08. Sepatu

62 42 0
                                    

•~❉᯽❉~•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•~❉᯽❉~•

"AAKKHHH!!!"

Mendengar suara teriakan keras dari kamar utama, semua orang pun berlari ke sana untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Brak!

Pintu di banting keras oleh Yohan kemudian dia masuk ke dalam kamarnya dan di ikuti oleh Gendra, bi Indah dan pak Galih.

"ADA APA MAH?" tanya Yohan Khawatir.

"HUS! HUS!"

Atensi semua orang tertuju pada seekor anak kucing yang berada di bawah meja rias Ivana.

"Kenapa ada anak kucing masuk ke rumah!" tanya Yohan pada Indah dan Galih yang berdiri di belakangnya.

Gendra melebarkan matanya saat melihat anak kucing itu, "I-itukan Cio!?" Gumamnya.

"Sayang tenang ini cuman anak kucing biasa kok" Yohan menenangkan Ivana yang ketakutan.

"KALIAN ITU KERJA GA ADA YANG BENAR YA!!" bentak Ivana kepada Indah dan Galih yang dari tadi menundukkan kepalanya.

"Saya tanya sekali lagi kenapa bisa ada anak kucing masuk ke kamar ini!" Yohan menakan perkataannya.

Indah dan Galih masih menundukkan kepala mereka, mereka bingung harus menjawab apa.

"A-anu tuan" gugup Galih.

"Anu apa hah!?" bentak Yohan.

Gendra hanya bisa bungkam jika dia tidak ingin di marahin oleh papahnya.

"Jadi anak kucing itu—"

Baru saja Galih ingin menjelaskan tentang kucing itu tiba-tiba ada seorang gadis kecil yang masuk ke dalam kamar sambil berlarian.

"MAMAH" teriak Vanilla yang baru datang.

"Pah mamah kenapa?" tanya Vanilla pada papahnya, Yohan.

Yohan diam sejenak kemudian dia membuka suaranya, bukan untuk menjawab pertanyaan dari Vanilla melainkan menyuruh Para pekerja rumahnya itu.

"Cepet buang anak kucing itu" titah Yohan tanpa ada penolakan.

Mendengar perkataan yang keluar dari mulut Yohan, penglihatan Vanilla tertuju pada seekor anak kucing yang berada di bawah meja hias mamahnya, Ivana.

"Cio" gumamnya.

Vanilla melebarkan matanya saat melihat anak kucingnya itu, bagaimana bisa Cio masuk ke kamar utama. Apakah Vanilla lupa mengunci kembali kandang pemberian Gendra.

Mau tidak mau Galih dan Indah mengambil anak kucing itu untuk membuangnya dari rumah ini.

"Bisa-bisanya ada anak kucing kampung yang masuk ke kamar ini!" cibir Ivana sambil melipat kedua tangannya.

[✓] Merangkul Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang