Chapter 12 "Permainan Part 1"

1.1K 99 0
                                    

Kejadian yang menguntungkan Adhi berakhir cepat. Walau begitu Adhi masih menikmati waktu berduaanya dengan Revan.

Namun tak berlangsung lama. Vina dan Diana datang membuat momen mereka berdua terganggu mungkin bagi Adhi saja.

*Revan buru buru pake maskernya lagi

Revan mrnyambut kedua teman wanitanya masuk kerumah tuanya. "Rumahmu sederhana ya" ucap Diana melihat sekitar.

"Ya iyalah! Emangnya akan seperti apa? Mewah?" Tanya Revan. Diana terdiam ia tahu bahwa Revan marah.

Diana pun menganti topik penbicaraan. "Dimana Adhi? Dia telat?" Tanya Diana. "Adhi gue samperin dirumahnya gak ada! Kemana ya dia?" Tanya Vina.

"Adhi ada didapur. Udah dateng dari tadi" ucap Revan. Keduanya terkejut mendengar hal itu. Adhi yang terkenal si terlambat datang cepat mana mungkin.

Vina dan Diana menuju dapur, didapur tercium bau yang harum. "Revan yang masak?" Tanya Vina. Ia tahu Adhi tak bisa masak.

"Iya Vin. Mau?" Tanya Revan memberikan sedikit makanan yang sudah jadi. Saat hendak mengambil tiba tiba Diana tertawa keras.

"Hahaha! Kenapa Dhi? Kok pake plaster?" Tanya Diana mengejek. "Oh! Tadi kegores ama pisau" ucap Revan. "Elah! Kegores mulu Dhi! Udah 3x loh!" Ucap Vina.

"3x? Maksud kamu Adhi udah kena gores pisau 3x!" Ucap Revan. "Dia bilang trauma tapi malah dilakuin lagi, ada apa denganmu Adhi?" Tanya Vina.

"Eh! Trauma! Kok gak bilang Dhi! Kan gue bisa suruh lu ngerjain yang lain!" Ucap Revan. "Bukan trauma kok! Gak papa malah dapat pengalaman baru" ucap Adhi mengingat situasi tadi.

Revan yang tak peka itu hanya bingung, pengalaman apakah yang dibicarakan oleh temannya Adhi.

Namun walaupun Revan penasaran ia tetap cuek saja. "Udah gak usah di omongin lagi! Makanannya belum siap! Kalian tunggu di ruang tamu" ucap Revan.

Mereka hanya menurut saja, walau sempat ditolak oleh Adhi. Maklum dia gak rela pemandangannya hilang gitu aja.

Setelah menunggu selama 1 jam. Akhirnya Revan selesai memasak. Hidangan tersaji dimeja dengan rapi.

Tentu membuat ketiga temannya langsung kelaparan. Mereka melahap makanan itu. "Uenak" ucap ketiga teman Revan.

Setelah makan, "Kita tuh mau ngapain?" Tanya Revan. "Oh! Gini aku sama Vina udah buat rencana" ucap Diana.

"Jadi kita buat permainan gitu. Kan disini ada 4 orang nih jadi kami tuh udah siapin 8 kotak dimana masing masing tersedia baju yang berbeda beda. Disana ada 4 baju wanita dan 4 baju pria beserta aksesorisnya. Cara mainnya, baju itu dimasukan kekotak yang sama warna dan besar lalu dikocok. Masing masing harus memilih 2 kotak. Lalu baju nya harus dipakai" ucap Vina menjelaskan.

Persiapan selesai, kedelapan kotak diputar oleh para peserta. "Diana duluan yang pilih kotak" ucap Vina.

"Udah aku Adhi" ucap Diana. "Vina terus Revan" ucap Adhi. Semua mengangguk setuju.

Kotak sudah dikocok lalu diberi angka 1-8. Diana memilih kotak nomber 4 dan 2. Adhi memilih nomer 8 dan 7. Vina memilih nomer 1 dan 5 dan Revan memilih nomer 3 dan 6.

Dimualai dari Diana. Kotak nomer 4 berisikan baju pagawai laki laki.

*Disini ada 4 propesi aja. Pegawai (laki dan perem) Pelayan (laki dan perem) polisi (laki dan perem) dan dokter suster

Kotak itu berisi kemeja, celana, dasi, sabuk, kacamata, tanda pengenal dan 1 tumpukan dokumen.

Diana langsung menggunakan baju itu diruangan ganti. Sosok perempuan cantik berubah menjadi pagawai laki laki.

Walau terlihat tak cocok bagi Diana tapi itu sangat sempurna.

Selanjutnya Adhi membuka kotak nomer 8 yang ternyata berisi baju seorang polisi.

Dengan segera Adhi memakai baju itu. Tampak cocok dengan badan kekarnya.

"Jangan bergerak" ucap Adhi menodongkan pistol kearah Revan. Revan mengangkat tangannya lalu berkata. "Mau apa?" Tanya Revan.

Drama antara Revan Adhi dan Vina pun terjadi. Revan sebagai penjahat, Vina sebagai sandra dan Adhi sebagai polisi.

Drama terjadi dengan ending sang penjahat mengakui kesalahannya lalu mereka berdamai.

Drama yang cukup panjang ini disaksikan oleh Diana langsung.


























Maaf aku buat part lanjutan aja! Bakalan panjang kayanya sih....
Banyak typo dan gaje!

























Bye

Sistem KekayaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang