Makasih udah mau mampir.
Jangan lupa baca part selanjutnya, author maksa😌😾
Cerita ini murni dari otak aku sendiri yah, jadi kalo kesini cuman mau niatan nyalin, mohon maaf jangan.
___________________
"Altezza, mau kemana kamu?" tanya seorang kakek kepada cucunya.
"Mau keluar sebentar Kek, kenapa?" jawabnya.
"Sini dulu, Kakek mau bicara sama kamu, duduk!!" perintah si kakek sepertinya mutlak jadi ia menurut saja.
Disana, diruang keluarga, sudah ada Kakek yang duduk di sofa single, Nenek, Papa, dan Mamanya duduk di sofa panjang, dan dirinya duduk disofa yang tersisa.
"Sekarang kamu sudah kelas berapa?" tanya sang Kakek.
"Kelas sepuluh. Ini lagi cari SMA buat daftar, mau SMA di milik Kakek sih rencana, emangnya kenapa?" Jawab dan tanya balik cowok muda itu, kenapa, pada lupa emang? Batin cowok itu.
"Altezza Rafeyfa. Kakek udah daftarin kamu ke pesantren punya sahabat Kakek, Mama sama Papa kamu juga udah setuju, dan Kakek mau yang terbaik buat kamu. Kamu satu satunya cucu Kakek, satu satunya penerus Kakek dan Papa mu," ucap Kakek panjang lebar.
Semua yang ada disana menatap Altezza yang hanya diam, semua menunggu respon yang akan ia tunjukkan.
"Gimana Al? Kamu setuju kan?" tanya si Papa.
"Papa, Kakek, kenapa bukan sekolah di SMA milik Kakek?" tanyanya dengan lirih.
"Emang Al kenapa gak mau dipesantren?" tanya Mamanya, kenapa putranya itu tak mau masuk pesantren.
"Al...emm, Al...."
"Al punya pacar?" tebaknya.
" Enggak Mah. T-tapi..."
"Al denger Mama, kalo kamu pacaran itu sama aja zina, dapat dosa. Mending kalo Kamu suka, kamu cinta, kamu harusnya doain, jaga dengan doa, jodoh itu udah ada yang ngatur, kalo misal itu jodohnya kamu akan tetep jadi punya kamu. Kamu percaya kan?" jelas sang Mama panjang lebar. Dan Altezza mengangguk, benar kata Mamanya.
•••••Disini sekarang Altezza dan teman-temannya Elvan, Febian, Gabino, Galen, mereka kumpul di salah satu kafe yang sering mereka kunjungi atau langganan.
"Gimana rencana Lo bos?" tanya Febian, membuat teman lainnya yang sedang asik dengan hp nya pun ikut menoleh.
"Gak tau." Singkat, padat, jelas.
"Aelah bos-bos, udah hampir 3 tahun Lo kayak gini terus gak capek apa? Mana gantung perasaan orang, takut hilang tapi gak mau ambil," cibir Febian.
Ya, Altezza Rafeyfa, dia membenarkan ucapan Febian tersebut,karena memang benar dirinya sudah hampir 3 tahun mencintai dalam diam, hanya bisa memandang, dan berinteraksi pun bisa dihitung jari. Namun ia tidak ada niatan untuk pacaran tapi takut kehilangan.
"Anjirr... cantik kali boy-boy," teriak si pejuang fyp, siapa lagi kalo bukan Gabino atau lebih sering dipanggil Bino atau No. Ya, dia lagi scroll tiktok, dan dia seleb tiktok loh jangan salah senggol dong.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA ALTEZZA
Teen FictionAltezza mencintai seorang gadis tapi ia tidak ingin berpacaran, tapi juga takut kehilangan. Terlebih ia harus menuruti keinginan keluarganya untuk meneruskan pendidikannya di pesantren. Hingga bertahun-tahun telah usai. Ia kembali dengan perasaan y...