Kamu indah seperti bunga mawar, tapi semakin ku genggam, semakin pula aku kesakitan.___________
"Laptop Lo kenapa, Fan?" tanya seseorang menepuk pundak Fany dari belakang.
"Eh, bikin kaget aja Lo, kak No," kaget Fany.
Gabino duduk dihadapan Fany. "Tuh, kenapa?" tanyanya lagi menunjukkan laptop dihadapan Fany.
"Laptop gue tiba-tiba nggak kena. Padahal tinggal save aja tugasnya." Fany lesu menatap laptopnya.
"Mana coba gue liat." Gabino mengambil ahli laptop Fany.
"Bentar doang ini mah jadi, tunggu," kata Gabino.
"Boleh deh." Sembari menunggu, Fany memainkan ponselnya. Terdapat pesan masuk yang tak lain dari Niko— pacarnya. Tumben? pikir Fany.
______________________________________
Niko♡
Dimana Lo?
Lagi di cafe ngerjain tugas, hampir selesai sih, kenapa?______________________________________
Niko tak kunjung membalasnya, membuat Fany bingung. Tapi ya sudahlah ini sudah biasa baginya.
"Fan, udah nih. Udah gue save juga tugas Lo," kata Gabino menyerahkan laptop milik Fany.
Fany menaruh ponselnya. "Wih, thanks kak. Tepat banget Lo datang." Fany menatap Gabino sekilas.
Gabino menepuk dadanya bangga. "Gue gitu loh."
"Fan, roti Lo kemakan sama gue," ujar Gabino memegang satu gigitan roti.
Fany menoleh dan terkekeh."Gapapa makan aja, gue juga mau pulang." Ia membereskan barang-barangnya yang ada di meja.
"Rotinya udah abis, Fan. Gue pamit," kata Gabino bangkit dari duduknya.
"Yeeh, udah abis aja baru kabur Lo," balas Fany.
Gabino tertawa. "Gue laper sih, gak bi-"
"Fany," panggil seseorang.
Fany menoleh dan terkejut. "Niko? Kamu ngapain?" tanyanya.
"Khem, Fan. Gue duluan ya," pamit Gabino dan langsung melangkah pergi. Tapi sebelum itu ia menatap lelaki yang berada di samping Fany tersebut.
"Siapa dia?" tanya Niko menatap tajam Fany.
"Dia kakak kelas waktu SMP, kebetulan ju-"
"Ini yang lo bilang ngerjain tugas? Lo udah pinter bohong? Lo selingkuh iya!!?" Niko membentak Fany. Seketika mereka menjadi pusat perhatian disana.
"Kamu ngomong apa sih?"
"Ikut gue sekarang juga." Niko langsung menarik tangan Fany kasar dan menyeretnya tak lupa mengambil tas Fany.
"Mau kemana? Gak mau! Aku gak mau!! Aku mau pulang, lepas!!" Fany memberontak berusaha melepaskan tangan Niko pada tangannya.
Niko tak menghiraukan itu, ia tetap menarik tangan Fany dengan kasar hingga sampai kesalah satu tanaman yang tau jauh dari cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA ALTEZZA
Teen FictionAltezza mencintai seorang gadis tapi ia tidak ingin berpacaran, tapi juga takut kehilangan. Terlebih ia harus menuruti keinginan keluarganya untuk meneruskan pendidikannya di pesantren. Hingga bertahun-tahun telah usai. Ia kembali dengan perasaan y...