"Gapapa gak punya ayang, yang penting punya Allah yang maha penyayang♡."
-Cerita Altezza-
Pagi ini hari terakhir pelaksanaan ujian nasional kelulusan di SMA Garuda Bangsa. Seperti rutinitas setiap ujian-nya, tahun ini Altezza yang menggantikan kakeknya untuk mengecek jalan-nya ujian.
Pagi ini sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 08.00 yang berarti ujian telah dilaksanakan beberapa menit yang lalu.
Saat menyusuri koridor tiba-tiba ada seseorang yang bertanya padanya.
"Maaf Pak, cucunya Pak Ahmad?" tanya seseorang itu, terlihat seperti salah satu staf disana.
Altezza mengangguk sebagai jawabannya. Gue dipanggil pak dong, berarti gue udah berwibawa nih. Batinnya bangga
"Mari saya antar ke ruang kepala sekolah dulu," tawarnya.
Sesampainya didepan ruang kelapa sekolah dia membukakan pintu dan mempersilahkan Altezza masuk.
"Silahkan masuk Pak ini ruang kepala sekolahnya." ujarnya.
"Terima kasih." ucap Altezza.
"Sama-sama Pak, kalo gitu saya permisi." pamit orang tersebut, dan Altezza mengangguk.
Hingga setelah bertemu dan berbincang-bincang dengan kepala sekolah. Altezza diajak berkeliling dan sekaligus mengecek jalan dan ketenangan pasca ujian dilaksanakan.
Setelah itu Altezza diantara oleh kepala sekolah di ruangan kakeknya guna mengurus dan menandatangani beberapa berkas disana.
Terlalu sibuk dengan semua kertas dokumen-dokumennya, hingga tak terasa bel istirahat berbunyi.
"Kok laper ya? Mau ke kantin bentar deh." monolognya.
Dan kemudian jadilah dia pergi menyusuri lorong. "Jadi inget masa sekolah dulu," ujarnya dengan tersenyum tipis sangat tipis saat melihat siswa-siswi yang ramai berhamburan.
Banyak siswi-siswi yang menatapnya dengan tatapan memuja, banyak yang bersorak-sorak, namun Altezza tetap mangabaikannya dan terus berjalan.
"Lo tau Elya? Selesai ujian nanti gue mau coba nembak dia lagi," ujar salah satu siswa kepada temannya.
"Udah berapa kali Lo ditolak men? Masih aja Lo. Yaudah semoga yang kali ini diterima." kata temannya.
Saat hendak menyuapkan satu potong baso kedalam mulutnya, tak sengaja Altezza mendengar percakapan dua siswa yang duduk di meja tepat sampingnya tersebut. Ia tersenyum bangga. See? Kekuatan doa gue gak bisa diragukan, gak ada yang bisa deketinkan, emang the best. Batinnya.
Drrtt...
Drrtt..
Drrtt..Saat enak melanjutkan makan tiba-tiba ponsel Altezza bergetar menandakan ada panggilan masuk.
"Halo, assalamualaikum Om."
"Waalaikumussalam. Kamu cepat kesini sekarang!! Ada yang mau saya bicarakan. Penting!!!" perintah seseorang disebrang sana.
Sepertinya memang penting, jadi ia buru-buru meninggalkan area sekolah dan bergegas kesana.
Dengan kecepatan rata-rata Altezza mengendarai mobilnya. Meski ia bertanya-tanya apa yang terjadi nanti.
Sesampainya di sana langsung dipersilahkan untuk langsung ke ruang tamu dan saat didepan pintu ia disambut teriakan melengking.
"Kakak Al handsome!!!!" seru seorang gadis kecil dengan berlari ke arah Altezza.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA ALTEZZA
Teen FictionAltezza mencintai seorang gadis tapi ia tidak ingin berpacaran, tapi juga takut kehilangan. Terlebih ia harus menuruti keinginan keluarganya untuk meneruskan pendidikannya di pesantren. Hingga bertahun-tahun telah usai. Ia kembali dengan perasaan y...