Chapter 31 "Mengantar Reno Ke Bandara"

437 51 1
                                    

Revan kembali setelah membayar, ia melihat Ardi yang kini masih menangis.

"Udah, jangan nangis kak.." ucap Revan mencoba menenangkan. "Hah.. hah.. hah.. gimana gak nangis Van, ibuku.." ucapnya.

"Hah.. kalau nangis terus nanti ibumu malaj khawatir. Dia jadi gak semangat dong! Jangan nangis ya!" Ucap Revan kembali.

"Hah.. iya, gimana dengan pembayarannya? Apa mahal?" Tanya Ardi.

"Gak mahal kok, aku udah pesan kamar juga. Jadi jangan khawatir ya!" Ucap Revan.

"Makasih bantuan nya ya Revan, aku mau tau kenapa kamu mau membantuku?" Tanya Ardi.

"Hmm.. karena aku kehilangan orang tuaku. Aku menangis sedih saat orang tua ku pergi" ucap Revan.

"Apa? Maaf ya mengingatkan mu tentang hal itu! Aku mengerti perasaanmu sekarang!" Ucap Ardi.

"Ya, aku merasa kehilangan. Namun, aku tak mau terus bersedih. Aku malah akan membuat orang tuaku khawatir, walau sudah beda alam. Jadi, aku tak ingin melihat ada orang yang kehilangan lagi. Selagi aku dapat membantu, aku akan melakukannya" ucap Revan.

Ardi kagum dengan perkataan Revan, mau bagaimana pun terlihat dia masih muda. Tapi, hatinya sangat baik.

Tiba tiba, hp Revan berdering. "Tunggu sebentar ya!" Ucap Revan berjalan menjauh.

"Halo.." ucap Revan, "Halo Van, ini gue udah mau otw ke bandara. Mau ikut gak?" Tanya seseorang yang bukan lain adalah Vina.

"Oh, iya aku juga ikut. Tunggu, aku bentar lagi ke rumahmu" ucap Revan langsung menutup telepon.

Revan berjalan menuju ke tempat Ardi, "Kak, aku ada urusan dulu. Mungkin akan telat datang ke sininya" ucap Revan.

"Eh? Memangnya kemana?" Tanya Ardi. "Kakak temanku akan pulang, aku harus mengantarnya ke bandara" ucap Revan.

"Baiklah, aku akan menunggumu!" Ucap Ardi. "Ya, tunggulah" ucap Revan.

Revan langsung berlari keluar dari rumah sakit. Ia pun menaiki taksi untuk pulang dulu ke rumahnya.

Tentu saja untuk mengambil motornya, tak lama ia sampai di rumah Adhi.

"Eh? Lu udah datang Van" ucap Adhi. "Hm.. jadi mana Kak Reno? Dah berangkat?" Tanya Revan.

Belum saja Adhi menjawab, tiba tiba. "Belum kok. Aduh bahagia nih, datang datang langsung nanya aku" ucap Reno keluar dari rumah.

"Eh? Ah iya iya" ucap Revan hanya meng iyakan saja. "Jadi, udah siap?" Tanya Adhi acuh tak acuh.

"Elah, udah. Ni udah siap kok dari tadi malahan!" Ucap Reno. "Gak usah ngegas kali!" Ucap Adhi.

Ya, terjadi keributan sedikit. Namun cepat berlalu, "Udah, Kak Reno kan harus pulang. Akur dikit kek" ucap Vina.

"Hah? Iya dah" ucap Adhi. Tentu saja membuat Revan tertawa lucu melihat sepasang saudara ini.

"Hahaha.. kalian ini gak bisa akur ya" ucap Revan sambil tertawa. Walau wajah Revan tertutup masker, namun sudah terbayang wajah manis Revan saat tertawa.

Tak lama, mereka pun berangkat menuju bandara. Revan dan Adhi menaiki motor, Vina dan Reno naik taksi.

Sampai di bandara, "Gimana? Udah dapet tiketnya?" Ucap Adhi.

"Udah dapet? Heh, gue udah pesen sejak kemarin!" Ucap Reno tak terima.

Mereka tertawa bahagia, hingga pesawat yang di naiki Reno akan segera terbang.

"Kak Reno jaga diri baik baik ya, jangan terlalu banyak kerja nanti sakit. Kapan kapam datang lagi ya!" Ucap Vina.

"Iya, Vina adik ku sayang. Tenang aja, kakak akan mendengarkan nasehat mu itu" ucap Reno.

"Kak, jaga diri ya. Moga bisa ketemu lagi" ucap Revan singkat.

"Iya, makasih ya udah anter sampai bandara. Nanti, bakalan lama deh netepnya. Kagenin aku ya" ucap Reno sambil tersenyum.

"Ih.. najis beh! Udah sana cepatan naik, nanti ditinggalin. Jaga diri!" Ucap Adhi.

"Elah.. iya iya! Kakak berangkat dulu ya" ucap Reno masuk ke dalam pesawat.

"Bye! Sampai ketemu lagi" ucap ketiga nya.

Tak lama, pesawat pun meluncur. "Oh ya, aku minta nomernya Kak Reno. Boleh?" Tanya Revan.

"Buat apa coba Van!" Ucap Adhi. "Hah, lu tuh ya. Kalau ada urusan kan gampang neleponnya" ucap Revan.

"Ckk.. yaudah nij nomernya kukirim. Udah, dah siang makan dulu yuk" ucap Adhi.

"Makan? Boleh juga tuh" ucap keduanya bersamaan.

Mereka pun mampir ke cafe dekat bandara, mereka berbincang cukup lama.

Hingga kini jam menunjukan pukul 17.00, semua bubar. Revan kembali ke rumah sakit, ia ingin tahu keadaan Ardi.





























Hai semua..

Maaf nih telat up nya, seperti yang ku janji kan. Awalnya mau up hari rabu, nilaiku lumayanlah..

Tapi...

Hp ku mati, kemarin ku chas dan malah lupa ku up..

Sebagai permintaan maaf, besok mungkin akan ku up 1 chapter lagi.. kalau mau komen sebanyak banyak nya..




Oke.. gimana dengan chap ini? Hehehe dikit ya.. udahlah aku gak punya banyak ide lagi.







Banyak typo dan gaje






























Bye

Sistem KekayaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang