Chapter 30 "Misi Membantu Part 2"

469 55 10
                                    

Mereka pun sampai dirumah si cowok, "Dimana ibu kamu?" Tanya Revan.

"Ada di kamar, tunggu aku akan membawanya!" Ucapnya sambil berlari masuk ke rumah.

Keadaan rumah milik si cowok cukup memprihatinkan, atap rumah banyak yanh bolong.

Pagar banyak yang bengkok, tembok banyak di coret coret, pintunya udah keropos.

Dan masih banyak lagi, "Lah, pintu nya mirip kayak di rumah ya.. hehehe" batin Revan.

Tak lama, datang si cowok dengan mengendong ibunya. "Aku panggil ambulan dulu ya.." ucap Revan.

"Jangan, terlalu lama!" Ucap cowok sambil memegang erat ibunya. Revan mengerti, ia pun segera memanggil taksi.

Di perjalanan, "Hei, namamu siapa?" Tanya Revan. "Namaku Ardi" ucap Ardi.

"Ouh.. aku Revan, salam kenal ya Kak.." ucap Revan.

Tak lama, mereka pun sampai di rumah sakit. Dengan cepat, mereka memanggil dokter untuk pemeriksaan.

"Bagaimana dengan keadaannya dok?" Tanya Revan. Dokter memeriksan nya dengan teliti.

"Bagaiman dengan keadaan ibu saya dok! Tolong katakan padaku.." ucap Ardi sambil menangis.

"Eh? Kok aku ngerasa dia cantik ya?" Batin Revan melihat ke arah Ardi yang kini menangis.

"Eh? Mungkinkah ada cowok cantik?" Batin Revan sambil berpikir.

"Hmm.. keadaannya sangat berbahaya, ia harus segera di operasi. Apakah kalian setuju?" Ucap dokter.

*Autor tak mengerti tentang yang beginian, udahlah ngasal

"Setuju dok" ucap keduanya, Ardi menangis. Ia merasa bahwa ibunya memiliki kesampatan untuk hidup, "Ibu, sadarlah!" Batinnya berkali kali.

Tak lama, ruang operasi pun menyala, dokter dan suster langsung masuk untuk melakukan operasi.

Ardi duduk sambil menangis, "Ibu, bertahanlah.." ucapnya. "Kak, aku yakin sekali. Ibumu pasti akan selamat!" Ucap Revan.

"Makasih Revan, tapi bagaimana dengan pembayarannya? Apa yang harus kulakukan untuk membayar nya?" Ucapnya.

"Hah, sudah kukatakan bukan. Urusan pembayaran aku yang urus. Jangan khawatir, aku memiliki dana kok" ucap Revan.

"Benarkah? Terima kasih banyak ya Revan! Aku pasti akan membayarnya suatu hari nanti!" Ucap Ardi.

Tak lama, Revan berjalan untuk melakukan pembayaran. "Oh.. kamu yang membawa pasien yang kini di operasi ya!" Ucap seorang perawat.

"Benar, saya ingin membayar biaya operasinya. Kalau bisa ditambah biaya ruangan untuk pasien ya!" Ucap Revan.

"Baiklah Tuan, untuk biaya operasi sejumlah 10.000.000 lebih Tuan. Terdapat sebuah penyakit lain di tubuh pasien sehingga biaya menaik" ucap perawat.

"Terdapat penyakit lain? Maksudnya?" Tanya Revan tak mengerti.

"Jadi Tuan, terdapat penyakit kanker stadium sedang. Penyakit inilah yang membuat racun cepat menyebar dan menambah biaya rumah sakit" ucap perawat.

"Jadi, biaya apa saja yang harus ku bayar?" Tanya Revan.

"Baik, biaya untuk operasi kanker mencapai 12.980.000, untuk biaya rawat inapnya masih belum menentu Tuan, untuk kamar biasa 4.000.000 per minggunya dan 17.000.000 per bulannya. Untuk pengobatan lebih lanjut bisa dibicarakan saat pasien sudah selamat" ucap perawat.

"Baiklah, bagaimana dengan obat obatan dan biaya terapi?" Tanya Revan.

"Untuk itu akan disesuaikan saat pasien selesai dioperasi" ucap perawat masih ragu.

"Oh begitu ya, bagaimana dengan kamar VIV?" Tanya Revan.

"Kamar VIV? Mengeluarkan 2x lipat dari kamar biasa dan menambah biaya lainnya. 10.000.000 per minggu dan 50.000.000 per bulannya" ucap perawat.

"Baiklah, aku memesan kamar VIV untuk 1 bulan terlebih dahulu. Tolong jumlahkan dengan biaya operasi pertama" ucap Revan.

"Baik, 62.980.000 Tuan. Apakah akan membayar chas ataukah debit? Atau cicilan?" Tanya perawat.

"Debit" ucap Revan langsung memberikan kartu ATM. "Ting" pembayaran telah selesai.

"Bailah Tuan, untuk waktu operasi dibutuhkan 10-15 jam. Di perkirakan dari jam 13.00-23.00 atau sampai jam 03.00" ucap perawat.

"Baiklah, untuk anaknya yang kini menunggu di luar ruangan operasi. Jika ia tertidur, bawakan ke ruang VIV dan bawakan makanan untuknya. Biaya akan kutanggung bersaman dengan biaya lanjutan" ucap Revan.

"Baiklah Tuan, Nama anda siapa? Dan hubungan apanyang anda miliki dengan pasien?" Tanya perawat.

"Hm? Nama saya Revan Ganesh, hubungan saya dengan anak pasien adalah teman. Untuk informasi lain dapat ditanyakan langsung ke anak nya" ucap Revan.

Revan pun pergi, entah mengapa ia dangat lega kali ini.

"Ding"

"Misi selesai"

Nama: Revan Ganesh
Umur: 17 Tahun
Level: 3 (513.430.000/1.000.000.000)
Pesona: 31/24
Keterampilan: Memasak,Music,Bela Diri,Pengetahuan,Mengemudi
Kekayaan: 4.251.421.000.000
-Kawasaki Ninja 250 ZX-25R
-100% Saham Pt Gudang Garam
-BMW X3 sDrive 20i
-85% Sahan Shil Company
-Audi Q7
-Vila Yusha (1)
-Lamborghini Aventador SVJ Roadster Griglo Telesto
Penyimpanan
Toko
Misi: -
































Yey! Selesai juga ya, autor emang ngebuat Ardi cantik tapi masih keliatan tampan. Sangat jauh sama Revan ya, oh ya. Masalah penjelasan rumah sakit aku ngasal ya, jadi maaf kalau gak bener.
















Hah.. akhirnya bisa up juga nih.. PAS udah selesai, tinggal dibagi rapot. Kalau nilai Autor bagus, Autor akan up hari ini lagi. Untuk sekarang 1 saja dulu ya..













Autor doain moga dapat nilai yang bagus ya..

(Ini verita Autor dah buat pas PAS, cuma belum di publis)






Mau lanjut?











Ditunggu ya semua!
















































Banyak typo dan gaje






























Bye

Sistem KekayaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang