22. Hubungan toxic

2.7K 259 13
                                    

"Jangan jadi payung buat orang yang udah pakai jas ujan."

Tok
Tok
Tok

"Iya sebentar," jawab Elya.

Pagi ini, ia sendiri di rumah. Karena Altezza sudah harus bekerja dan baru saja berangkat, ia mengurus perusahaan-nya dan perusahaan kakeknya.

Dirumah ini, Elya menolak untuk memakai jasa ART atau yang lainnya. Elya ingin rumah tangganya memiliki privasi lebih dan ia ingin belajar menjadi istri yang baik, itu salah satu alasannya.

Elya terkejut saat membuka pintu dan mengetahui siapa yang datang, ditambah dengan penampilan salah satu dari mereka bisa dibilang jauh dari kata baik. Rambutnya tampak berantakan dan wajah bersimbah air mata.

"Loh, Cit, Fany nya kenapa?" tanya Elya.

Citra mengedikkan bahunya. "Tanya aja temen Lo, tiba-tiba telfon minta kesini," jawab Citra kesal sambil berjalan santai kearah sofa ruang tamu.

Elya yang melihat Citra kesal langsung memeluk tubuh Fany. Ia yakin ada sesuatu yang sudah terjadi. "Kita duduk dulu ya?"

Fany mengangguk dan melepas pelukan Elya, lalu berjalan kearah sofa yang sudah ada Citra duduk dengan menyenderkan tubuhnya.

"Gemes gue liat Lo," ujar Citra melirik sinis Fany.

"Kenapa sih Cit? Fany juga kenapa sampai gitu? Kalian berantem?" tanya Elya.

"Biasa habis tengkar sama doi-nya, dan kena tampar dia. Gak tau deh apa lagi masalahnya," jawab Citra mengangkat bahunya.

Elya tentu terkejut mengetahui itu. "Bener Fan?" tanya Elya.

Fany mengangguk dengan air mata yang terus keluar, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan-nya.

Elya menghela nafas, ini bukan pertama kalinya mereka mendengar hal itu. Ini sudah kesekian kali mereka mendengar hal itu.

"Udah Fan. Kali ini gegara apa lagi? Bukan-nya dia udah janji gak main tangan lagi?" ujar Elya mengelus pundak Fany.

Fany menatap sekilas Elya. "G-gue pergokin dia c-ciuman sama cewe. Dan sebelumnya ternyata me-mereka juga udah sering j-jalan bareng," jelas Fany dengan menangis segukan.

"Lo gak capek Fan? Hubungan Lo ini udah toxic banget, bahkan dari awal udah toxic banget. Tiga tahun Lo udah bertahan!!" ujar Citra.

"Gue sa-sayang sama dia," kata Fany terisak

"Sayang ya sayang Fany, cinta ya cinta, tapi Lo juga gak harus diam aja saat dia udah sering banget main tangan gini sama Lo. Ini udah kelewat batas," ujar Elya.

"Dia mau berubah kok, dia bilang dia bakal berubah, berubah buat gue. Gue yakin gue bisa rubah dia," bantah Fany mengusap air matanya.

"Udah sekian kali dia bilang gitu, apa sampai sekarang dia berubah? Enggak kan, yang ada makin menjadi-jadi sama Lo," ujar Elya.

"Gue capek, gue sakit sama dia, tapi gue gak mau kehilangan dia." Fany kembali menangis.

"Gue mau tanya sama Lo, sekarang Lo harus jawab jujur. Mobil Lo kemarin, Lo jual buat dia kan?" tanya Citra.

Fany mengangkat kepalanya yang menunduk. Melihat Elya dan Citra menatapnya seakan-akan meminta penjelasan. "K-kok ka-kalian tau?"

"Kita tau, karena dikasih tau sama temen sekelas doi Lo, waktu itu pas ujian kan?" ujar Elya.

Fany mengangguk. "Maaf. T-tapi dia bilang saat itu dia butuh banget uang itu. Salah satunya buat modal buka usaha katanya," jelas Fany.

"Bullshit, bullshit banget tau gak? Kenapa sih, Lo selalu bela dia? Padahal Lo sendiri tau kelakuan dia," kata Citra kesal.

CERITA ALTEZZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang