Chapter 14 "Diana dan Vina hilang?"

929 81 0
                                    

"Ding"

"Anda telah menyelesaikan misi tersembunyi"

"Hadiah: Mobil BMW X3 sDrive 20i (968.000.000)"

"Bonus: 100.000.000"

Nama: Revan Ganesh
Umur: 17 Tahun
Level: 2 (46.000.000/100.000.000)
Pesona: 16/9
Keterampilan: Memasak,Music,Bela Diri
Kekayaan: 421.000.000
-Kawasaki Ninja 250 ZX-25R
-100% Saham Pt Gudang Garam
-BMW X3 sDrive 20i
Penyimpanan
Toko
Misi: -

"Misi apa yang aku kerjakan coba? Dapat mobil mahal lagi! Uang juga" ucap Revan tak percaya.

Setelah menunggu 30 menit akhirnya Adhi terbangun dari pingsannya. "Akh! Aku kenapa?" Tanya Adhi.

"Lu masa lupa? Gue yang harusnya tanya lu kenapa lu pingsan tiba tiba? Terus mau apa lu deketin gue tadi? Kan jadi jatuh!" Ucap Revan.

Adhi mencoba mengingat apa yang baru saja terjadi, tak lama muka Adhi sangat merah.

"Mana lu mimisan!" Ucap Revan emosi. "Ya ya maaf Van! Gara gara lu sih meng" ucap Adhi memberhenti kan ucapannya.

"Meng apa?" Tanya Revan. Adhi garuk bagian ujung kepala yang tak gatal lalu menganti topik pembicaraan.

"Diana ama Vina kemana? Kok belum kesini?" Tanya Adi. "Gak tau nih! Mungkin pulang duluan" ucap Revan.

"Gak mungkin Van, soalnya gue udah janji ama Vina buat pulang bareng" ucap Adhi menyangkal perkataan Revan.

"Mungkin ada masalah dijalan jadi belum pulang" ucap Adhi kembali. "Yaudah.." ucap Revan.

Setelah menunggu hampir 1 jam, namun kedua teman ini belum datang juga. Ini membuat Revan dan Adhi cemas.

Adhi langsung menelepon Vina dan Revan menelepon Diana. Namun tak diangkat sedikitpun. Lantas membuat keduanya semakin khawatir.

Hingga Vina menjawab telepon dari Adhi. "Vina! Jangan buat gue khawatir! Lu ada dimana sekarang?" Tanya Adhi.

"Maaf tapi Nona Vina sedang minum teh dengan Tuan Muda kami" seorang lelaki menjawab.

"Siapa Tuan Muda kalian! Apa jangan jangan kalian maksa Vina buat datang ke sana?" Tanya Adhi.

"Tenang Tuan, Nona Vina tak dipaksa.. Tuan Muda hanya ingin bertemu Nona Diana saja" jawab lelaki itu.

Telepon terputus, "Dhi! Lu pasang GPS gak di hpnya Vina?" Tanya Revan. "Gue pasang kok! Untunglah berguna" ucap Adhi.

GPS menunjukan bahwa Vina berada di sebuah restoran tempat orang kaya minum teh.

Dengan segera, Revan langsung mengikuti sinyal GPS nya. Pake motor tentunya.

*Lah mobil Revan ada dimana? Ada kok di belakang rumah Revan.

Sampai di restoran, mereka masuk dengan aman karena motor yang dibawa Revan langka dan mahal.

"Dimana lokasinya Dhi?" Tanya Revan sambil memarkirkan motornya. "Ada di sana kayaknya" ucap Adhi menunjuk ke arah pintu masuk.

"Mau memesan meja tuan?" Tanya seorang pelayan. "Benar, ada meja apa saja ya?" Tanya Revan.

"Ada meja biasa(500.000), meja VIV (1.000.000), ruangan biasa(1.500.000) dan ruangan VIV(2.000.000)" ucap pelayan.

"Pesan ruangan VIV nya 1 bayar pake debit" ucap Revan memberikan kartu ATM nya.

Setelah memesan meja mereka pun diantar ke ruangan yanh sudah disewa. "Mau pesan apa tuan?" Tanya pelayan.

"Saya ingin teh Heizl Jasmine Pearl dan kue nya pake yang special ya" ucap Revan. "Baik tuan.. segera datang" ucap pelayan.

"Lah kok malah nikmatin sih Van! Kita kan kesini mau nyari Vina sama Diana!" Ucap Adhi. "Aku tahu Dhi! Tapi kita udah sampai disini coba napa! Daripada dicurigai" ucap Revan.

"Iya juga sih! Udah yuk cari ruangan nya!" Ucap Adhi. "Lu duluan cari. Nanti kabarin gue! Gue nunggu pesanan datang nanti pelayan bingung" ucap Revan.

Adhi bergegas keluar mencari keberadaan Vina. Setelah menunggu 10 menit pelayan pun datang.

Teh dituang ke gelas, aroma dari teh itu sangat harum. Membuat Revan ingin meminumnya segera.

Setelah pelayan pergi, Revan membuka maskernya langsung mencicipi teh itu. "Hmm.. lumayan" ucap Revan.

Tiba tiba pintu terbuka, sosok pemuda tak dikenal itu setinggi 183 cm dengan tubuh atletis, ditambah wajahnya tampan (14).

Revan yang masih memegang cangkir teh, terkejut. "Maaf siapa?" Tanya Revan. Pemuda itu tiba tiba memerah tanda malu.

"Maaf saya salah masuk ruangan" ucap pemuda itu langsung menutup pintu ruangan.

Revan melanjutkan minum tehnya sambil menunggu panggilan dari Adhi.

(Bagian Adhi)

Adhi berlari kearah GPS. Dia mendapatkan telepon berkali kali dari ibu Vina saat dijalan menuju restoran.

Hingga akhirnya ia menemukan sebuah gerombolan sedang berkumpul menjaga pintu ruangan VIV dari kejauhan.

Sinyal GPS mengatakan hp Vina ada di rombongan berbaju hitam ini. "Vina! Dimana kamu?" Teriak Adhi.

Seorang pemuda dengan suara yang sama di telepon menjawab. "Siapa kamu!" Ucap pemuda itu.

"Dimana Vina?" Tanya Adhi. "Nona Vina sedang minum teh dengan Tuan Muda jangan mengganggu!" Bentak pemuda itu.

"Mengganggu? Sekarang aku tanya siapa Tuan Muda kalian?" Tanya Adhi. "Lancang sekali kamu!" Ucap pemuda geram.

"Kalian mungkin tak tahu! Tapi aku khawatir sama dia! Dia sepupu aku, dia harus aku jagain" ucap Adhi.

"Kalian tahu, aku tak peduli dengan siapa dia ketemu! Tapi setidaknya aku harus tau kalau siapa yang mengajaknya! Ibu Vina meneleponku berkali kali dia khawatir karena telepon gak diangkat! Kalau aku kasih tau Vina sama orang asing dia bakalan pingsan" lanjutnya.

Para rombongan itu mengerti. "Maaf tuan, saya akan menunjukan jalan pada anda" ucap pemuda itu.

Pemuda itu menuntutku ke ruangan VIV yang tadi mereka jaga. "Tuan Muda, boleh saya masuk" ucap pemuda itu.

"Masuklah" jawabnya. Pintu pun dibuka, terlihat 2 pemuda dan 2 wanita.

"Adhi!"







































Gimana nih dengan chapter ini? Banyak typo dan gaje!




















Bye

Sistem KekayaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang