•~❉᯽❉~•
"Bi indah bikin kue?" tanya Vanilla, dia baru saja duduk di kursi meja makan dan melihat sebuah toples yang berisi kue berbentuk Love.
Bi Indah yang sedang mengelap meja pun menoleh ke sumber suara, Vanilla.
"Bukan bibi yang buat non" ucap bi Indah.
Vanilla menautkan alisnya, "Terus beli? Ga biasanya beli kue kaya gini" bingungnya.
Lagi-lagi bi Indah menggeleng, "Tadi pagi pas bibi lagi bersihin barang-barang yang ada di dalam mobil, bibi nemu toples isi kue itu di kursi belakang" jelasnya.
Vanilla terdiam, dia mencoba untuk mengingat-ingat kejadian sebelumnya.
[Flashback on]
"Selamat ulang tahun ketujuh belas tahun Megantara"
Megantara tersenyum, sambil menerima sebuah kotak dengan pita merah yang Vanilla berikan padanya.
"Makasih Vanilla" Megantara tertawa.
"Ini buat kamu" ucap Megantara, menyodorkan toples isi kue berbentuk Love padanya.
"Buat aku?" ulang Vanilla.
Megantara mengangguk, "Anggap aja ucapan terima kasih" dia tersenyum.
Vanilla pun menerima toples itu, dia tersenyum pada Megantara, "Makasih ya Megantara" ucapnya.
[Flashback off]
Dan ternyata benar, kue itu adalah pemberian dari Megantara kemarin.
"Kemarin sore di perjalanan pulang, non Vani itu tiba-tiba pingsan di dalam mobil" ucap bi Indah yang duduk di kursi dekat Vanilla.
Vanilla terdiam, jadi dia pingsan di mobil waktu perjalanan pulang ke rumah. Pantas saja.
"Non Vani"
Vanilla pun menoleh kearah wanita paruh bawa itu.
"Jangan pergi-pergian lagi ya dari rumah sakit" lanjutnya sambil mengusap tangan Vanilla dengan lembut.
Vanilla membeku.
"Bibi tau, yang non Vanilla alami ini pasti berat banget" mata Indah perlahan memanas.
Bi Indah sangat menyayangi Vanilla, dia tidak ingin hal yang tak terduga terjadi padanya. Meskipun Vanilla anak dari majikannya, tapi Vanilla sudah dia anggap sebagai anak sendiri.
Sewaktu Ivana mengandung anak keduanya yaitu Vanilla, semua orang sangat menanti malaikat kecil itu hadir di dunia ini. Tetapi saat Ivana memeriksa kandungannya, janin yang dikandungnya tidak seperti janin normal lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Merangkul Luka
Fiksi Penggemar❝𝐋𝐚𝐲𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠𝐤𝐮𝐥 𝐛𝐞𝐤𝐚𝐬 𝐥𝐮𝐤𝐚❞ Pertemuan masa kecil di bawah pohon Flamboyan yang dihiasi burung kertas warna-warni dan sebuah perjanjian untuk berteman selamanya. ❝𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚�...