15. Masih kurang

50 33 0
                                    

•~❉᯽❉~•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•~❉᯽❉~•

"Hari ini papah sama mamah bakal ke Jepang, ada urusan penting di sana" ucap Yohan kepada Gendra dan Vanilla yang sedang menyantap sarapan pagi mereka.

"Iya pah" jawab serempak Gendra dan Vanilla.

Kemudian Ivana yang sedang duduk di depan Gendra membuka suaranya, "Vanilla, kamu jangan nyusahin kakak kamu"

Vanilla mengangguk pelan.

Hening beberapa menit kemudian.

"Papah mau semester ini kamu dapat nilai tertinggi, ga kaya semester kemarin" Yohan menghentikan sejenak ucapan, ia menatap Gendra yang terdiam.

"Mengecewakan" sambungnya.

Gendra hanya bisa menundukkan kepalanya, tanpa menjawab apapun.

"Masih kurang ya" batin Gendra.

Vanilla yang duduk di samping Gendra pun merasakan sang kakak sedang berusaha menahan dirinya agar tidak menangis. Tentu saja Gendra tidak akan menangis di depan orang tuanya dan Vanilla.

"Pah, tapi kak Gen selalu dapat nilai paling tertinggi mulai dari SD, SMP, SMA bahkan sewaktu tes masuk kuliah aja nilai kak Gen paling tinggi dari yang lain" ujar Vanilla pada Yohan.

Yohan menatap Vanilla beberapa detik, kemudian ia berdiri dari duduknya.

"Ayo mah kita berangkat" ucap Yohan pada istrinya, Ivana.

Ivana berdiri dan mengikuti Yohan yang berjalan duluan di depannya menuju pintu utama rumahnya.

Gendra dan Vanilla masih terdiam dari duduknya sambil melihat kepergian orang tuanya yang perlahan menghilang di balik tembok.

Saat Gendra berdiri untuk mengikuti orang tuanya, tiba-tiba Vanilla memegang pergelangan tangannya.

Senyuman tipis yang terukir di wajah sang adik, lalu Vanilla berkata, "Jangan di paksain kak, nanti kakak sakit" setelah mengatakan itu Vanilla berdiri dari duduknya dan menjajarkan tubuhnya dengan Gendra.

Gendra tersenyum tipis kemudian ia mengelus rambut Vanilla dengan lembut, "Kakak baik-baik aja kok, selagi kamu masih ada di samping kakak"

Tak berpikir lama lagi Vanilla langsung memeluk tubuh Gendra, "Iya kak, aku akan selalu ada di samping kakak"

"Yaudah ayo kita ke depan, papah sama mamah pasti nungguin" sahut Gendra.

"Ayo kak" balas Vanilla.

Mereka berdua pun berjalan ke pintu utama rumah mereka dan melihat orang tua mereka disana sedang mempersiapkan keberangkatannya ke Jepang. Ada pak Galih yang sedang memasukan koper ke dalam bagasi mobil, dan ada bi Indah yang sedang mengobrol dengan Ivana.

[✓] Merangkul Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang