kira kau sudah meninggalkannya" gumam Haechan.
Dddrrrrttt....
Karena terkejut dengan panggilan masuk, Haechan tak sengaja menjatuhkan ponsel Jeno yang mana itu membuat Jeno terbangun.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Jeno dengan mata setengah terbuka dan suara serak khas orang bangun tidur.
"E-enggak" gugup Haechan.
Ddrrttt....
Ddrrttt....
Jeno, melihat ke bawah dan di mana ponselnya tergeletak di lantai sebelum kembali menatap Haechan yang masih berdiri di samping ranjang.
"Kau coba mengambil ponselku?" tanya Jeno.
"M-maaf aku tak bermak-"
Mengangkat tangannya memberi isyarat pada Haechan untuk diam dan dia mengambil ponselnya.
(Njunnie is calling)
"Hallo?"
"Sayang, kenapa kamu tak membalas pesanku"
"Maaf, aku bel-"
"Kau sudah membacanya tapi tak membawanya, ada apa denganmu sebenarnya Hah!? tadi kau pergi gitu aja sekarang hanya membaca pesan dariku"
Omel Renjun membuat Jeno melihat ke arah Haechan yang masih berdiri di tempat yang sama dengan kepala menunduk.
"Sayang, nanti aku telfon lagi" ucap Jeno sebelum mematikan sambungan secara sepihak dan menatap Haechan tajam.
Jeno, berdiri di hadapan Haechan yang terlihat begitu ketakutan dengan pikiran buruk yang mungkin akan Jeno lakukan padanya.
Greb!
Mata Haechan membola saat Jeno tiba-tiba memeluknya dengan erat.
"Lain kali jika ada yang menelfonku bangunkan saja aku, aku tak suka ada yang menggangu privasi ku" bisik Jeno sebelum melepas pelukannya dan berjalan menuju kamar mandi tanpa menoleh ke arah Haechan sedikitpun.
- - -ooOoo- - -
Pagi harinya Haechan terbangun dan tak melihat siapapun di kamar selain dirinya sendiri.
"Kemana Jeno?" pikir Haechan sambil mengubah selimut dan turun dari ranjang.
Cklek!
"Jeno~aaaa" panggil Haechan keluar kamar guna mencari Jeno namun apartemen terlihat sepi yang artinya memang hanya dirinya yang ada di apartemen itu.
Karena tak menemukan Jeno, Haechan kembali masuk kedalam kamar dan berniat untuk siap-siap pergi ke kampus dengan pikiran mungkin Jeno sudah pergi ke kantor.
Dan di sisi lain terlihat Renjun dengan senyum manisnya sedang menyiapkan sarapan.
Greb!
"Kau sudah bangun?"
"Uummm"
"Bersihkan dirimu dan kembali kesini untuk sarapan" ucap Renjun.
"Tapi aku masih ingin memelukmu"
"Jeno~aaa" panggil Renjun sambil memutar tubuhnya menghadap lelaki yang memeluknya dari belakang yang tak lain adalah Jeno.
Ya Jeno, setelah terbangun karena telefon dari Renjun, Jeno dan Haechan memesan makan lalu makan dan setelahnya mereka kembali tidur tapi hanya Haechan yang benar-benar tertidur, karena Jeno hanya berpura-pura memejamkan matanya lalu pergi meninggalkan Haechan yang sudah tertidur.
Jeno, merasa bersalah pada Renjun karena kejadian kemarin sore di mana dia meninggalkan kekasih rubah ya begitu saja dan dia ingin menebus kesalahannya dengan bermalam di apartemen yang dia beli untuk dirinya dan Renjun tanpa tau jika setelah kepergiannya Renjun melampiaskan nafsunya pada sang mantan.
"Uummm?"
"Kau bau" lanjut Renjun yan malah membuat Jeno tersenyum sesaat sebelum menyerang leher Renjun.
- - -ooOoo- - -
Tin....
Tin....Haechan, yang hampir 15 menit berdiri di halte bus di kejutkan oleh suara klakson mobil yang berhenti tepat di depannya.
"Hyung?" ucap Haechan saat pemilik mobil itu menurunkan kaca.
"Mau pergi bersama?" tanyanya.
Haechan, menoleh kekanan dan kekiri lalu melihat jam yang ada di pergelangan tangannya sebelum akhirnya mengangguk.
"Boleh" jawab Haechan sambil tersenyum dan segera melangkah mendekati mobil itu.
Haechan, masuk kedalam mobil "Hyung kenapa ada di sini?" tanya Haechan yang sedikit heran kenapa lelaki di sampingnya bisa di daerah apartement nya padahal letak apartemen lelaki itu cukup jauh.
"Baru mengantar sepupu pulang dan kebetulan apartementnya di daerah sini" Jawanya yang hanya di angguki oleh Haechan.
Keduanya terdiam dengan Haechan melihat ke arah luar dan Jaemin fokus ke depan ke arah jalan.
Jaemin?
Iya, Jaemin orang yang memberi tumpangan untuk Haechan dan beralasan mengantar sepupu yang sebenarnya tak ada karena dia anak tunggal di keluar Na.
- - -ooOoo- - -
Pengen aku hapus ini Book... asli bingung aku cari endingnya 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
"SELFISH" {NoHyuck} || END
Fanfiction"Dia akan tetap menjadi milikku" "Aku akan menahan sakit itu setiap kali bersamanya" Egois adalah salah satu sifat dasar manusia, tapi bagaimana kalau suatu hubungan ada ke egoisan di dalamnya...?? Apakah hubungan itu sanggup untuk bertahan..??? ...