Chapter 32 "Menemani Ardi"

441 51 22
                                    

Revan sampai di rumah sakit, ia langsung berjalan menuju ruangan operasi.

Tak lama, ia pun sampai di luar. Terlihat Ardi yang sedang duduk lesu, "Apa dia belum makan?" Batin Revan.

Revan berjalan mendekat ke arah Ardi, "Kak, kakak belum makan?" Tanya Revan sambil duduk.

"Mm? Oh Revan ya. Belum sih, tapi aku masih kuat kok! Jangan khawatir" ucap Ardi.

"Kak.. makan dulu dong, nanti sakit loh. Nanti ibu kakak malah khawatir loh!" Ucap Revan.

"Iya deh.. tapi makan nya dimana? Aku harus tetep tunggu di luar ruang operasi" ucap Ardi.

"Hah.. aku lihat tadi ada kantin di rumah sakit ini, aku bakal beli makanan nya dulu. Kakak tunggu disini" ucap Revan.

"Eh? Gak ngerepotin?" Tanya Ardi merasa tak enak. "Gak kok kak" ucap Revan langsung beranjak dari duduk nya.

"Revan baik banget.. kok aku malah seneng sih waktu dia khawatir?" Batin Ardi.

Revan berjalan di sekitar rumah sakit, ia menuju kantin yang jarak nya cukup jauh.

Sampai disana, Revan langsung memilih makanan yang tersedia di sana.

"Hmm.. beli apa aja ya? Beli nasi uduk atau nasi kuning? Ayam atau ikan? Tempe atau tahu? Pake sambal gak?" Batin Revan berkali kali.

"Hah.. aku kok lupa nanyai apa yang disukain sama Kak Ardi ya!" Ucapnya sambil menepuk jidat.

Terpaksa, Revan membeli makanan yang membuatnya tertarik. Ia membeli nasi putih, dengan ayam, ikan, tempe, tahu, dan sambal. Tak lupa dengan teh manis hangat.

"Jadi berapa?" Tanya Revan. "Semua nya jadi 100.000 aja dek. Udah ditambah lalapan sama 1 apel" ucap bibi kantin.

Setelah membeli makanan, Revan kembali ke luar ruangan operasi. Ia melihat Ardi yang masih terduduk lesu.

"Kak, ini makanan nya. Dimakan ya" ucap Revan memberikan kresek pada Ardi.

"Eh.. makasih Van. Kalau gitu ini semua jadi berapa? Aku bakal ganti kok" ucap Ardi.

"Gak usah kak.. aku ihlas kok ngasih nya.. makan semua" ucap Revan sambil tersenyum.

*Walau pake masker, tetep keliatan dia lagi senyum

Ardi pun membuka makanan yang di beli oleh Revan, terkejut bukan main dia.

Wajar sih, orang makanan nya aja banyak banget. Jujur saja, Ardi belum makan dari pagi.

Ardi memakan nya dengan lahap, membuat Revan tersenyum bahagia.

Jam kini menunjukan pukul 20.00, keduanya masih menunggu di luar ruangan operasi.

Revan akan tidur di rumah sakit hari ini, dia gak tega sama Ardi.

Jujur saja, kondisi Ardi terlihat lebih buruk. Ibunya sakit keracunan, uang nya di peras oleh pacarnya dan pacar nya meninggalkan nya sakarang.

Revan melihat Ardi yang kelelahan. Matanya terlihat lelah, namun badan nya menolak.

Revan yang melihat itu hanya diam, dia tak mau memaksa Ardi lagi. Walau begitu, Revan tak tega.

Sudah 4 jam berlalu, Ardi kini tertidur di kursi. Jam menunjukan pukul 00.00

Revan berjalan meminta selimut untuk Ardi. Revan sendiri belum tidur, ia kan sering begadang.

Tak lama, tepat nya pada pukul 00.34. Akhirnya, ibu Ardi selesai dioperasi.

"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Revan pada dokter.

"Keadaannya sudah membaik, racunnya sudah tak ada. Namun, untuk penyakit kanker masih melekat. Ia membutuhkan terapi dan pengobatan lebih lanjut" ucap dokter menjelaskan.

"Baiklah dok, untuk lebih lanjut bisa dibicarakan esok hari saja. Tolong bawa pasien ke kamar, dan putra nya juga" ucap Revan sambil menunjuk Ardi yang tertidur.

"Baiklah, jangan khawatir" ucap dokter.

Akhirnya keduanya pun di pindahkan ke ruangan VIV yang telah di pesan oleh Revan.

Revan keluar dari rumah sakit, ia awalnya akan pulang. Namun, sudah terlalu larut.

Jadi ia memutuskan untuk memsan hotek didekat rumah sakit.


















Halo..

Lama tak berjumpa, gimana kabar nya? Nunggu up gak?

Seperti yag ku janjikan kemarin, hari ini aku up 1 chap

Hehehe, abis ini bakal ada chapter yang lebih seru (Menurut Autor)

Penambahan seme mungkin, nunggu? Boleh komen, kalau komennya nyampe 20

Bakal ku up langsung 2 chap.








Oke, maaf nih masih pendek cerita nya.. yang nunggu bxb mohon bersabar sedikit lagi!

































Bye

Sistem KekayaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang