34. Kado Spesial

45.7K 5.8K 143
                                    

"Rayhan mau ke mana? Kita harus siap-siap buat acaranya, dia malah pergi." Seru Viani pada Brams, wanita itu baru saja melihat mobil sang anak keluar garasi.

"Katanya mau ambil titipan sebentar, sayang. Biarin aja, yang penting kamu siap-siap. Aku ke halaman dulu, nyapa beberapa tamu yang udah datang." Ujar pria itu, berusaha menenanangkan sang istri, yang selalu panik jika menyangkut Rayhan.

Berbeda dengan Viani, Rayhan justru antusias mengendarai mobilnya dalam tempo sedang, menuju kediaman Luna.

Laki-laki itu tahu, acara papa dan mamanya akan dimulai tigapuluh menit lagi. Dia juga sadar perjalanan ke rumah Luna memakan banyak waktu, yang tentu akan membuat Rayhan terlambat ke acara itu. Namun dirinya sama sekali tidak peduli.

"Aku ada undangan. Kalau misal kamu nggak sibuk, datang ya."

"Kamu mau nikah?" Tanya Luna bingung, bahkan sebelum perempuan itu menerima undangan yang Rayhan sodorkan.

"Bukan, ini bukan undangan nikah. Kamu baca dulu deh."

Bergegas meraih kartu undangan dan membacanya sekilas, Luna sontak terkekeh geli. "Aku kira kamu mau nikah." Sahutnya.

"Enggak, besok papa sama mama ngadain acara syukuran rumah baru, bertepatan dengan anniversarry pernikahan mereka." Jelas Rayhan membuat Luna mengernyit.

"Papa?"

"Om Brams maksudku."

"Sekarang udah mau panggil, papa?"

Rayhan kembali menggaruk tengkuknya. "Iya, latihan." Jawab laki-laki itu dengan malu-malu.

Luna tertawa geli melihat tingkah manusia di depannya.

"Datang ya Lun, mama pasti senang ketemu kamu." Pinta Rayhan sungguh-sungguh.

"Kayanya besok malam nggak ada acara sih. InshaAllah aku datang." Jawaban Luna sontak membuat laki-laki itu tersenyum lebar.

"Mau aku jemput?"

"Nggak ngerepotin?" Tanya Luna memastikan.

"Enggak." Ujarnya cepat.

"Boleh deh!"

"Bentar ya mas, non Luna masih siap-siap.. Tadi ketiduran soalnya." Jelas mbak Tin, seraya membukakan pintu untuk tamunya.

"Nggak pa-pa mbak, biar Rayhan tunggu di depan aja."

"Salam buat bu Viani ya mas Ray, semoga selalu langgeng dan selalu bahagia di rumah baru."

"Iya, mbak.. Aamiin."

"Aku udah siap, ayo berangkat! Maaf ya, tadi ketiduran." Tampak Luna berjalan panik ke teras rumah, menghampiri Rayhan dan Mbak Tin. 

"Kenapa? Dress codenya benar hitam, kan? Oh, bedakku berantakan ya?" Tanya perempuan itu bingung, menyadari Rayhan menatapnya sejak tadi.

"Enggak kok non, penampilannya udah bagus, bajunya juga elegan."

"Iya, cantik." Sahut Rayhan menimpali.

"Ya udah mbak, kalau gitu saya sama Luna berangkat ya." Seru laki-laki itu setelah sadar ucapannya ambigu.

"Hati-hati, mas."

"Luna berangkat ya mbak, nanti langsung tidur aja nggak usah nungguin. Luna bawa kunci cadangan kok."

"Siap, non!"

___________________

"Kamu ke mana aja sih! Acara udah hampir selesai, kenapa baru sampai?! Kita bahkan udah potong tumpeng, keluyuran terus!" Marah Viani ketika Rayhan baru masuk ke tempat acara.

Sepaket Luka & Obatnya (Versi benar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang