Makasih udah lanjut baca❤️
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini Altezza sudah siap dengan Hoodie berwarna hitam dan celana training juga sepatu yang berwarna senada. Hari ini dia berencana untuk joging ditaman kota, ia memang sering berolahraga setiap hari minggu.
Sesampainya ditaman kota, Di sana terlihat banyak sekali pengunjung, dari dewasa hingga anak-anak, bahkan balita. Banyak dari mereka yang berolahraga atau pun hanya duduk menikmati suasana.
Bruk
"Ehh,"
"Aduh... Duh maaf yah kak, gak sengaja maaf" ujar seseorang.
"Hmm. Lah Elya?"
"Loh kakak?" ucap Elya terkejut, saat tau orang yang tidak sengaja ia tabrak adalah Altezza, kakak kelasnya .
"Kenapa kok lari-larian gitu?" tanya Altezza.
"Tadi dikerjar sama wek-wek." jawabnya dengan wajah yang masih panik.
"Hah?" Altezza bingung dan gak paham sama wek-wek yang dibilang Elya.
"Angsa maksudnya, iya angsa,angsa kok, angsa..."
Altezza mengangguk paham."Ohh, yaudah duduk dulu yuk. gak capek apa?" tanyanya.
"Capek sih."
Akhirnya mereka berdua duduk di salah satu kursi panjang yang memang sudah di sediakan di taman. Mereka duduk dengan jarak berjauhan. Sosial distancing yah.
"Mau dibeliin minuman gak?" tanya Altezza, berinisiatif membelikan minum.
Elya menggelengkan kepalanya. "Gak usah kak, udah gapapa kok."
Altezza hanya menganggukan kepalanya, diam diam ia tersenyum tipis. Tanpa disengaja dan rencanakan tuhan menemukan dia dengan Elya.
"Elya," Panggil Altezza sambil menatap lurus.
"Hah, iya?" jawabannya menatap Altezza sekilas kemudian menundukkan kepalanya dan memainkan jari jari tangannya.
"Udah punya pacar? Atau belum?" tanya Altezza ragu-ragu.
"Gak mau, gak dibolehin."
"Kenapa gak pacaran?"
"Gak mau pacaran, lagian 'kan gak boleh," jelas Elya, kemudian Elya menoleh ke arah samping dimana Altezza berada. "Lah, kakak sendiri kenapa gak pacaran? Padahal banyak tuh yang suka sama kakak."
Altezza tersenyum tipis. "Cewe yang gue suka gak mau pacaran. Gak boleh katanya." Altezza melirik Elya sekilas. "Gue mau pacaran setelah nikah aja seru deh kayaknya," lanjutnya.
Elya mengangguk paham, "Ohh... Elya juga sama deh."
Lagi-lagi Altezza tersenyum mendengar jawaban Elya. "Ya udah, nanti ya? Tunggu, gak lama. Setelah gue pulang."
Elya mengerutkan dahinya. "Hah?" Ia tidak paham dengan yang Altezza katanya barusan.
•••••
"Gal, makanan mana makanan Gal?" tanya Febian sambil mengelus perutnya.
Mereka sedang berkumpul di rumah Galen, karena orang tuanya sedang ada keperluan pekerjaan diluar kota, jadi rumah nya sepi. Emang orang tua Galen jarang ada dirumah.
"Yeh makan mulu yang ada di otak Lo!"
"Eatsss anda salah, selain makanan yang ada di otak dia itu cewek, yah gak, Feb?" timpal Gabino yang tingkahnya sebelas dua belas dengan Febian.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA ALTEZZA
Teen FictionAltezza mencintai seorang gadis tapi ia tidak ingin berpacaran, tapi juga takut kehilangan. Terlebih ia harus menuruti keinginan keluarganya untuk meneruskan pendidikannya di pesantren. Hingga bertahun-tahun telah usai. Ia kembali dengan perasaan y...