17. Teman aku

53 35 2
                                    

•~❉᯽❉~•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•~❉᯽❉~•

Vanilla berdiri di depan gerbang sekolahan, menunggu seseorang yang keluar dari sekolahnya. Dia sudah menunggu sejak pukul 14:30 dan dia sudah berdiri selama 30 menit di sini.

Sudah ada siswa yang keluar dari sekolah karena sudah waktunya untuk pulang sekolah, kebanyakan mereka yang mengunakan motor dan mobil.

Tapi Vanilla senantiasa menunggu temannya, hingga tak lama kemudian ada seseorang yang baru keluar dari gerbang sekolah sambil menuntun sepeda putihnya. Itu Megantara, dia selalu berangkat dan pulang sekolah mengunakan sepeda.

Sebuah senyuman terukir di wajah Megantara, dia melihat kehadiran Vanilla di gerbang sekolahnya lalu ia mendekatinya.

"Vanilla" panggilnya.

Dengan cepat Vanilla menoleh ke arah si pemanggil itu.

"Megantara" Vanilla tersenyum, "Udah pulang" lanjutnya.

"Kamu udah nungguin lama?" tanya Megantara.

Vanilla menggeleng, "belum kok, baru aja sampai"

Sebenarnya dia sudah menunggu Megantara sekitar 30 menit yang lalu, kemarin malam Vanilla mengabari Megantara melalui chat, dia ingin ke sekolahan Megantara. Dan Megantara tak keberatan jika Vanilla ingin ke sekolahnya.

Vanilla memiliki berambut sebahu yang gelap agak sedikit bergelombang di ujung rambutnya, dia sangat cantik saat angin meniup rambutnya dan membuat rambutnya sedikit berantakan.

Megantara pun membenarkan anak rambut Vanilla yang berantakan karena terpaan angin. Sang empunya terkejut ketika tangan Megantara sedang membenarkan rambutnya, dia hanya bisa tersenyum tipis.

"Ayo naik" titah Megantara sambil menepuk jok belakang sepedanya.

Entah sejak kapan Megantara sudah menaiki sepeda putih miliknya.

Vanilla mengangguk lalu menduduki jok sepeda belakang Megantara dengan posisi miring, tangannya mencengkram baju sekolah Megantara tapi tiba-tiba dia melepaskannya secara perlahan.

"Kenapa ga jadi pegangannya?" bingung Megantara.

"O-oh iya" kikuknya, dengan perlahan Vanilla kembali mencengkeram baju sekolah Megantara.

Kemudian Megantara pun mengayuh sepedanya.

Entah kemana tujuan mereka kali ini, tapi mereka berdua menikmati cuaca yang cerah hari ini.

***

"Kenapa berhenti"

Vanilla bingung karena Megantara berhenti di depan toko bunga.

Megantara tidak menyahut, dia masih terus menatap toko itu. Matanya sedikit berkaca-kaca, tapi Megantara tidak benar-benar menangis.

[✓] Merangkul Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang