Chapter 28 "Cafe Part 2" (bxb)

622 64 3
                                    

Adhi berlari menuju meja, "RENO!" Teriak Adhi. Teriakan tersebut membuat Revan dan Reno langsung menoleh ke belakang.

"Adhi?" Ucap Revan. "Hah.. ganggu aja sih! Adhi sialan!" Batin Reno. Adhi langsung memegang kerah Reno sambil berkata, "SIALAN! Kau apakan Revan!" Ucap Adhi.

"Hahaha.. bukan urusan lu Dhi! Jangan ganggu!" Ucap Reno. "Bukan urusan gue?! Ini urusan gue!" Ucap Adhi.

Terjadi keributan, "Hah? Ngapain sih mereka!" Batin Revan. "ADHI! JANGAN CAMPURIN URUSAN GUE!" Ucap Reno.

"LU YANG BUAT MASALAH SAMA GUE SIALAN!" Jawab Adhi. "Udah.." ucap Revan. Namun tak didengarkan oleh keduanya.

"Adhi!" "Reno!" Ucap keduanya melayangkan pukulan. Namun, "DIEM!" Ucap Revan sambil berteriak.

Keduanya menghentikan keributan, mereka menoleh ke arah Revan yang kini sedang geram dengan keributan yang mereka buat.

"Ngapai sih? Ribut banget! Berisik! Ganggu pelanggan lain!" Ucap Revan.

"Eh.. maaf semua! Jangan marah marah dong Van.. ini tuh Reno yang mulai!" Ucap Adhi.

"Gue? Gak! Bukannya lu yang ngajak ribut dulu! Teriak terika lah! Narik narik kerah la! Gue kan cuma ngebela diri!" Ucap Reno.

"Apa lu hah! Lu yang ajak ribut! Deket deket sama Revan lagi!" Ucap Adhi. Revan mendengar itu langsung terbingung tak mengerti.

"Sebenarnya mereka ini ribut gara gara apa? Kok malah bawa bawa gue?" Batin Revan.

"Terserah gue lah! Hidup gue, gue yang atur! Urusan gue, gue yang atur! Terserah gue mau deket ama Revan!" Ucap Reno.

Makin bingung Revan dengan alur pembicaaraan. "STOP! Gue mau nanya kalian ini mgeributin apa?" Tanya Revan.

Seketika keduanya terdiam membisu. Tak ada yang bersuara sedikitpun. "Aduh.. harus jawab apa gue!" Batin Adhi.

"Gi-gini Van.. kita lagi ngeributin......." ucap Adhi. "Baju yang lu pake!" Ucap Reno.

"Hah? Ngapain ngeributin baju gue coba! Terus apa maksudnya deket deket?!" Ucap Revan kembali bertanya.

"Eumm.. itu tu-" "Drama di tv!" Ucap Adhi memutuskan perkataan Reno. "Iya iya iya! Bener bener.. kita lagi ecting!" Ucap Reno.

"Hah? Maksud kalian, dari tadi cuma main main?" Tanya Revan. "Iya" jawab keduanya.

"KALAU MAU MAIN LIHAT TEMPAT DONG! JANGAN RIBUT DISINI! KAN GUE JADI IKUT EMOSI!" Ucap Revan.

"E.. maaf Van" ucap Adhi. "Jangan marah marah gitu dong Revan.. abang kan jadi takut!" Ucap Reno.

"Jijik sialan.. lu ngomong apa hah! Ngajak ribut lagi ya!" Ucap Adhi. "Paan sih! Mau ribut! Ayok" ucap Reno.

Makin naik emosi Revan mendengar itu. Ingin sekali Revan memukul keduanya hingga pingsan.

Tak mau ambil pusing, Revan langsung berdiri. "UDAH AH.. PUSING GUE!" Ucap Revan beranjak dari meja.

"Eh! Van jangan gitu dong.. jangan pergi!" Ucap Adhi. "Udah ah.. pusing gue urusin kalian!" Ucap Revan.

"Jadi berapa? Total sama yang di dia!" Ucap Revan menunjuk Reno. "Jadi 200.000 kak" ucap pelayan.

Dengan segera, Revan membayar menggunakan debit. Ia langsung keluar memakai helm nya untuk pulang.

"Revan! Nanti sore mau gak anterin gue ke bandara.. mau pulang ke negara sebelah" ucap Reno.

*Negera sebelah. Maksudanya masih di negara Hill

"Eh? Kak Reno mau pulang ya.. kapan datang lagi?" Tanya Revan. "Gak usah datang lagi! Jauh jauh sana!" Ucap Adhi.

"Ehehe.. belum aja pulang udah nanyain kapan datang lagi! Bakal sering deh kesini nya.." ucap Reno.

"Hah? I-iya kak" ucap Revan langsung melaju di jalan.

"Uek.. jijik kayak makan eek!" Ucap Adhi. "Heh.. bilang aja gak bisa ngegodain kayak gue kan!" Balas Reno.

"Najis! Gue lebih handal! Enek gue lihat muka lu!" Ucap Adhi pergi.










































Halo semua! Maaf nih baru up hari ini.. ada yang nunggu kelanjutan Cafe Part 2 gak nih? Boleh komen ya..












Banyak typo dan gaje!


































Bye

Sistem KekayaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang