•~❉᯽❉~•
730 hari sudah Vanilla lalui dengan selalu mengunjungi Megantara di rumah sakit setiap harinya, dia selalu mengunjungi Megantara sebelum Leo datang. Terkadang Vanilla meminta izin pada Leo untuk menjaganya semalaman, untung saja Leo membiarkannya.
Memang dua tahun akhir ini Leo selalu membiarkan Vanilla datang menemui abangnya. Karena dirinya sibuk dengan suatu hal, entahlah apa yang dia sembunyikan, yang jelas Leo tidak memberi tau siapapun tentang hal itu.
Vanilla selalu membelikan bunga untuk Megantara, sudah tak terhitung jumlah bunga yang Vanilla bawa setiap hari di ruangan Megantara. Dan Vanilla juga menghias jendela ruangan Megantara dengan burung kertas yang di susun mengunakan benang wol, dia menghiasinya bersama Adian tahun lalu, saat merayakan ulang tahun Vanilla.
Ulang tahun Vanilla selalu di rayakan di ruangan Megantara, maka dari itu Vanilla mengundang Adian, Gendra yang menjemput anak itu di rumahnya. Hari itu berjalan seperti biasa tidak ada yang menyenangkan meski itu hari ulang tahunnya.
Sejak saat itu, tanpa kehadiran Megantara, waktu yang berlalu semakin tidak berartinya bagi Vanilla.
Dan hari ini Vanilla datang ke rumah sakit bersama Gendra, tapi saat baru sampai di lobi mereka bertemu dengan dokter Haren. Dokter Haren ingin bicara beberapa hal dengan Gendra dan Gendra menyuruh Vanilla untuk pergi duluan ke ruangan Megantara.
Berjalan di lorong menuju ruangan 601 di mana ruangan Megantara berada. Perempuan berambut sebahu menggendong ransel berwarna mocca dan di tangannya membawa sebuket mawar putih.
Dia membuka pintu ruangan 601 dengan perlahan tanpa menimbulkan suara. Aroma dari bunga-bunga yang menyatu padu dengan bau obat menusuk indra penciumannya. Vanilla kembali menutup pintu di belakangnya.
Menatap satu-satunya orang yang ada di ruangan itu, laki-laki yang berbaring di tempat tidur. Apakah tubuh Megantara semakin kurus selama dua tahun terakhir?
Saat Vanilla melangkah lebih dekat, dia memperhatikan bagaimana kulit Megantara lebih pucat dari sebelumnya, kantung matanya gelap, tulang pipinya cekung.
Vanilla harus menerima kenyataan itu setiap dia memperhatikan Megantara.
Akankah hidup menjadi kata yang tepat, padahal sebenarnya Megantara hampir tidak hidup sama sekali— dan dia hanya bertahan hidup? Hidupnya nyaris bergantung pada seutas benang.
Selama dua tahun terakhir, Vanilla mendapati dirinya menatap kosong ke mata Megantara. Berharap mata itu berkedip, berkedut, bergeser, bergerak, apa saja. Tetapi harapannya itu pun tidak ada gunanya.
Vanilla selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia akan masuk ke ruangan Megantara sambil tersenyum. Dan dia hanya akan mengatakan hal-hal bahagia dan bersikap senormal mungkin.
Tapi dia baru menyadari bahwa tidak ada yang normal dalam hal ini. Dia bertanya-tanya apakah Megantara juga menyadarinya di alam bawah sadarnya?
"Apakah kamu benar-benar ingin menghabiskan sisa hidupmu di ruangan ini? Apa kamu tidak ingin membawaku ke perayaan kembang api di dekat pantai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Merangkul Luka
Fanfiction❝𝐋𝐚𝐲𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠𝐤𝐮𝐥 𝐛𝐞𝐤𝐚𝐬 𝐥𝐮𝐤𝐚❞ Pertemuan masa kecil di bawah pohon Flamboyan yang dihiasi burung kertas warna-warni dan sebuah perjanjian untuk berteman selamanya. ❝𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚�...