Selamat datang ✨
Selamat baca❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari libur telah usai, kini saatnya kembali beraktivitas seperti biasa. Pagi ini Elya sudah sampai didepan gerbang sekolah. Hari ini, hari pertamanya duduk dibangku SMP menjadi kakak kelas tertinggi kelas IX.
Elya melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam sekolah, ia berjalan menuju mading untuk melihat pembagian kelas.
"ELYAAA..." teriakan melengking dari Fany dan Citra yang membuat langkah Elya terhenti.
"Ngapain teriak? Salam kan lebih bagus," ucap Elya saat kedua temennya sudah berda di hadapannya.
Keduanya cengengesan tanpa dosa. "Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
"Elya, Kita sekelas loh, demi apa sih!" ucap Citra memberitahu Elya dengan senyum yang mengembang diwajahnya.
"Hah? Beneran?" tanya Elya menatap keduanya.
"Ho'oh, kelas sembilan B, kelas kita," jawab Fany.
"Yaudah yuk ke kelas habis ini kan upacara mulai," ajak Citra.
Mereka bertiga berjalan beriringan sesekali bercanda bersama.
"Lo sama Fany? Gue sendiri aja biasa," ujar Elya, sambil melirik bangku yang ada di sampingnya. Ia lebih suka duduk sendiri. Kalo bisa sendiri kenapa harus berdua? Sendiri enak bangkunya luas. Itu pikirnya.
Kring!!...
Kring!!...
Kring!!..."Tes, tes, tes. Baik untuk semua siswa berhubungan bel sudah berbunyi, sekarang dipersilahkan untuk baris di lapangan, upacara akan segera dimulai," pengumuman dari ketua OSIS.
"Nah kan udah dipanggil aja, yuk baris," ajak Elya, lalu mereka bertiga dengan murid-murid lain pun mulai berbaris di lapangan.
Sudah sekitar 30 menit, upacara sudah berlangsung dari sambutan-sabutan hingga waktu amanat upacara.
"UNTUK AMANAT, ISTIRAHAT DITEMPAT!!! GRAK!!!"
"Oke, assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, saya ucapkan selamat pagi untuk yang beragama lain. Kali ini bapak tidak akan bertele-tele, sebelumnya saya ucapkan selamat datang untuk siswa dan siswi baru kelas VII, selamat kalian telah resmi diterima di SMP ini, dan bla bla bla......"
"Tuh bapak kepsek ngomong apa aja sih? Udah vibes ceramah aja, kagak tau panas apa yah!" gerutu Fany.
"Iya katanya bentar tapi ngalah-ngalahin orang baca undang-undang," sambung Citra.
"Habis ini selesai kok, sabar bentar," tenang Elya.
"Itu Putra, kalo istirahat ditempat itu yang benar, bukannya duduk sambil makan permen gitu!! Untuk kelas IX, nakal, bandel, bolosnya dikurangi, setelah ini kalian mau ujian mau lulus, kalo gitu terus mau jadi apa kalian?"
"JADI MANUSIA LAH PAK, MAKHLUK TUHAN..." jawab siswa kelas IX serempak. Hmm gak salah sih.
"Pak gimana sih katanya suruh istirahat, yah saya duduk dong yang penting kan masih ditempat, gimana sih aneh!!!" teriak Putra. Dan tak lama terdengar tawa dari beberapa siswa.
"Kalian kalo dibilangin tuh yang nurut Putra, jangan ngebantah!! Ngebantah aja yah bisanya!! Nanti pulang sekolah temui saya. Yaudah saya rasa cukup segitu saja pidato singkat dari saya, saya akhirnya wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh."
"Akhirnya... Selesai juga nih upacara," keluh Citra.
"Iya nih. Ehh kipas hidupin dong kipas!!!" teriak putra cowo bar-bar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA ALTEZZA
Teen FictionAltezza mencintai seorang gadis tapi ia tidak ingin berpacaran, tapi juga takut kehilangan. Terlebih ia harus menuruti keinginan keluarganya untuk meneruskan pendidikannya di pesantren. Hingga bertahun-tahun telah usai. Ia kembali dengan perasaan y...